33. Jenifer Go

2.3K 152 24
                                    

Lia dan putri pindah tempat duduk. Ia membiarkan resti duduk sendirian sambil menunggu jenifer sampai.

Setelah menunggu kurang lebih lima menit, akhirnya jenifer datang. Ia duduk berhadapan dengan resti. Lia dan putri juga sudah memakai masker wajah yang biasa digunakan untuk menghindari debu agar jenifer tak mengenalinya.

"lo sendirian aja?" Tanya jenifer pada resti. Resti mengangguk yakin. lia sampai takjub dengan bakat akting resti.

"Lo mau ngomongin apa?rencana buat jahatin lia lagi?" Tanya resti to the point.

"Betul sekali haha. Ini kaya nya bakal jadi rencana terakhir gue buat jahatin lia soalnya minggu depan gue harus balik kejerman dan mungkin gaakan balik ke indonesia lagi." Resti langsung mengerutkan alis nya tanda bahwa ia bingung.

"Kenapa?ngapain balik ke jerman?"

"Bokap gue harus ngurusin perusahaan nya yang disana. Nyokap
Gue juga butik nya yang disana kaya nya ga bisa ditinggal. Jadi gue bakal tinggal dijerman dan ga balik keindo lagi." Ucap jenifer sambil mengeluarkan sesuatu ditas nya. Resti memperhatikannya sambil menerka-nerka apa lagi kali ini yang akan jenifer lakukan.

Jenifer manaruh satu botol kecil entah apa isinya. "Gue mau lo taro ini diminuman atau makanannya lia." Resti membelalakan mata nya, apa ini sejenis racun? "Apaan nih?wah gila lo. gamau gue!" Ucap resti dengan sedikit menaikkan nada suaranya.

"Gausah teriak-teriak! Ini terakhir. Gue gaakan ganggu lia lagi. Seterah lo deh lo mau apain tuh anak"

Resti tak habis pikir dengan jalan pikiran jenifer. Apa sampai segitunya ia membenci lia? Gengsi nya terlalu besar. "gila lo jen. Mending gausah gini-ginian deh. Lo gamau pergi ke jerman tenang aja gitu? Mending lo lupain deh dendam lo sama lia, masa cuma gara-gara lo dimalu-maluin pas pensi sekolah aja lo sampe ada niat mau ngeracunin orang gini" resti langsung menutup mulutnya. Ia ke bablasan berbicara tentang masa lalu jenifer dan lia.

Jenifer langsung menatap resti penuh curiga membuat resti merutuki dirinya sendiri. "Kok lo tau gue pernah dimalu-maluin lia pas pensi?gue kan gapernah cerita sama lo?" Tanya jenifer sambil menatap resti mengintimidasi. Resti kikuk. Bingung ingin menjawab apa.

"Eumm,.. itu.. kan waktu itu lo pernah cerita sama gue ngaco pas pertama kali ketemu. Masa lo lupa sih? Pikun ah haha" resti berucap dengan sesantai mungkin.

Sedangkan lia dan putri hanya bisa menerka-nerka apa yang dibacarakan resti dan jenifer. Obrolan mereka tak terdengar karena jarak meja mereka cukup jauh. "Ih mereka ngomongin apasih? Kepo akut nih gue." Ujar putri frustasi sendiri. "Udah diem lo berisik, nanti juga resti bakal cerita."

Jenifer nampak berfikir, mengingat-ingat apa ia pernah mengatakannya pada resti apa tidak. Tapi ia tidak ingat apapun. "Kok gue gainget ya?" Tanya jenifer pada dirinya sendiri.

"Lo lupa kali." Resti mengambil botol kecil yang ada dimeja. "Emang ini isi nya apaan? Ga bikin mati kan?" Tanya resti sambil melihat-lihat botol yang ada digenggamannya.

"iya kali ya? Bodo ah. Itu obat biar dia mules-mules selama seminggu penuh. Pokonya lo harus taro ini dimakanannya dia oke?" Jenifer bangun dari duduk nya. Ia merapihkan tas sling bag nya lalu bersiap pergi. "Yaudah gue pergi dulu. Semoga berhasil restiku" setelah mengatakan itu, jenifer pergi.

Lia dan putri segera menghampiri resti dengan rasa penasaran. Mereka membuka masker nya. "Anju gerah banget pake beginian gabisa napas gue" entah kenapa putri hari ini banyak bicara.

"Ngeluh mulu lo ah. Gimana res? Dia ngomong apaan?" Resti memberikan botol kecil itu ke lia. "Dia nyuruh gue naro ini ke makanan lo. Biar lo mules-mules selama seminggu." Resti tertawa terbahak-bahak membayangkan lia bolak-balik kamar mandi selama seminggu penuh.

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang