Bintang menemani hari-hari Ayat dengan kebisuan, setiap kali seseorang mendekati nya, ia tidak menoleh hanya ada lamunan dan kerinduan pada Naura.
Karirnya terus meningkat tapi hatinya tertutup untuk siapapun. Beberapa wanita berusaha mendekatinya termaksud Aisya sahabat Naura.Ketika lamunan tentang kenanngan Naura terus menghiasi pikirannya, umi tidak pernah lelah untuk menghiburnya.
"Anak ku Ayat, bisakah kau tidak menjadi begitu kaku?, kemana Ayat yang umi kenal, Ayat yang ceria dan suka sekali bicara, umi ingin kamu kembali nak".Ujar umi dengan lembuh sambil membelai pundak ayat, Namun seperti biasanya ia meninggalkan uminya tampa satu kata apapun...
"Berhenti Ayat, kamu jangan seperti ini, dia ibumu, tidak sepantasnya kamu tidak memperhatikannya lagi,Perhatikan dia seperti dulu.ujar aditya dengan tegas
Ayat hanya diam membisu, lalu melanjutkan langkahnya, karena marah aditya mendekati ayat dan menamparnya.
" Brengsek kamu, bukan seperti ini yang Naura inginkan, mengerti., kamu tau Agama dan kmu tau.bagaimana menderitanya seseorang yang sudah meninggal tapi kamu belum mengikhlaskannya..
"Tidak......Naura belum meninggal jangan pernah mengatakan itu lagi aditya, jangan.pernah, karena apapun yang terjadi pada Naura, semua adalah kesalahanmu...mengerti" teriak Ayat sambil mencekik aditya..
"Cukup nak, diak kakakmu, lepaskan ia.ujar umi.sambil berusaha.melepaskan genggaman keras ayat dileher aditya.
Tiba-tiba Ayat terjatuh berlutut di depa ibunya..
"Aku hancur, aku hidup bagaikan Mati, dia...dia yang membuat cintaku pergi...dia.."teriak Ayat sambil menangis dan menunjuk Aditya.Karena merasa bersalah aditya meninggalkan umi dan ayat.
Aditya telah menyesali semua perbuatannya. Ia menyesal karena telah merusak rumah tangga adiknya bahkan telah merampas kehormatan istri adiknya sendiri.
Aditya berusaha merubah dirinya sendiri menjadi lebih baik."Aditya" sapa ibu dari kejauhan
"Bagaimana keadaan Ayat bu?" Tanya aditya dengan matah merah karena habis menangis
"Dia sudah tenang, tapi kamu mau kemana malam-malam begini, dengan koper sebesar ini.
"Bu, aku titip rumah dan semua asetku yang disini" ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca
"Tapi ada apa Nak, jangan pergi Nak, ibu masi membutuhkanmu disini" ujar ibu sambil mengusap wajah Aditya.
"Maafkan aditya bu, selama ini sudah kasar dan sering membuat ibu menangis..maafkan aditya bu"ujarnya sambil menangis tertundung menggengam kedua tangan ibunya dan terus menciumnya dengan tangisan.
"tidak Anakku, umi tidak pernah Marah padamu, umi sangat menyayangimu, seperti kasih sayang ibu pada ayat..." ujar ibu sambil membantu aditya berdiri dari kerapuhannya.
"Makasih ibu, jadi.ku.mohon izinkan aditya pergi buu" ucap aditya dengan sedih
"Tapi"
Sebelum ibu melanjutkannya aditya mendahuluinya..
"Jika ibu ingin ayat sembuh, maka ia tidak seharusnya melihatku, dan aku juga pergi untuk melihat perusahaan ayah yang ada di luar Negeri, jadi kumohon jaga Ayat dan semua Asetku.biatkan ayat menjalani perusahaanku agar dia bisa lebih sibuk. Aku mohon buu..jika ibu menyayangiku maka biarkan aku pergi.
Umi terus menetaskan airmata tampa berkata,ia memeluk dan menciumi aditya.
Aditya memeluk ibunya dan mencium punggung tangan ibunya lalu pergi dengan kesedihan..Berhari-hari tampa kehadiran aditya,Ayat merasa legah dan tdk mengingat masa lalunya. Ia terus bekerja dan bekerja. Aisyah juga terus menemani Ayat bahkan menjadi Rekan kerja Ayat di perusahaan Aditya.
Nantikan kelanjutan kisahnya ya!
#Naura
#ayat
#aditya
By.sofia dj
Mohon kritik dan sarannya ya!!!
Bintang-bintang kecil juga ya...😊😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
keperawananku (Tamat)
Roman d'amourseorang gadis yang mempertanyakan tentang kehormatannya...