Beberapa saat kemudian aku sampai bersama ayat dirumah besar yang memiliki halaman yang sangat luas. TerLihat beberapa peengawal dengan baju berseragam menjaga keamanan rumah dengan ketak.
Aku memandang sekeliling rumah yang seperti istana itu. Seolah-olah dia merasa bahwa dia pernah kerumah ini.
"Ada apa naura?"..tanya ayat dengan mengagetkan naura yang sedang menghayal.
"Rumah ini,"ucapnya yang terhenti.
"Rumah ini kenapa naura".tanya ayat..
"Sepertinya aku pernah melihat rumah ini sebelumnya.ujarnya sedikit kebingungan.
"Yah pastilah kmu sering lihat rumah ini, karena rumah ini sering digunakan untuk properti film, yuk masuk."ujar ayat tampa sadar menarik tangan Naura.
Dua sejoli yang dibatasi dengan kata benci ini. Saling menantang tatapan mereka. Naura yang tak berdaya hanya menikmati detakan jantungnya yang semakin berdebar namun ketika mengingat masa lalu antara dia dan ayat dia langsung cepat melepaskan tangannya dan mengatakan.
"Ingat, kita bukan suami istri."ucapnya dengan tegas.
Ayat menatap naura yang semakin menjauh dari kelopak matanya. Dia memandang lemah.
"Mari non," sapa seorang pembantu yang menunjukan kamar tidurku. Aku pun mengikuti pembantu tersebut.
"Yah rumahnya sangat indah"..ucap..naura dengan mata penuh kagum memandang rumah indah tersebut.
Beberapa saat kemudian pembantu membuka pintu kamarku.
Dan sungguh terkejutnya aku melihat kamar yang dihiasi dengan dekor pengantin yang indah dan tidak lain kamar itu adalah kamar yang pernah membuat aku terjebak.
"Tidak mungkin"ucapku dengan membalik tubuhku untuk keluar dari kamar itu, namun alangkah terkejutnya aku melihat seorang pemuda yang ku kenali berdiri dan memainkan kunci kamar itu.
"Ini tidak benar, aku akan teriak"ucapku dengan melangkah mundur karena pemuda itu terus mendekatiku.
"Ayat..ayat" teriaku dengan panic
"Teriaklah naura..kamar ini sudah di rancang khusus hingga suaramu tidak akan menembus dinding2 kokoh dari istanaku ini.
"Berani kamu menyentuhku, aku akan membunuhmu" ucapku lantang.
Pemuda itu tertawa mendengar jawabanku dan terus mendekatinya.
"Bagaimana ini" ucapku dengan gelisah.
"Kamu sudah menghianatiku naura, apapun yang terjadi kamu bukan milik adik ku, kamu milik ku dengar"teriaknya sambil memukul dinding yang kusandari.
"Aku sangat membecimu, karena semua ini, tapi rasa benci itu tidak sebesar cintaku padamu" ucapnya sambil menyentuh pipiku dengan tangannya.
"Jauhkan tangan kotormu itu, dasar gila" ucapku lantang sambil menggengam erat pergelangan tangan pemuda itu dengan kekuatanku. Karena berani menyentuhku.
"hmm kamu kuat juga, tapi smua itu tidak akan membuatku lemah."ujarnya sambil mengambil alih kedua tanganku dengan menyandarkannya ke dinding.
"Naura, dengar aku, jika kamu tidak meninggalkan ayat, maka kamu akan menyesal. Karena ibu dan anak itu akan terluka."ucapnya dengan lantang sambil mendekatkan bibirnya pada bibirku.
"Jangan lukai mereka, mereka adik dan ibumu"ucapku dengan lantang..
Bibir aku dan pemuda semakin dekat namun aku berusah terus menoleh menghindarinya.
"Jika kamu tidak ingin aku melukainya, tinggalkan dia dan menikah denganku" ucapnya yang semakin sadis sambil membalik tubuhku yang menghadap dinding. Nafasnya kembali menyentuh telingaku dengan hangat. Namun aku terus beronta.
"Dan jika kamu menolaknya, ingat kejadian malam itu, aku bisa melakukannya padamu kembali, tampa menikah jika kamu tidak meninggalkan ayat" ucapnya sambil mencium leherku.
Aku yang merasa geli langsung berbalik mendorongnya hingga terjatuh.
"Siapapun kamu, dengar aku baik-baik, aku bahkan bisa lebih kuat dari ini, jika seseorang melukaiku atau orang-orang yang aku sayangi. Teriak ku sambil merampas kunci yang ada ditangannya. Aditnya memandang naura penuh gairah yang berlaru meninggalkannya.
"naura..naura..perlakuanmu hari ini, membuatku lebih bersemangat untuk memilikimu" ucapnya pelan dengan tegas..
Naura dan aditya berlalu begitu saja. Naura berlari menuju keluar namun ayat menghadangnya.
"Naura kamu kenapa nangis" tanya ayat yang sangat panic melihat airmata naura.
"Aku harus pergi ayat, aku tidak mau tinggal disini" ucapnya dengan gemetar.
"Hei..tenangkan dirimu naura, apa yang terjadi"tanya aditnya dengan lembut sambil menyentuh pundak naura.
"Tenang katamu, ini tidak benar, lagian pernikahan ini hanya palsu, semuanya palsu. Bahkan penghulunya palsu, jadi lebih baik kita akhiri"ucapnya dengan tergesa-gesa.
"Ta..tapi naura, kenapa sekarang, ibu bahkan belum sehat"ucapnya sambil meyakinkan naura.
"Bagaimana lagi ayat, aku terpaksa"ucapku dengan wajah panic
"Terpaksa..kenapa naura, kenapa?..
"Karena di..dia" ucapnya terhenti karena meliahat pemuda asing itu
"Ayat"ucap pemuda itu yang tiba-tiba datang untuk menghalangi kejujuran naura.
"Kak aditya" ucapnya terkejut"..
"Oh ya kak, perkenalkan ini istriku" ucapnya dengan lembut.
"Oh...cantik, kamu tidak sia2 memilih istri"ucapnya sambil menatapku tajam.
"Kenalkan aku aditya" ucapnya sambil memberikan tangannya. Dengan mata licik.
Naura bahkan tidak mau bersalaman dengannya.
"Upz..mungkin istrimu masih agak malu dengan kakak, ucapnya sambil mengedipkan matanya padaku.
Naura yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya membeku dihadapan ayat dan pemuda asing yang ternyata bernama aditnya.
"Oh mungkin istrimu capek, bawah dulu dia untuk beristrahat.."ucapnya kembali dengan munafik.
Ayat membawa naura untuk beristrahat. Sedangkan aditya dengan kejamnya memandang ayat.
"Pernikahan palsu, ini menarik"ucap aditya dengan sangat bahagia.
*******
Oke sampai disini dulu ya readers..soalnya. mau nyelesaikan cerita baru aku..janga lupa di read juga judulnya #Bukan Gadis Korea.
N tungu kelanjutan cerita keperawanku dipart berikutnya.
#Naura
#ayat
#aditya.
Mohon kritik dan saranya ya! Juga bintang kecilnya....😊Penulis
Sofia Dj.
KAMU SEDANG MEMBACA
keperawananku (Tamat)
Romanceseorang gadis yang mempertanyakan tentang kehormatannya...