"Berteman dengan banyak orang itu memang perlu. Tapi sebelum memilih orang untuk diajak berteman, lihat dulu apakah dia pantas untuk dijadikan teman atau tidak."
[Author]
Kevin sedang memegangi ponsel nya. Dia sedang mengetik pesan untuk lia
To : Lia
"Li maaf ya hari ini ngga berangkat bareng dulu, gue ada urusan."Tidak sampai 5 menit, lia membalas pesan kevin
From : lia
"iyaa gapapa vin gue berangkat sama papah aja"Kevin menghela nafas lega, dia menuju mobilnya. Menjalankannya dengan kecepatan sedikit kencang. Tangannya mencengkram stir kuat.
Dia sampai didepan rumah minimalis tapi elegant . Seorang gadis yang memakai seragam sekolah sama dengannya keluar dari rumah itu, dia terus saja memeluk lengan kiri kevin tidak perduli bahwa kevin sedang mengendarai mobil.
Kevin memberhentikan mobilnya disuatu tempat yang terlihat agak sepi.
"Turun." Ucap kevin dingin.
Gadis itu turun dari mobilnya dengan wajah bingung.
"Kok berenti disini vin? Kan sekolahnya masih didepan" tanya gadis itu bingung."Gue mau nanya sama lo baik-baik. Lo apain lia?" Tanya kevin to the point .
Gadis itu terlihat terkejut, tetapi dia langsung merubah mimik wajahnya dari wajah sok imut menjadi wajah arogant. Yap, gadis itu adalah resti. Orang yang telah membuat lia terluka."Oh jadi dia ngadu sama lo?haha dasar tukang ngadu."
"Gue tanya sama lo. Lo apain lia?!" Tanya kevin geram. Dia mengepalkan tangannya kuat, dia tidak mungkin menghajar wanita kan?"Ga gue apa-apain kok. Cuma gue kasih peringatan supaya ngga kecentilan sama lo" jelas resti dengan seringaian nya.
"Emang lo siapa larang-larang dia deket sama gue?lo.bukan.siapa-siapa.gue.lagi." jelas kevin dengan menekankan diakhir kata.
Kevin langsung meninggalkan resti ditempat itu juga, masa bodo dengan bagaimana cara gadis itu kesekolah, dia bisa jalan kaki.Tanpa kevin sadari, lia melihat semua kejadian itu dari kejauhan. Sebelum kevin pergi meninggalkan resti, lia sudah pergi duluan. Dia tidak melihat kejadian saat kevin meninggalkan resti sendiri.
"Ternyata urusan sama dia." Gumam lia sambil tersenyum getir. Kenapa hatinya terasa sangat sakit melihat itu?
"tenang lia,mungkin dia cuma ada urusan, galebih." Lia mencoba menguatkan hatinya.
saat sudah didepan gerbang sekolah, ada yang memanggil nama nya. Lia menoleh, dia menyipitkan matanya mencoba mengingat wajah seseorang yang memanggilnya itu."Ehh arya. Kenapa?" Tanya lia saat sudah mengenali orang itu. Orang itu adalah salah satu temannya kevin, lia hampir melupakannya karena saat makan dikantin waktu itu dia terlalu pendiam.
"Gapapa hehe. Lo baru sampe?" Tanya nya sambil berjalan disamping lia.
"Iya nih" jwab lia singkat.
"emm li, boleh nanya?" Arya telihat ragu-ragu.
"Boleh, mau nanya apa?" Lia dan arya masih terus melanjutkan jalannya.
"Lo.. pacaran sama kevin?" Pertanyaan arya membuat lia terkejut.
"Enggak.. kata siapa?" tanya lia dengan muka memerah menahan malu, entah kenapa lia harus malu mendengar pertanyaan kevin.Saat arya ingin berbicara, tiba-tiba kevin datang dengan cengiran khas nya. Dia berjalan ditengah-tengah arya dan lia, Merangkul kedua orang itu. "Hayoo ngomongin apa, ngomongin gue yaa?"
Lia memutar bola mata nya malas, kadang kevin bisa menjadi sangat narsis seperti ini.Lia menyikut perut kevin pelan hingga membuat kevin meringis.
"Kurang-kurangin PD lo vin." Ujar lia, kevin hanya cemberut mendengar penuturan lia itu. Arya langsung terdiam saat kevin datang, kevin mengerutkan kening bingung dengan sifat arya yang sangat berubah itu. Apa dia berbuat salah dengannya?"Gue duluan ya vin,ar dahhh" lia sudah siap berbelok karena kelas mereka lumayan berjauhan. "Gue anter yu li, ar lo duluan aja kekelas" kevin pergi bersama putri meninggalkan arya yang menatap kevin jengkel.
Kevin dan lia sampai didepan kelas 11 IPA 2 , banyak anak perempuan dikelasnya yang menatap iri ke lia tapi lia tidak menggubris nya, dia tidak terlalu perduli dengan tanggapan orang-orang, yang penting dia senang. "yaudah li gue kekelas ya, lo belajar yang bener." kevin mengacak rambut lia dengan lembut dan tersenyum sangat manis. anak-anak perempuan yang ada disekitar nya histeris melihat senyum kevin yang sangat manis itu. Dari sekian lama nya kevin tidak pernah menampilkan senyum yang sangat manis itu akhirnya kevin menampilkannya didepan lia, kevin tidak tau bahwa lia sedang mengendalikan jantung nya yang seperti sedang kampanye itu.
"Engga ah, gue mau ngelamun aja biar dihukum ke kelas lo lagi" canda lia yang membuat kevin terkekeh.
"Boleh juga itu." Kata kevin masih dengan kekehan manisnya......
Saat ini kelas lia sedang tidak melakukan kegiatan belajar mengajar alias free class . posisi lia sekarang adalah sedang duduk disamping putri, sedangkan gita duduk didepannya menghadap ke arahnya, sebelumnya lia dipanggil keruang Bimbingan Konseling karena masalahnya dengan resti. Resti di skors tiga hari, karena bagaimanapun resti yang memulai perkelahian itu. Sedangkan lia mendapat surat peringatan.
"Okey kita mulai rapat kali ini." kata putri dengan nada yang dibuat seserius mungkin.
Lia dan gita mendengarkan tak kalah serius."Jadii gini.. " entah kenapa lia merasa tidak tenang mendengarkan kata yang akan diucapkan putri.
"Dulu tuh, si resti. Yang mukul lo waktu itu li, dia sebenernya mantannya kevin." Lia bisa mendengar suara 'kretek' dihatinya.
Entah kenapa hatinya sangat sakit mendengar itu.
"Pas kelas 10 kevin pacaran sama resti, dia udah saling kenal dari smp. Tapi baru pacaran pas kelas sepuluh, dulu kevin sayang banget sama restii.." lia merasakan matanya memanas yang menandakan akan ada air yang jatuh dari mata bulat indahnya itu.
"Li lo yakin mau dengerin ini?" Kata putri khawatir, dia melihat mata lia yang sudah berair. "Iya yakin, udah lanjutin" kata lia kukuh, hati dan otaknya tidak sejalan. hati nya menyuruh nya untuk tidak mendengarkan kelanjutan nya, tapi otaknya penasaran.
"Kok gue yang ga yakin ya put." Kata gita sambil meringis.
"Lanjutin put!"
"Yaudahh, dulu kevin sayang banget sama resti. Mereka keliatan banget bahagia, dulu juga resti ga kaya sekarang li. Dulu dia ramah, gapake-pake makeup kaya sekarang. Tapi pas pengen naik kelas sebelas mereka putus, gue gatau kenapa. Dan saat mereka putus, sifat kevin jadi tambah dingin sama cewek. Baru sekarang lagi pas kenal lo dia gabegitu dingin kaya dulu." Jelas putri panjang lebar, saat itu juga dia melihat mata lia mengeluarkan air. Putri dan gita langsung kelabakan "aduh li jangan nangis dongg, itu kan cuma masa lalu doang." Kata gita sambil mengelus-elus tangan lia.
"Gatau git,put gue rasa nya mau nangis aja gatau kenapa." Kata lia sambil mengusap air matanya.
"Yaudah gausah sedih, lagi pula juga kevin udah ga deket lagi kan sama resti, dia suka nya sama lo li." Lia mendelik tak suka ke arah putri .
"Sok tau, kata siapa dia suka sama gue?emang dia pernah bilang sama lo?" Tanya lia.
"Yaelah gausah ngomong juga gue tau kali li, sifat kevin ke elo beda sama sifatnya ke cewek lain."
Lia terdiam, hati nya menghangat mendengar penuturan putri. Apakah mungkin kevin menyukainya? Entah lah, dia tidak suka berasumsi.....
Kevin sedang bermain candy crush dibawah meja saat pak rasdi sedang menjelaskan pelajarannya, hanya kevin yang berani melakukan itu. Pak rasdi menyipitkan matanya melihat kevin yang sedang menundukkan wajahnya dengan kedua tangan dikolong meja. "KEVIN!!" bentak pak rasdi yang membuat kevin terkejut.
"Astagfirullah pak jangan ngagetin gitu dong. Untung saya gapunya riwayat penyakit jantung, kalo punya bisa berabe. Bapak mau tanggung jawab?" Tanya kevin yang membuat satu kelas menahan tawanya.
"Kamu lagi main game ya?sudah berapa kali saya bilang jangan main game saat pelajaran saya!" Kata pak rasdi dengan nada tinggi nya itu.-0-0-0-
Part ini dibagi dua ya.
Part dua nya langsung di post kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush
Teen Fiction[SELESAI] Nathalia sudah melupakan masa lalunya. Dia sudah berusaha mati-matian untuk melupakan masa lalu nya. Dia fikir dia sudah berhasil membuang masa lalu nya yang menurutnya sangat menyedihkan itu saat dia pindah ke SMA Angkasa. semua sudah...