Delapan

865 65 9
                                    

TARLABANG
(Kena Paku)

Debb kembali memandang pantulan dirinya di cermin, untuk ke sekian kalinya.

Sebelumnya, tak pernah terpikir sedikit pun kalau bertemu Henokh akan menjadi seribet ini. Dia harus beberapa kali mengganti pakaian, dan rasanya tidak ada yang cocok. Belum lagi debaran-debaran di dada yang riuh tanpa ampun.

Lagian ngapain sih Abi harus pulang ke Jakarta? Kalau enggak kan, dia gak perlu bertemu Henokh. Biar di kontrakan aja nonton serial Glee.

"Do you really have to go?" kata Debb pagi tadi ketika mengantar Abi ke bandara.

"Eh, monyong. Yang Ratu Drama itu, gue. Bukan elo! Ngomongnya udah kek di drakor aja lu! Lagian, kakak gue merit, masa gue gak pulang sih? Dibayarin lagi, tiketnya!" Abi tertawa garing.

"Tapi, lu ninggalin gue di negeri antah-berantah ini, dodoolll! Kalau gue dijual abang angkot gimana?"

"Pertama, lu punya banyak duit. Jadi, lu gak usah naik angkot ya sayaaanggg." Abi menggunakan nada sayang yang drama. "Kedua, lu punya abang iban. So, call him. That's a pariban what for! Udah ah, gue mau masuk waiting room. Take care, haniii."

Hufhh! Debb menghembuskan napas sambil kembali memandang bayangannya yang kini sudah mengenakan baju yang lain. Shit? Mengapa semua baju ini terlihat mengerikan?

Kabar baiknya, Henokh langsung mengerti ketika tadi Debb menelepon pria itu dan 'curhat' tentang Abi yang balik ke Jakarta.

"Kalau gitu, gimana kalau iban temani aku aja di Rumah Sakit jaga Duma? Biar kujemput. Daripada bengong di rumah sendirian?" Kata Henokh di telepon, seolah mengerti pikiran Debb.

Tentu saja Debb langsung setuju. Menemani iban di rumah sakit akan jauh lebih baik, daripada terbodoh sendirian di kontrakan.

Lalu, masalah pun muncul ketika dia harus memutuskan, baju mana yang harus dipakai.

And believe me, it's hard as hell!!

***

Debb kini sudah ada di belakang Henokh di atas sepeda motor, dan bingung bagian mana dari tubuh pria itu yang harus dipegang. Pinggang? Paha? Bahu? Argghhh ... Kenapa tiba-tiba segala hal yang berhubungan dengan Henokh harus seribet ini?

"Udah iban? Kita berangkat?" Henokh menanyakan kesiapan Debb.

"Oh, oke!" kata Debb sambil akhirnya memilih untuk meremas sisi jaket di kiri-kanan tubuh Henokh sebagai pegangan.

Untung juga tadi dia akhirnya memilih untuk mengenakan setelan kasual, sehingga cukup nyaman dan cocok dengan drama bertema sepeda motor ini.

Setelah pergumulan batin yang teramat melelahkan (tssssahhh), akhirnya tadi Debb memutuskan untuk memakai kemeja katun bermotif kotak-kotak yang didominasi warna merah, dengan kalung berliontin kupu-kupu. Untuk bawahan, pilihannya akhirnya jatuh pada jeans berwarna biru dan sneaker putih kesayangannya.

 Untuk bawahan, pilihannya akhirnya jatuh pada jeans berwarna biru dan sneaker putih kesayangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HENOKH - My (Not So) Hot Pariban - ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang