Jam menunjukkan pukul 16.00 KST. Yuna bolak-balik melihat jam di dinding. Ia merasa bosan. Di gantinya acara TV dengan tak berselera.
"Kenapa eonnie belum pulang? Sudah sore gini"
Ia meraih HP di meja depannnya dan mengetik sesuatu.***
Jimin tengah berkemas di kamarnya. Ia mengambil beberapa pakaian dan memasukkannya dalam tas. Hanya ada Jungkook di situ.
"Hyung, apa kau akan menginap di rumah lagi?" Tanya Jungkook. Ia membantu Jimin mengemas barang-barangnya."Iya. Aku akan minta ijin pada manajer untuk tinggal beberapa hari dirumah. Kau tau kan, aku jarang melakukan ini." Jelas Jimin.
"Iya. Aku mengerti. Presdir Park pasti akan senang kau tinggal dirumah" balas Jungkook.
Hp Jimin berbunyi. Ada pesan masuk.
From : Yuna
'Oppa, apa kau bersama eonniku?'Jimin berfikir sejenak, kemudian membalas pesan Yuna.
To : Yuna
'Kenapa? Apa eonnimu hilang?'Jimin tertawa membaca pesannya sendiri.
Jungkook melihat dengan heran.
"Apa ada yang lucu?" Tanya Jungkook.Jimin tak menggubris.
To : Yuna
'Tenang saja. Eonnimu tidak akan ku makan hidup-hidup. Ia lebih kuat dari pada aku ^^.Jimin mengakhiri pesannya dan segera mengambil tas miliknya.
"Aku pergi dulu ya, bye" ucap Jimin melambaikan tangan. Ia berjalan ke arah pintu.
"Bye.. hati-hati hyung" kata Jungkook.
***
"Hey.. Juju-ya"Yuju menghentikan langkahnya. Pandangannya mengedar di sekeliling halaman mencari sumber suara. Namun ia tak menemukan siapapun.
'Juju? Hanya satu orang yang memanggilku begitu' batin Yuju.
Ia melanjutkan langkahnya kembali."Hey.. kau gadis berambut panjang"
Yuju kembali menghentikan langkahnya. Pandangannya tertuju pada sosok laki-laki yang berdiri di taman dekat gedung. Memberi isyarat pada Yuju untuk mendekat.Yuju ragu. Ia masih berdiri di tempatnya tak bergerak, namun pandangannya tetap mengarah ke Jimin.
"Kemarilah. Aku sudah lama menunggumu disini" pinta Jimin.
Akhirnya Yuju menyerah juga.
Dengan malas Ia melangkahkan kakinya menuju bangku taman tempat Jimin duduk sekarang."Ada apa?" Tanyanya singkat.
"Duduklah dulu" Jimin memberikan softdrink untuk Yuju.
Yuju duduk dan menerima minumannya.
"Tadi pagi aku sudah bicara dengan ayahku" kata Jimin. Sesaat kemudian ia menenggak minumannya.
"Baguslah. Apa yang kau katakan padanya?" Tanya Yuju.
"Tidak ada yang penting. Kami hanya saling bertanya kabar" jawabnya.
"Apa kau masih marah dengan ayahmu?"
"Entahlah. Namun aku masih sungkan untuk bicara banyak dengannya. Seolah dia orang asing bagiku. Aku perlu waktu untuk terbiasa"
"Kau pasti bisa" kata Yuju penuh keyakinan.
Jimin menoleh ke arah Yuju.
"Apa maksudmu? Aku bisa apa?"
Tanya Jimin penasaran.Yuju memandang ke arah Jimin dan berkata "dia bukan orang asing. Dia adalah ayah kandungmu. Hubungan ayah dan anak tak akan bisa dipisahkan oleh apapun. Kalau kau merasa dia orang asing berarti hatimu ini ada dinding yang membatasi" kata Yuju meletakkan tangan kanannya di dada Jimin.
Mata mereka saling beradu.
Jimin mengerti apa maksud ucapan Yuju. Ia tersenyum.
"Baiklah. Aku akan mencoba merobohkan dinding itu" katanya.Yuju melepas tangannya. Ia malu.
"Oh.. maaf. Aku tak sengaja melakukannya." Katanya malau-malu."Tidak apa-apa. Aku mengerti." Jawab Jimin. "Kenapa kau bisa yakin aku bisa?" Lanjutnya.
"Karna sebenarnya hatimu menginginkan itu"
"Hatiku?" Tanya Jimin pendek.
"Apa yang akan kau lakukan semua dimulai dari hati. Asal kau punya niat pasti ada jalan" jawab Yuju.
"Wahhh kata-kata mu bagus sekali. Apa kau belajar tentang konfusius?"
"Mwo?? Tidak. Itu tidak ada hubungannya" jawab Yuju menutupi mukanya.
Jimin tertawa kecil melihat tingkah Yuju.
"Baiklah. Ayo kuantar kau pulang. Yuna mencarimu" kata Jimin segera berdiri.
"Astaga.. aku hampir melupakan Yuna" ia pegang kepalanya yang tidak pusing. Yuju kaget ia baru ingat dengan Yuna.
"Ohh.. bagaimana ini"
Ia mencari-cari sesuatu di kantong celananya. Ketemu.
"Ahh HP ku mati. Pantas saja aku tak mendengar alarm ku seharian ini" Yuju bingung mau melakukan apa. Yuju merasa bersalah karena terlalu lama meninggalkan Yuna sendirian dirumah."Tidak usah banyak perfikir. Ayooo"
Jimin segera menarik tangan Yuju dan mengajaknya berlari.***
Kini mereka telah tiba di parkiran tempat motor Yuju berada.
Jimin memandang ke arah Yuju. Memberi isyarat supaya ia segera menaiki dan menyalakan mesin motornya.
"Heol.. kukira tadi kau akan mengantarku pulang" kata Yuju.
"Yaaa... ini sama saja aku mengantarkanmu pulang. Paling tidak kau tidak pulang sendirian" jawab Jimin.
"Terserahlah. Dimanapun aku memang selalu menjadi sopirmu"
"Benarkah? Aku tak menyadari itu. Baiklah aku janji suatu hari aku gantian yang akan menjadi sopirmu" kata Jimin.
"Ah. Sudahlah" Yuju memberikan helm pada Jimin dan segera menstarter motornya pergi meninggalkan halaman besar itu.
-E20 End-
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Life ... You
Fiksi PenggemarBerawal dari sebuah kesalahan Tapi saya tidak menyesal dengan kesalahan itu Karna dalam hidupku, kamulah sejatinya untukku. - Jimin & Yuju-