6. Pendekatan

3.9K 215 13
                                    

"Terkadang masalah yang kita anggap besar, hanya masalah kecil yang terlihat besar."

[Nathalia POV]

"H-hayy" aku sudah berada didepannya, kaki ku terasa seperti jelly, jantung ku seperti ingin lompat dari tempatnya saat berhadapan dengan cowok dingin ini.

"Lama banget sih" yaampun ini cowok, hati nya terbuat dari es kali ya?

"Yaudah sih maaf" hanya itu yang bisa keluar dari mulutku, dia sudah masuk ke mobil sedangkan aku masih diam ditempat.

"Lo ngapain disitu?masuk." Dia membuka jendal mobilnya.

"Hah?oh.. iya" entah kenapa otak ku sedang tidak berjalan baik saat ini. Memalukan.

Hening. Diperjalanan hanya ada hening, aku ingin berbicara tapi aku takut kejadian saat aku digendong ke UKS terjadi lagi, itu menyakitkan haha.

"Lewat mana ini rumah lo?gue kan gatau, jangan bengong terus"

"Eh?ah iya itu belok kiri" aku menggerutu dalam hati, kalau tidak berniat mengantar pulang mending tidak usah dari pada aku selalu di omeli seperti ini.

aku tidak bisa memungkiri kalau aku senang berada dalam satu mibil dengannya, tapi apa motif nya ingin mengantar ku pulang?

ini semua tidak bisa dibiarkan, setiap bertemu dengannya jantung ku seperti melompat-lompat, ini tidak baik untuk kesehatan jantungku, aku harus menanyakan ini pada mamah!

"Weyy" aku tersadar dari lamunan ku karena sebuah tangan yang melamba-lambai tepat di depan mata ku.

"Udah sampe, jangan bengong terus kesambet aja lo" ternyata itu si manusia es. Aku tidak sadar kalau sudah sampai, aku turun dari mobil, tapi kevin tetap didalam mobil.

"Ngga mau mampir dulu?" Tanya ku

"Engga, buru-buru ada urusan, yaudah gue pulang ya byee" kevin pergi dengan mobilnya

Aneh, dia sudah pergi pun jantung ku masih berdetak dua kali lebih cepat.

"Liaa pulangg" aku berteriak saat masuk kerumah, kebiasaan lama.

"Eh udah pulang, kamu mandi dulu gih nanti kesini lagi temenin mamah nonton film ya"

"Iya mah"

Selesai mandi aku pergi ke ruang tamu untuk menemani mamah menonton film dan menanyakan soal jantung ku itu.

"Mah, lia mau nanya dong"

"Mau nanya apa dek?" Mamah berbicara pada ku tapi mata nya tetap fokus pada film yang sedang ditonton nya.

"Emmm, lia kenal cowok mah .. " belum selesai berbicara mamah sudah memotong nya.

"Apa?! Kamu udah punya pacar?siapa namanya?ko gapernah ajak kerumah?" Mamah memekik kesenangan.

"Mamah dengerin dulu sampe selesai kebiasan deh" kata ku

"Oh iya maaf yaudah lanjutin" mamah terlihat menahan tawa nya.

"Lia kenal cowok, nama nya kevin. Dia dingin banget sama orang mah, setiap ngeliat dia lia deg-deg an terus. Terus sifat dia ke lia tuh beda, dia sedikit lebih banyak ngomong kalo sama lia, poko nya lia selalu deg-deg an kalo ngeliat dia, kenapa ya mah?" Aku menjelaskan dengan perasaan campur aduk.

"Kamu suka sama dia! Iya pasti, kamu suka sama dia!"

"Masa sih mah? Tapi aku baru kenal sama dia, masa udah suka aja?" Aku tidak habis pikir dengan pemikiran mamah ku.

"Cinta pada pandangan pertama dek hahaha"

"Ih mamah aneh suka aja belum tentu, ini lagi cinta" aku langsung melongos pergi meninggalkan mamah

"Ih dek kan mamah minta temenin nonton film nya"

"Gamau udah bete duluann" aku memasuki kamar dan merebahkan diri dikasur, hingga aku terbawa ke alam mimpi.

.....

[kevin POV]

Entah sejak kapan aku mulai menaruh perhatian pada nya, mungkin pada saat dia dihukum ke kelas ku. Awal nya dia terlihat biasa saja, aku tidak melihat ada yang istimewa pada gadis itu hingga membuat anak lelaki dikelas ku selalu membicara kannya. Tapi saat aku disuruh menaruh buku-buku bu farah diperpustakaan dengannya.
Entah kenapa saat berdua dengannya jantung ku berdetak dua kali lebih cepat dari biasa nya. Sampai tiba-tiba dia berbicara "emmm eh boleh nanya ga?" Saat itu aku terlalu gugup, sampai yang keluar dari mulut ku hanya kata "engga." Aku melihat wajahnya yang terkejut dan memerah itu, sangat menggemaskan. Sampai tiba-tiba dia terjatuh entah karena apa, seperti nya dia tersandung oleh kaki nya sendiri hingga buku yang dibawa nya jatuh berserak kan. Aku tiba memperdulikan buku nya yang berserak kan, mata ku melihat kaki nya yang mengeluarkan darah segar. Tanpa pikir panjang aku langsung membawanya dalam gendongan ku.
"Eh eh lo mau ngapain?" Dia bertanya dengan pipi nya yang memerah. Yatuhan betapa menggemaskannya gadis ini.
"Ke UKS kaki lo berdarah" jawab ku singkat, mencoba membuat suara ku sebiasa mungkin. Sebenarnya aku juga gerogi, aku hanya berharap dia tidak mendengar suara jantungku.
"Gausah gapapa ini gasakit ko" dia tetap kukuh, padahal darah yang keluar dari kaki nya lumayan banyak.
"Diem gausah ngebantah." Dia langsung terdiam saat aku mengatakan itu.

Saat sampai di UKS aku menaruhnya disofa dan mengoleskan alkohol ke kaki nya, dia tidak mau menatap ku, dia tidak tau bahwa aku sedang mencoba mengendalikan detak kan jantung ku, ini sangat aneh. Aku tidak pernah merasa seperti ini saat bersama gadis lain, bahkan pada saat bersama gadis yang pernah menorehkan luka yang teramat dalam itu pun tidak mampu membuat jantungku tidak karuan seperti ini.
Saat selesai memoleskan alkohol ke luka dikaki nya, dan menempelkan hendsaplast aku pergi meninggalkan nya di UKS.

Keesokan hari nya aku pulang bersama nya, entah apa yang ku fikirkan saat mengajak nya pulang bersama ku, tapi yang jelas aku senang berada satu mobil dengannya. Dia terus saja melamun, saat aku menanyakan arah pun dia tidak merespon. Saat sampai dirumahnya, dia mengajak ku mampir dulu tapi aku masih tidak mempunyai mental yang kuat. Aku langsung pergi dengan alasan ada urusan, padahal aku tidak ada urusan apa-apa.

-0-0-0-

aku gatau mau ngomong apa lagi, pokonya ini cerita abstrud bangett😢😢 aku mulai gapercaya diri sama cerita ini😢

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang