Baekhyun sedang berada dalam kamar Taehyung. Suasana kamar putra sulungnya sangat nyaman, seperti Daehyun berada disana. Aura kamarnya seperti almarhum suaminya, Daehyun. Taehyung memang seperti duplikat ayahnya, sangat mirip sekali dengan Daehyun. Baik postur, kebiasaan maupun sifatnya.
Baekhyun merutuki kebodohanya karena telah termakan rayuan Kai dulu. Jika saja Baekhyun tidak termakan rayuan kai, keluarganya tidak akan seperti ini.
Karena kebodohanya, kedua putranya menderita. Karena kebodohanya, putra bungsunya membenci dirinya, dan parahnya lagi Taeguk juga membenci hyungnya. Sebenarnya jika putra bungsunya membenci dirinya tak masalah, namun Baekhyun sangat merasa bersalah pada Taehyung, Taeguk membenci Taehyung karena dirinya.
Padahal, Taeguk dan Taehyung itu satu darah. Mereka seperti satu hati, keduanya saling menyayangi dan melindungi. Namun karena kebodohanya, dirinya membuat putra bungsunya membenci hyungnya sendiri.
Baekhyun menangis keras, sembari memeluk baju putra sulungnya. Baekhyun sungguh merasa berdosa pada Taehyung dan juga Taeguk. Taehyung harus menanggung semua beban derita. Baekhyun tak buta, nalurinya sebagai seorang ibu tajam. Ia tau putra sulungnya sangat lelah menanggung semuanya.
Baekhyung tau hal itu dengan jelas, sangat jelas terlihat jika Taehyung sangat lelah. Semenjak kepergian Daehyun, Baekhyun tau jika putranya telah berubah, Kepribadianya berubah. Yang tak Baekhyun sangka, putra sulungnya mewarisi kekuatan sang abeoji. Taehyung sangat kuat menghadapi semuanya, memikul beban kehidupanya, sendiri tanpa membiarkan seseorang membantunya. Sangat sama seperti Daehyun.
Baekhyun memejamkan matanya, dalam hati ia selalu berdoa agar tuhan mengampuni segala dosanya. Baekhyun juga berdoa, agar putra sulungnya tetap kuat menjalani semua ini bersamanya dan juga putra bungsunya.
"Maafkan eomma nak"
.
.
.
.
Sehun pulang cepat hari ini, karena semua berkas sudah ia tanda tangani. Sekertarisnya juga bilang jika jadwal meetingnya hanya sekali untuk hari ini. Jadi, Sehun memutuskan untuk segera pulang kerumah menemui istri dan kedua putranya.Saat dalam perjalanan, tak sengaja Sehun melihat Taehyung yang sedang bersandar pada dinding sebuah toko. Dan Taehyung masih mengenakan seragam sekolahnya.
"Taehyung?" Sehun menepikan mobilnya. Ia hendak menghampiri Taehyung disana. Sebenarnya Sehun adalah tipe namja yang benar benar dingin dan apatis. Sifatnya bertahan sampai ia setua ini, bahkan sifatnya menurun pada putra sulungnya, Jeon Wonwoo.
Tapi entah kenapa, Sehun sangat menaruh simpatinya pada sahabat Jungkook yang satu ini, Kim Taehyung. Padahal, pada sahabat Jungkook lainya Sehun bersikap biasa saja. Tapi entah kenapa, saat melihat Taehyung, Sehun seperti melihat seseorang yang sangat familiar dalam benaknya.
Saat Sehun berjalan mendekati Taehyung, Sehun mengerutkan keningnya, melihat Taehyung yang sepertinya tengah menangis disana, Sehun berjalan cepat menghampiri Taehyung, hingga akhirnya
Brukkk
"Taehyung!!" Sehun segera berlari menghampiri Taehyung. Sehun segera menerobos kerumunan orang dan merengkuh tubuh Taehyung.
"Nak! Hei! Taehyung-ah! Kau kenapa? Hei bangunlah!" karena tak mendapat respon, Sehun segera membopong Taehyung untuk segera dibawa ke rumah sakit.
Sesampainya di RS, Taehyung segera dibawa ke IGD, untuk diperiksa. Sehun menunggui Taehyung, ia mengirim pesan ke Luhan agar bisa datang ke RS sekarang juga.
"Taehyung-ah sebenarnya apa yang terjadi padamu?" gumam Sehun.
Sementara itu, di mansion keluarga Jeon, Jeon Luhan nampak uring uringan karena Sehun tak memberitahu siapa yang sakit. Jungkook dan Wonwoo yang melihat ibunya uring - uringan memutuskan untuk bertanya
"Astaga eomma, sebenarnya ada apa eoh ?" tanya Wonwoo.
"Appamu menyuruh eomma ke RS Seoul" Wonwoo dan Jungkook membolakan matanya.
"Mwo?! Siapa yang sakit eomma?" Tanya Jungkook.
"Appa hanya bilang salah satu sahabatmu" Jungkook membolakan matanya, perasaanya berubah tak enak. Dipikiranya ada satu nama, Taehyung. Jungkook segera menelfon Taehyung. Bukan Taehyung yang mengangkat, tapi ayahnya.
Airmata jatuh melalui mata indah Jungkook, Wonwoo yang melihatnya terkejud"Ada apa Kookie?" Taehyung menatap hyungnya
"Ayo hyung cepat!! Taetae hyung yang dimaksud appa!" Teriak Jungkook. Luhan yang mendengarnya segera menarik Wonwoo mengikuti Jungkook. Selama perjalanan, Jungkook terus gelisah memikirkan Taehyungnya.
"Tenanglah sayang, Taehyung akan baik baik saja" hibur Luhan.
Jungkook berlari menemui appanya, ia berharap Taehyung baik baik saja.
"Appa!! Bagaimana keadaan hyungie? Dia baik baik saja kan?!" cecar Jungkook tak sabaran. Sehun berusaha menenangkan Jungkook.
"Tenanglah Kook, Dr. Park bilang Taehyung hanya kelelahan, dan dehidrasi. Appa yakin Taehyung belum makan dan kurang minum" Jungkook menghela nafas lega, setidaknya Taehyung tidak terkena sesuatu yang serius.
"Tapi Kook, appa ingin tanya sesuatu" tatapan Sehun berubah menjadi serius. Luhan dan Wonwoo yang baru sampai hanya terdiam melihat wajah Sehun.
"Apa Taehyung begitu mempunyai masalah yang berat?" tanya Sehun, Jungkook tersentak mendengar pertanyaan sang ayah.
"Jawab dengan Jujur pada appa kook" desak Sehun. Jungkook menghela nafasnya, tak ada pilihan lain selain menjawab pertanyaan sang ayah. Jungkook menjelaskan semua permasalahan Taehyung pada Sehun. Sehun menghela nafasnya setelah mendengar penjelasan Jungkook.
"Taehyung hyung akan marah jika ada yang tau permasalahanya selain kami appa, jadi aku harap appa tak perlu membahas masalah ini pada Taehyung hyung. Aku tak ingin Taehyung hyung menjauhiku appa" Sehun menghela nafasnya dan tersenyum kecut.
"Dia sangat kuat kan Lu? Kau lihat kan bagaimana ia masih bisa menutupi semua sakitnya dan masih tetap berdiri dengan tegak dengan kedua kakinya?" kata Sehun pada istrinya. Luhan mengangguk dan tersenyum memegang tangan sehun.
"Kau benar hyung, dia sangat kuat. Namja yang sangat kuat" Jungkook tersenyum melihat kedua orangtuanya menyukai Taehyung. Tapi apa daya, Taehyung hanya sahabatnya.
"Baiklah Kook, appa akan diam. Tapi saat dia ada apa apa kau harus beritahu appa, eomma atau hyungmu" Wonwoo menepuk pundak adiknya
"Appa benar Kook, kami akan membantu Taehyung" Jungkook tersenyum lebar.
"Baiklah hyung, appa, gumawo.."
"Cha kita tengok Taehyung" Saat keluarga Jeon masuk ke ruang rawat Taehyung, pas sekali saat Taehyung membuka matanya. Jungkook segera berlari mendekati Taehyung.
"Hyung.. Sudah sadar?" Taehyung mengerjapkan matanya.
"Kookie? Dimana aku?" lirih Taehyung.
"Hyung dirumah sakit sekarang, tadi hyung pingsan. Appa membawamu kemari hyung" Taehyung menatap Sehun.
"Dokter bilang kau dehidrasi dan kelelahan Tae, abeoji tau kau pasti belum makan kan? Makanmu tak teratur pasti" Taehyung menggaruk tengkuknya dan tersenyum kikuk
"Maaf abeoji, Tae sudah merepotkan abeoji" Luhan mencubit hidung Taehyung
"Kau membuat eomma sport jantung! Dasar anak nakal eoh!" Taehyung tersenyum kotak dan memeluk Luhan.
"Jeongmal mianhae eomma" Luhan tersenyum dan mengelus surai Taehyung. Luhan menatap Jungkook yang sedang menatap sendu Taehyung. Karena tak suka suasananya, Wonwoo angkat bicara.
"Karena ada appa disini, mari kita manfaatkan untuk mentraktir kita semua" celetuk Wonwoo yang langsung dihadiahi jitakan oleh Sehun.
"Dasar bocah tengik!" sungut Sehun.
"Wonwoo hyung benar appa! Ayolah makan diluar" rengek Jungkook. Taehyung yang masih dipelukan Luhan menatap Sehun dengan tatapan kosong. Sehun yang mengetahui itu mendekati Taehyung dan memeluknya.
"Abeoji disini Tae, kau bisa menganggapku Abeojimu"
------
TBC
Mian slow update, rezer banyak sekali tugas sekolah. Jadi waktu luang rezer untuk menulis sediki. Jeongmal mianhae 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream of Omelas || VKOOK [END]
Fanfiction"Jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidupmu lagi hyung, kau tak sendiri. Kami selalu bersamamu, kau mempunyai kami, kau tak pernah sendiri. Kau tau? Aku sangat mencintaimu, takkan kubiarkan kau menanggung semua beban hidupmu sendiri" - Jeon Ju...