Lia tidak bisa fokus mengikuti pelajaran bu rita. Ia terus saja melamun memikirkan resti. Lamunannya harus berhenti saat suara tajam bu rita memanggil lia.
"Nathalia coba jelaskan kembali apa yang ibu terangkan barusan." Lia gelagapan.
"Suatu benda dapat dikatakan bergerak lurus jika kecepatan tetap dan percepatan nol." Jawab lia dengan percaya diri. Ia sudah yakin jika jawabannya kali ini benar!
Teman-temannya langsung tertawa mendengar jawaban lia. Ia melirik sekitar. Putri dan gita sudah geleng-geleng kepala duluan melihat tingkah lia.
"Kita sedang membahas besaran vektor dan dimensi bukan kinematika lia. Kamu tidak memperhatikan pelajaran ibu. Ayo ikut ibu kamu akan ibu hukum."
"Yah bu masa dihukum lagi? Saya bosen bu dihukum terus."
"Salah kamu sendiri tidak memperhatikan penjelasan ibu! sudah ayo ikut ibu!" Lia hanya bisa pasrah, ia mengikuti langkah bu rita yang khas dengan bunyi ketukan sepatu hak 4 cm nya. Siapa pun pasti tau suara ketukan sepatu bu rita.
Lia dan bu rita berhenti didepan kelas 11 IPA 4, kelasnya kevin. Lia mengernyit bingung. "Kita ngapain disini bu?" Tanya lia hati-hati.
"Kamu ikutin pelajaran dikelas ini. Mumpung yang ngajar dikelas ini adalah pak gatot. Kamu pasti bakal merhatiin pelajaran pak gatot kan?"
Mampus! Lia menggerutu dalam hati. Kenapa harus pak gatot dari sekian banyak guru disekolah ini?
Bu rita mengetuk pintu lalu masuk bersama lia. Lia sudah ciut duluan melihat tatapan maut pak gatot, tatapan super mengerikan yang pernah lia lihat. "Pak saya nitip lia ya. Dia tidak memperhatikan pelajaran saya" ucap bu rita dengan sangat lembut. Kemana bu rita yang menyeramkan tadi?
"Baik bu." bu rita pergi meninggalkan lia yang sudah komat kamit dalam hati.
"Budi kamu pindah kebelakang. Biar lia duduk didepan. Lia kamu duduk ditempat budi." Lia melotot. "Pak jangan ditempat budi ah saya gamau."
Pak gatot melotot kan mata nya kearah lia. Lia langsung berlari duduk ditempat budi. Ia merasa de javu, hanya saja kali ini yang sedang mengajar di kelas kevin bukan malaikat lembut (bu farah) melainkan macan kelaperan. Ia jadi mengingat pertama kali ia bertemu kevin. Ia tersenyum sendiri jika mengingat pertemuannya itu, bagaimana ketus nya kevin, bagaimana kevin menggendongnya karena kaki nya terluka.
Lia menolehkan kepala nya kebelakang dimana tempat duduk nya kevin. Kevin sedang menundukkan kepala nya entah sedang ngapain. "Lia liatin apa kamu?!" Bentak pak gatot. Leher lia sampai sakit karena menengokkan kepala nya dengan cepat.
"Aduh pak jangan teriak-teriak gitu dong, untung saya gapunya riwayat penyakit jantung. Kalo saya punya ri-- "
"Gausah ngejawab kamu kalo dibilangin!" Lia diam, tapi dalam hati ia menggerutu astagfirullah tadi nanya, dijawab malah diomlin. Sabar li sabar.
"Iya pak."
.....
Lia, kevin, putri, jerry, gita dan yoga sudah berkumpul dikantin. Sekarang mereka sudah seperti .. geng. Mungkin?
Mereka mengobrol dan sesekali tertawa karena lelucon yang jerry lontarkan tetapi tidak dengan lia. Ia terlihat diam dan melamun saja sedari tadi.
Kevin memperhatikan lia yang terus saja melamun. Jiwa nya seperti menghilang dari tubuhnya. "Li?" Panggil kevin dan tidak direspon oleh lia. "Liaaa?" Panggil kevin sekali lagi. Lia langsung tersentak, ia menatap kevin bingung. "Kenapa vin?" Tanya lia bingung.
"Lo kenapa sih?itu kenapa makanan nya ga dimakan?mau gue suapin?" Semua yang ada dimeja itu pun memperhatikan lia.
Lia langsung kelimpungan. "Gapapa kok, ini gue makan" ia mengambil sendok yang ada dimangkok yang berisikan soto lalu memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush
Teen Fiction[SELESAI] Nathalia sudah melupakan masa lalunya. Dia sudah berusaha mati-matian untuk melupakan masa lalu nya. Dia fikir dia sudah berhasil membuang masa lalu nya yang menurutnya sangat menyedihkan itu saat dia pindah ke SMA Angkasa. semua sudah...