10. Pertolongan Para Peri

329 49 0
                                    

“aku pernah mendengar dan membaca itu diperpus tentang Ratu Elphrim yang kuat.” ucap Prim kepada Edward.

“Ya. Ia Peri terkuat didunia ini.” jawab Edward membenarkan.

“aku mendengar berita bahwa Shirena atas perintah Ratu Elphrim hendak menjemputmu untuk datang kesana.” jelas Pangeran Edward bangkit dari duduknya mengambil telanan berisikan piring kotor tempat Prim makan dan membawanya pergi keluar kamar.

“aneh sekali rasanya kalau seorang pangeran yang melayaniku. Aku merasa sangat tersanjung. Katakan maafku untuk Ratu Ashily.. dan untukmu.” ucap Prim membungkuk dengan dalam dihadapan Edward.

“sudah aku katakan jangan perlakukan aku seperti pangeran.. aku merasa buruk sekarang.” ucap Edward melihat Prim.

“tentu aku melakukannya.. hanya saja jikalau kau mengatakan hal itu aku yang merasakan buruk. Seharusnya aku tidak hadir di dunia ini dan membuatmu repot.” ucap Prim tersenyum kecut.

“kau memang membuat repot.. tapi itulah yang saat ini dibutuhkan orang-orang. Aku senang saat berada didekatmu. Kau membuatku nyaman.” ucap Edward tersenyum kepada Prim.

Primpun membalasnya dengan senyuman yang lebar mengantar kepergian Edward keluar dari kamar itu.

“dunia ini sangat nyata.” ucap Prim menghela nafas dan membaringkan dirinya di tempat tidur dengan tenang.

***

Prim bangun dari tidurnya dan hari masih dalam keadaan gelap ia berjalan menuju perpustakaan namun tak lama ia mendengar suara langkah kaki sedang melangkah dibalik punggungnya.

“kau sudah bangun?” tanya Kai tiba-tiba berada dibelakangnya dan membuat Prim tersentak kaget sambil memegangi dadanya sendiri dan menghela nafas panjang.

“kau mengejutkanku.” ucap Prim menyandarkan tangannya kedinding mencoba kembali tenang. Ia menghela nafas panjang dan mencoba memandangi Kai dengan baik dalam cahaya obor itu.

Ada sesuatu yang janggal pada diri Kai yang belum pernah Prim lihat sebelumnya. Kai membawa keranjang ditangannya. Yang biasanya ia hanya akan memegang gagang pedangnya saja.

“bantu aku mengumpulkan tanaman obat. ayo!” Kai memberikan keranjang itu pada Prim dan mengakhiri keganjalan pada dirinya.

Kai melangkahkan kakinya menuju perpustakaan dengan cepat diikuti Prim yang kebingungan.

Prim pun tertatih-tatih berjalan mengikuti langkah Kai yang cepat.

Disana Prim memandangi Kai yang berjongkok di dekat tanaman-tanaman yang ada di tempat peristirahatan perpustakaan.

Kai mengambil beberapa pucuk tanaman secara acak dan mencium aroma dengan lekat dan menaruhnya di dalam keranjang yang dibawakan oleh Prim.

Walau dalam keadaan gelap yang hanya ditemani beberapa obor dan lilin-lilin yang berada di atas meja. Namun, Kai dapat melihat tanaman obat dengan baik walau Prim mengira semua itu sama saja karena gelapnya malam.

“aku mendengar dari Edward kalau Shirena cinta pertamamu.” ucap Prim bosan berjongkok di dekat Kai yang tengah mencakar-cakar tanah untuk mengambil umbi tanaman yang tidak terlihat oleh Prim.

“Pangeran Edward.” ucap Kai membenarkan perkataan Prim dengan sedikit ketus.

“dan kau meninggalkan kerajaan demi dia, benarkah itu?” tanya Prim kembali dan Kai hanya diam saja dan terus mengambil tanaman obat.

“apa kau sudah bertemu dengannya dibawah? Apa dia secantik Ratu Ashily hingga kau berani meninggalkan kerajaanmu?” tanya Prim kembali.

“dia tidak secantik Ratu Ashily dan benar bahwa aku meninggalkan kerajaan demi dirinya dan demi rakyatku.” Jelas Kai masih sibuk mengambil tanaman obat.

Missing to Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang