part 15 ( berusaha kuat).

3.2K 64 0
                                    

Cinta bagaikan sebuah perjuangan yang tidak memiliki ujung. Cinta ibarat mata. yang ketika kita menutup mata semuanya akan terasa gelap. Begitu dengan cinta ketika kita terluka maka dunia akan terasa gelap tampa kehadirannya.
Begitulah ungkapan perasaan naura pada ayat. Pemuda yang sangat ia cintai, namun hari itu ayat telah menanamkan luka yang dalam pada ku hingga sulit bagiku untuk menerimanya kembali. Namun malam ini takdir mempertemukan aku dan ayat.
"Naura"ucap ayat dengan menoleh ke arah naura yang begitu ketakutan.
"Ya.."ucapnya dengan gelisah.
"mengapa kamu memakai kebaia pengantin, aku ingin tau" tanyanya sambil menatap naura tajam.
"Fokuslah menyetir, aku tidak ingin menceritakannya."ucapku lantang.
Ayat terdiam sejenak mendengar perkataan naura.
"Naura, hari itu aisyah"ucapnya terhenti ketika melihat tanganku mengarah untuk menghentikannya bicara.
"Cukup"ucapku tegas
"Tap.."
"Cukup ayat, aku tidak ingin mendengarkan apapun. Aku berterimah kasih karena kau sudah menolongku. Sekarang turunkan aku disini"ucapku lantang.
"Tapi disini"ujarnya terhenti
"Jika kamu tidak menurunkanku, aku akan lompat"teriak ku.
Ayat yang lemah langsung menghentikan mobilnya yang melaju.
"Naura tunggu"ujarnya sambil memegang tanganku.
Jantungku berdebar seolah_olah angin malam pun memburu nafasku.
"Hari itu..aku"ucapnya yang kembali terhenti..
"Hari..itu...hari..itu..cukup...aku nggak mau dengar apapun..dari pemuda sepertimu. Teriaku sambil mengarahkan jariku dihadapan ayat.
Dengan sekejab aku meninggalkan ayat. Namun ketika aku akan menyeberang sebuah mobil mewah dengan kecepatan tinggi melaju ke arahku. Ayat yang panik berlari menujuku dan memeluk ku dengan menutup tubuhku dipelukannya. Mobil itu dengan sekejab berhenti tampa menyentuh siapapun dari kami. Tubuhku mengigil ketakutan karena musibah yang hampir mehilangkan nyawaku dan ayat.
"Naura, kamu tidak apa-apakan, ya allah terimah kasih ya allah, engkau telah menolong ku dan Naura" ucapnya sambil menyentuh pipiku dengan tanganya. Tampa memikirkan batasan apapun tubuh kami menyatu dalam pelukan ayat.
Dengan sekejab aku mendorong ayat.
"Jangan menyentuhku" ujarku dengan tubuh gemetar. Ketika aku menghindari ayat aku menabrak seorang pria tua yang berpenampilan sangat kaya.
"Naura.."ucap pria tua itu..
"Opa"ucapku dengan terkejut.
Pria tua itu dengan sekejab memeluk ku dengan kasih sayang.
"Cucuku, kembali lah kerumah" pintah opa sambil memegang pundak ku.
"Hah..kerumah? Rumah itu adalah neraka buatku" ucapku dengan kemarahan.
Ayat yang bingung hanya mendengar perdebatan aku dan opaku.
"Jangan seperti itu cucuku, ayahmu membuhtuhkanmu"ucapnya sembari mendekatiku yang menjauh.
"Ayah?, semenjak ayah berusaha menjodohkan ku dan bercerai dari ibu, aku sudah menganggap mereka mati"..teriak ku..
Petir seolah menjadi saksi kemarahanku angin seolah mengibarkan perang. Bahwa sekarang aku sedang bertengkar dengan diriku sendiri.
"Dengarkan opa dulu, jika kau memang menganggap kedua orangtuamu meninggal, lalu apa salah opa Naura"ucapnya lemah.
Naura meneteskan airmata mendengar ucapan opanya.
Naura kembali menghampiri opanya.
"Maafkan naura opa, naura hanya tidak ingin ketemu ayah lagi"..ucapku.
"Ini akan menjadi terakhir buat ayahmu. Jika kamu membawa calon kamu itu pada ayahmu sekarang" ucapnya meyakinkanku.
Opa naura mengira jika ayat adalah calon suami naura. Naura yang terjebak ingin menjelaskan selalu di sela oleh opanya untuk bicara.
"Ta..ta..."belum habis aku bicara opa menyatukan tanganku dan ayat dan membawa kami ke mobil.
Entah apa yang akan opa tunjukan. Aku dan ayat hanya saling bertatap bingung. Sedangkan mobil terus melaju kencang tampa henti.
Beberapa saat kemudian. Mataku terpaku saat menangkap sebuah gedung yang tidak aku sukai
Penuh dengan bau yang tidak aku sukai dari kecil. Tubuhku gemetar ketika aku harus menginjakan kaki pertama kali di gedung itu.
"Opa kan tau kalau aku tidak menyukai gedung ini,lalu kenapa opa membawaku ditempat ini"bisi k ku
"Nanti kamu akan tau" ucapnya singkat.
Dengan sediki tekanan sesekali aku terkejut melihat peralatan yang ada digedung itu. Aku menoleh ketakutan dan tanganku tiba2 merangkul pergelangan ayat.
Aku tidak menyadari hal itu.
Ayat tersenyum ketika melihat naura menggandeng tangannya. Ayat melihat kebingungan dan ketakutan dimata naura. Ayat tidak mengerti mengapa naura sangat takut dengan gedung yang merupakan tempat kesembuhan untuk orang yang sakit.
Beberapa saat kemudian langkah opa terhenti disebuah ruangan. Kakiku juga ikut terhenti. Sesekali aku kembali mundur karena tidak menyukai bau rumah sakit. Namun apalah daya diriku. Aku juga penasaran dengan apa yang ditunjukan ayah.
Namun ketika kami masuk, opa terkejut melihat banyak team medis mengelilingi seorang pasien. Sesekali leherku menaik berusaha mengintip siapa dibalik ranjang itu.
"Apa yang terjadi dok" tanya opa dengan panic.
"Sepertinya dia sedang kritis saat ini"ucap dokter yang pergi meninggalkan ruangan.
Aku kebingungang siapa orang yang ingin ditunjukan opa apa kaitannya dengan diriku  dan untuk apa. Pertanyaan terus muncul dibenakku tampa menyadari tanganku masi menempel pada tangan ayat.
Hatiku sangat takut tubuhku dihantui perasaan aneh dan penuh ketakutan dibalik ruangan rumah sakit dan dibalik tubuh para team medis yang membatasi pandangaku pada pasien itu.
Sampai disini dulu ya ..
Mf baru bisa upload..czx maklumi aja penulis masih banyak problem. Hingga tidak sempat menuli.
Nanti tunggu kelanjutannya ya.
#ayat
#opa
#naura.
Siapa dibalik rumah sakit itu...?..
Mohon kritik dan sarannya..
bintang kecilnya ya...hehehehe

keperawananku (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang