Taehyung berjalan dengan tatapan kosong menuju rumahnya. Pikiranya benar - benar sedang kalut sekarang. Meskipun di markas tadi ia terlihat sudah tak apa, tapi itu hanya untuk menenangkan Jungkook saja. Ia tak ingin sahabatnya itu terlalu mengkhawatirkan dirinya.
Taehyung juga benar - benar merasa marah pada dirinya, selain karena melukai adiknya sendiri, Taehyung juga sudah berbuat kurang ajar pada Jungkook. Taehyung kembali mengingat kejadian tadi, ia menggigit bibir bawahnya. Bagaimana bisa ia menginginkan bibir itu lagi?
Taehyung memejamkan mata dan menjambak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa ia malah membayangkan hal itu kembali. Padahal Jelas jelas itu pasti melukai Jungkooknya.
Jungkooknya? Taehyung juga tak tau kenapa ia merasa takut kehilangan Jungkook. Taehyung tak tau apa yang ia rasakan, tapi setiap bersama Jungkook ia merasa tenang. Taehyung juga hanya ingin Jungkook peduli padanya. Taehyung hanya terlalu bodoh untuk menyadari apa yang terjadi pada hatinya.
Karena terlalu asik memikirkan Jungkook, tanpa sadar ia sudah berada didepan rumahnya. Tidak bisa disebut rumah juga sih, karena tempat itu seperti penjara bagi Taehyung. Taehyung menghela nafasnya kemudian melangkah memasuki rumahnya. Saat membuka pintu rumahnya, yang ia lihat pertama kali adalah Taeguk. Taeguk menatap dingin kearah Taehyung.
Taehyung menggertakan giginya kala melihat Taeguk terdapat luka lebam diwajahnya. Taehyung mendekati Taeguk, namun Taeguk malah beranjak pergi hingga membuat Taehyung harus mencekal tangan Taeguk dan menariknya agak keras agar mau menatapnya.
"Kau berkelahi?" tanya Taehyung, Taeguk memandang Taehyung dengan sinis.
"Bukan urusanmu!" kata Taeguk dingin. Taehyung menggeram mendengar jawaban adiknya.
"Kim Taeguk-" Taeguk menghempaskan tangan Taehyung dan memotong ucapan Taehyung.
"Aku bilang bukan urusanmu Taehyung-ssi, urus saja urusanmu sendiri" hati Taehyung mencelos mendengar panggilan Taeguk untuknya. Taeguk pergi begitu saja meninggalkan Taehyung, Taehyung mengejar Taeguk, saat sampai kamar Taeguk langsung menutup pintu dengan keras dan menguncinya.
Taehyung menghela nafasnya perlahan."Taegukie.. Kumohon buka pintunya" tak ada jawaban dari Taeguk. Taehyung terus mengetuk pintu Taeguk perlahan. Karena tak ada jawaban, Taehyung menyerah.
"Taegukie, maafkan hyung. Hyung yang salah, hyung sangat menyayangimu Taegukie" lirih Taehyung kemudian beranjak pergi meninggalkan kamar Taeguk dan menuju kamarnya.
Sementara itu, Taeguk ternyata bersandar di balik pintu kamarnya. Ia tengah menangis sekarang. Sebenarnya ia tak ingin seperti ini pada hyungnya. Tapi ia telah terlanjur sakit hati akan sikap Taehyung. Sehingga, Taeguk memilih bersikap seperti ini pada Taehyung.
Taehyung bersandar pada pintu kamarnya, ia merosot dan menelungkupkan wajahnya pada kedua tanganya. Kata kata dan panggilan Taeguk untuk dirinya terus terngiang dikepalanya, seperti kaset rusak.
Taehyung mengacak rambutnya frustasi. Taehyung memejamkan matanya, menghembuskan nafasnya kasar.Taehyung tersentak saat ponselnya bergetar menampilkan pesan masuk. Dari para sahabatnya yang menanyakan keadaan dirinya. Taehyung tersenyum tipis, setidaknya masih ada yang peduli padanya. Taehyung membalas semua pesan dari sahabatnya. Hingga ia menemukan pesan terakhir dari Jungkook.
Jungkookie Bunny
Hyung.. Bagaimana keadaanmu dirumah? Kau baik kan?
Aku marah padamu! 😡
Kenapa tak membangunkanku eoh!Jungkookie Bunny
Hyung, aku yakin Taeguk hanya butuh waktu. Kau harus sabar ne, dia pasti memaafkanmu! Hyungie! Fighting! 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream of Omelas || VKOOK [END]
أدب الهواة"Jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidupmu lagi hyung, kau tak sendiri. Kami selalu bersamamu, kau mempunyai kami, kau tak pernah sendiri. Kau tau? Aku sangat mencintaimu, takkan kubiarkan kau menanggung semua beban hidupmu sendiri" - Jeon Ju...