16. Ancaman

2.8K 136 3
                                    

"Membalas dendam itu seperti memegang bara api dengan bermaksud melemparkannya pada orang lain, yang pertama terbakar dan sakit ya diri kita sendiri."

[Author]

Kevin bisa gila! Kenapa hari ini dia sial sekali? Lia marah pada nya, dan esok dia harus memanggil orangtua untuk menemui bu cici. Kevin bersumpah hal terakhir yang diinginkannya adalah kekecewaan mamahnya. Jika dia tidak bisa membuat bangga mamahnya, setidaknya dia tidak mengecewakannya.

Dia sedang berjalan menuju kelasnya lia untuk pulang bersama. Saat dia sampai didepan pintu kelas lia, saat itu juga lia keluar bersama gita dan putri.

"Yuk li pulang."

"Muka lo kenapa vin?kok memar-memar gini?" Tanya lia khawatir

"Gapapa, yuk pulang." Kevin langsung menggandeng tangan lia.

"Ngapain gandeng-gandeng?" Lia tidak beranjak dari tempatnya.

"Yaampun li, lo masih marah?gue cuma bercanda tadi." Kevin sudah sangat pusing dengan hari ini.

"Gue masih kesel vin!"

"Yaudah lah! kalo gamau pulang gue pulang sendiri!" Tanpa sadar kevin membentak lia, dan meninggalkan lia yang mengerjap tidak percaya. Dia sedang menahan air matanya yang berdesakkan ingin keluar itu agar tetap pada tempatnya. Tapi tidak berhasil, air matanya tetap saja jatuh dengan mulusnya.

dia memukul-mukul dada nya yang terasa sesak itu, kenapa sangat sakit saat kevin memarahinya seperti tadi? Apa dia sudah kelewatan ngambeknya hingga kevin seperti itu?
Putri dan gita sudah pulang sejak tadi, jadi dia tinggal sendiri didepan kelas.

Saat sedang berjalan melewati koridor, resti memberhentikan langkahnya. Lia memandang resti malas, suasana hatinya sedang tidak bagus untuk bertengkar.

"Minggir lo. Gue ga mood berantem sama lo" lia bergegas meninggalkan resti. Saat lia belum pergi terlalu jauh, kata-kata resti membuat tubuh lia membeku.

"Ohh jadi ini anak yang disekolahnya dulu tukang ngebully orang."  Tubuh lia menegang, dia memutar tubuhnya untuk berhadapan dengan resti. Yang di tatap nya hanya senyum kemenangan.

"Kenapa?kaget?" tanya resti

"Lo tau dari mana?!" Jika sudah menyangkut masa lalu nya, Lia sudah tidak berdaya. Dia sudah mencoba sekuatnya untuk mengubur dalam-dalam masa lalu nya yang sangat buruk itu.

"Hmm. Tau dari mana ya?" Resti pura-pura berfikir, dan menurut lia muka nya minta sekali di tinju.

Tiba-tiba resti mengeluarkan amplop coklat yang tadi jenifer berikan. Dia mengeluarkan satu foto yang ada didalam amplop tersebut dan menunjukkan nya pada lia. Mata lia membulat, difoto itu terdapat foto dimana lia sedang menyiramkan tepung kepada seorang cewek nerd.

"Mau lo apa sih?!" Tanya lia kesal.

"Mau gue? Mau gue lo jauhin kevin!" Lia langsung bungkam, dia baru saja berpacaran dengan kevin. Apa dia bisa menjauhi kevin?

"Gue ga bisa kalo jauhin kevin." Kata lia sendu. "Please gue mohon jangan ungkit-ungkit masa lalu gue."

Resti yang mendengar seketika langsung kesal. "Oke kalo lo gamau jauhin kevin, jangan harap ada yang mau temenan sama lo besok." Resti langsung pergi meninggalkan lia yang sudah menangis itu. Dia sangat menyesali perbuatan nya dimasa lalu.

.....

Kevin mencengkram stir kemudi dengan kencang, dia langsung kepikiran lia. Kenapa dia melampiaskan amarah nya ke lia, dia sudah berjanji tidak akan menyakiti perempuan tapi sekarang dia melanggarnya.

"Bego!Bego!Bego!" kevin memukul stir mobilnya dengan kencang. dia menepikan mobilnya lalu mengambil ponselnya untuk menelfon lia.
Telfonnya tersambung tapi tidak diangkat. Tanpa pikir panjang kevin memutar balikkan mobilnya menuju sekolahnya, dia ingin memastikan apakah lia sudah pulang atau belum.

Saat sudah sampai dikoridor sekolah, kevin merasa jantungnya seolah ditikam oleh belati tak kesat mata. Disana, lia sedang berjongkok dan menangis tersedu-sedu sambil menutup matanya dengan tangan.

Kevin langsung menghampiri lia dan memegangi wajahnya agar menatapnya, lia terlihat terkejut. Tapi selang beberapa detik, lia langsung memeluk kevin erat, seolah tidak ingin kevin pergi kemana-mana.

"Vinn... maafin.. guee" perkataan lia terpotong-potong karena isak tangisnya, entah kenapa lia sangat takut kehilangan kevin.

"Sstt.. gue yang harusnya minta maaf udah ngebentak lo tadi, maaf ya gue ga maksud." Lia menggeleng masih dengan tangisaannya.

"Lo gamau maafin gue li?" Tanya kevin.

"Ihh bukan.. bukan,, gitu. Maksud gue lo gasalah, gue yang salah. Maafin gue vin." Lia tetap menangis dipelukkan kevin tidak perduli kalau baju kevin sudah basah karena air matanya.

"Yaudah yuk pulang, eh ke kedai es krim dulu deh, kan kemarin gue janji mau traktir lo eskrim" kevin tersenyum dengan manis.

Lia langsung mendongakkan wajahnya, mata nya berbinar mendengar kata eskrim. "Ayo vin" lia langsung menarik tangan kevin semangat.

.....

Saat ini lia sedang memakan eskrim nya dengan semangat, kevin tersenyum geli melihat lia yang sangat bersemangat itu.

"Pelan-pelan li."

"Ini eskrim nya enak banget vin, nih cobain." Lia menyendok eskrim nya dan menyuapi nya ke kevin, tidak ada penolakkan dari kevin.

"Enak kan?" Kevin hanya mengangguk sambil tersenyum.

Setelah selesai makan eskrim dan membayarnya, lia dan kevin pergi dari kedai itu. Kevin mengacak-acak rambut lia gemas. "Kaya anak kecil banget sih kalo lagi makan eskrim"
Lia hnya memeletkan lidahnya.

Saat diperjalanan pulang, lia ingin menanyakan sesuatu ke kevin. "Vin?"

"Iya kenapa li?" Tanya kevin tetapi matanya tetap fokus pada jalanan.

"Kalo gue ngelakuin sesuatu yang buruk banget dimasa lalu, lo bakal gimana?" Tanya lia ragu, kevin langsung menoleh ke arah lia, tetapi tak lama mata nya kembali fokus ke jalanan yang terbilang cukup ramai itu.

"Kenapa?kok nanya gitu?" Lia membatalkan niatnya ingin bercerita tentang masa lalu nya pada kevin, bukannya dia tidak mau berbagi cerita dengan kevin, dia hanya takut saat kevin mengetahui sikap nya yang dulu, kevin akan meninggalkannya.

"Gapapa kok, muka lo kenapa bisa gitu?gantengnya berkurang tau hahah" lia tertawa renyah.

"Berantem tadi" jawab kevin singkat.

"Sama siapa?" Lia banyak tanya sekali.

"sama arya, gue heran sama dia, gue nanya dia baik-baik. Terus dia nonjok gue sambil bilang kalo gue nikung dia, maksudnya apaan ya li?" Tanya kevin bingung dengan sikap arya yang sekarang.

"Gue gatau masalah gitu-gituan vin hehe" lia dan kevin sampai dirumah lia. "Ayo masuk dulu vin, bersihin luka lo dulu biar ga infeksi"

-0-0-0-

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang