꿈 - 9

8.7K 1.1K 82
                                    

Disinilah mereka sekarang, di sebuah restoran langganan keluarga Jeon. Mereka berenam duduk dalam satu ruangan. Kenapa enam? Karena Wonwoo mengajak Kim Mingyu, calon istrinya. Jadinya, Taehyung dan Jungkook malah terlihat seperti pasangan juga sekarang.

Taehyung sedikit canggung sekarang ini, suasana keluarga Jeon sangat hangat. Sudah sangat lama ia tak merasakanya. Tanpa bisa dicegah, ingatan saat keluarganya masih lengkap dengan sang ayah menyeruak dalam pikiran Taehyung kembali.

Membuat Taehyung kembali merasakan sesak didadanya. Tanpa sadar Taehyung kembali menitikan air matanya. Taehyung menunduk dan memejamkan matanya, sungguh sangat sesak sekarang dadanya.

Saat keluarga Jeon asik bercanda, Jungkook yang berada disebelah Taehyung mengetahui jika Taehyung menitikan airmata. Jungkook terkejut dan langsung menggenggam tangan Taehyung, mengusap punggungnya lembut, untuk menenangkanya.

"Hyung, apa masih pusing? Apa kau ingin pulang saja?" tanya Jungkook dengan nada kawatir yang membuat Luhan ikut kawatir juga.

"Taehyung sayang, jika kamu masih sakit tak apa, kita pulang saja bagaimana?" Taehyung menggeleng lemah, airmatanya terus saja keluar. Taehyung berusaha mengusap airmatanya agar tidak terus menetes, namun gagal. Sesak didadanya sangat terasa hingga membuat dirinya terus menitikan airmata.

"Ah maaf, saya sedikit sensitif saat ini abeoji, eomma. Maafkan saya" Luhan menatap Sehun kemudian ia bangkit dan memeluk Taehyung. Luhan menepuk punggung Taehyung dan mencoba menenangkan Taehyung.

"Gwaenchana Taehyung-ah. Ayo, kamu bisa berbagi masalahmu dengan eomma? Mungkin akan lebih baik?" bujuk Luhan, tapi Taehyung menggeleng.

"Tidak eomma, Taehyung bisa menanggungnya. Abeoji Taehyung bilang, jika Taehyung harus membagi bahagia untuk orang lain, bukanya luka yang Taehyung punya kepada orang lain. Taehyung tidak ingin membebani orang yang Taehyung sayangi dengan masalah yang Taehyung miliki" kata Taehyung dengan tersenyum. Luhan kembali memeluk Taehyung. Luhan mencium kening Taehyung sembari terus mengelus kepala Taehyung. Berusaha menyalurkan kasih sayang dan membuat Taehyung merasa lebih baik.

"Kau namja yang baik sayang, apapun masalahmu kau pasti kuat. Tapi alangkah baiknya, jika kau menceritakan masalahmu pada orang lain yang kau percaya sayang. Siapatau itu membuatmu menjadi lebih baik" Taehyung mengangguk, ia tersenyum dan menatap Luhan.

"Ne eomma, saat Taehyung merasa tidak bisa mengatasinya, Taehyung akan meminta bantuan pada eomma atau abeoji" Luhan mengecup kening Taehyung sayang dan tersenyum.

"Abeoji, bolehkah saya memeluk anda ?" tanya Taehyung hati hati.

"Kau selalu boleh memeluku Taehyung-ah, aku juga abeojimu" kini Taehyung memejamkan mata menikmati pelukan kedua orangtua Jungkook. Sementara Wonwoo dan Mingyu tersenyum.

"Hyung, sepertinya sahabat Jungkook mempunyai masalah yang berat?" Wonwoo hanya mengangguk sebagai respon.

"Tapi dia sangat kuat gyu, aku kagum padanya" Mingyu mengangguk menyetujuinya. Taehyung melepaskan pelukan dan beralih menatap Jungkook yang menangis.

"Astaga Kook, kenapa kau menangis eoh? Astaga maafkan aku" tanya Taehyung, Jungkook hanya menggeleng. Taehyung merangkul Jungkook.

"Gumawo atas segalanya Kook, maaf aku mendapat perhatian orang tuamu juga, maafkan aku" bisik Taehyung tulus. Jungkook mendempelkan kepalanya dengan kepala Taehyung.

"Kau sahabatku hyung, jadi aku wajib menolongmu. Gwaenchana hyung, aku senang kau bisa mendapat perhatian dari orangtuaku. Aku senang bisa membaginya denganmu"Taehyung tersenyum dan mengusak kepala Jungkook.

"Tentu saja, Kim Taehyung yang tampan ini sahabatmu. Terima kasih " kata Taehyung dengan tulus.

"Tampan pantatmu hyung! Kau itu menyeramkan seperti beruang iglo. Eum, ne hyung jangan sungkan padaku" ucap Jungkook ngawur. Taehyung melotot tak terima disamakan dengan beruang.

 Dream of Omelas || VKOOK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang