Ia berlari menuju penurunan bukit yang tak terlalu curam. Ia masih tetap berlari tak mampu menurunkan kecepatannya.
Tiba-tiba pria berambut pirang kembali turun dari pepohonan dan berdiri tak jauh ditengah-tengah lintasan yang akan dilewati gadis itu.
Saat pria itu berhasil menangkap dan memeluk si gadis mereka malah terguling di penurunan bukit bersama.
Pria itu bangun dan memandangi gadis yang sudah tak sadarkan diri di pelukannya.
***
Gadis itu membuka matanya dan ia melihat gantungan lampu hias. Ia duduk sambil mengucek matanya yang terasa masih lengket.
Suara tawa anak-anak dari kejauhan terdengar, ia berbalik melihat ke arah jendela kecil yang terbuka.
Gadis itu bangun dan melihat ke arah padang rumput yang tadi dilihatnya.
"Aku hanya mimpi. Aku sudah bangun dari- Aww!!!", Kepalanya terbentur atap rendah karena berbentuk setengah lingkaran saat hendak berdiri tegak.
Ia mengusap kepalanya dan berbalik melihat seorang pria bertubuh kerdil berdiri di depan pintu kecil juga berbentuk lingkaran. "Mimpi!" sambungnya terbelalak melihat pria kerdil itu, dan tak lama pria berambut pirang datang mengintip dari balik pintu dengan sedikit menunduk.
"Dimana aku sebenarnya?" tanya gadis itu dengan wajah bingung.
"Kau berada di desa Murrin.. desa para hobbit" ucap pria bertubuh kerdil membawa gelas mug yang pas sekali dengan tubuh mungilnya.
Pria bertubuh kecil itu memandangi pria berambut pirang sambil memainkan jari-jarinya di gelas secara berirama.
"Sudah memanggil Tursin? Ia terlihat shock." ucap pria kerdil itu pergi meninggalkan gadis itu dengan pria berambut pirang yang terlihat keheranan.
Gadis itu mencubit dirinya sendiri dan mendesis kesakitan.
Di tempat tidur ia menggelepar-gelepar sambil berteriak-teriak dengan sebuah bantal yang sengaja digunakan untuk membekap dirinya sendiri.
"Kau siapa?" tanya pria itu.
Gadis itu berteriak panjang seperti lolongan seekor serigala yang tertahan. Dan ia terhenti saat mendengar pria berambut pirang berbicara. Ia meletakkan bantalnya dan duduk tenang di atas tempat tidur. Ia melirik pria berambut pirang dan menarik nafas panjang yang dalam untuk menenangkan dirinya sendiri.
"Ini semua nyata." ucap si gadis memelas dan berdiri dari tempat tidurnya.
Ia lupa akan atap yang terlalu pendek dan membuat kepalanya terbentur kembali. Ia meringis kesakitan dan mengelus kepalanya.
Tiga anak kecil yang sangat lucu datang menggotong ransel si gadis bersamaan dengan kompaknya. Mereka meletakkan ransel itu dihadapan nya dan berdiri berdampingan.
"Aku rasa ini milikmu nona besar. Aku sangat menyukainya.." ucap salah seorang anak kecil dengan tubuh paling besar dari antara anak kecil yang mungil dan menggemaskan.
"Sampai ulat ini bergetar hebat dan.." sambung yang kedua kedua tertinggi.
"Paman Kai membunuhnya hingga ia tak mampu bergetar sama sekali dengan pedangnya yang sangat..." Ucap yang terkecil diantara ketiga bocah itu tampak melirik sarung pedang pria berambut pirang yang tergantung rapi pada pinggangnya.
"Berkilat dan panjang itu" ucap yang terkecil dengan suara imutnya menunjuk pria berambut pirang dengan sebutan Paman Kai.
"Ulat?" ucap gadis itu tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing to Another World
AdventureTamaT ------------------ Prim, gadis yang tak sengaja masuk ke dalam portal dan tiba di dunia lain yang penuh dengan makhluk fiksi seperti di dalam cerita dongeng. Dunia itu dilanda perang yang berkecamuk antara pihak cahaya dan pihak kegelapan yang...