Kai memegang gagang pedangnya dengan erat waspada terhadap serangan tiba-tiba yang mungkin akan dilakukan oleh Iridesa.
“tenanglah Pangeran Kai penerus kerajaan Romulan.. aku hanya ingin berbicara dengan Prim.” ucap Iridesa namun mulut ataupun ekspresi Iridesa tak ada yang berubah sama sekali dan ia hanya menatap Kai dengan mata hijaunya.
“Tenang Kai.” ucap Prim menyentuh tangan Kai dengan lembut yang mencengkram gagang pedangnya dengan kuat.
“Jadi kau sudah menemukan mengapa kau bisa berbicara dengan hewan?” tanya Iridesa mengalihkan pandangannya dari Kai dan memandang Prim.
“Aku pikir ini merupakan bagian dari penyesuaian diri saat melakukan transporter ke dunia ini dan membuatku mengerti setiap bahasa di dunia ini hanya dengan satu bahasa yang ku mengerti. Tadinya aku tidak tahu tapi setelah keluar dari istana Norand aku dapat inspirasi kenapa aku bisa berbicara dengan hewan” jelas Prim.
Kai mengalihkan pandangannya menatap Prim dalam-dalam mencoba mengerti percakapan keduanya yang tengah terjadi walau ia hanya mendengar sepihak saja.
“Aku tak tahu ini merupakan hal yang biasa saat melakukan transporter dan bisa saja ini merupakan hal yang lumrah. Tapi mereka berpikir bahwa ini adalah lingkaran hitam.” ucap Prim menggigit bibir bawahnya dengan gelisah.
“Katakan padaku apa yang kau ketahui, anggaplah aku sebagai temanmu dan tak mungkin aku menjagamu jikalau aku tidak mengetahui dirimu yang sebenarnya seperti aku tidak mengenalmu.” ucap Iridesa mengedipkan matanya lembut kepada Prim.
“Aku pikir lingkaran hitam itu merupakan lubang hitam dimana kita bisa melakukan transporter dengan dunia atau galaxy yang lain. Dan aku masuk ke salah satu didalamnya dan satu bahasa yang membuatku mengerti setiap bahasa yang dimiliki dunia ini merupakan cara tubuhku untuk bertahan seperti menyesuaikan diri. Mata hitam ini adalah kesalahan yang mungkin terjadi saat melakukan perpindahan. Seperti kau bepergian dan mungkin saja kau meninggalkan salah satu barang yang kau miliki atau mungkin bisa jadi rusak.” jelas Prim.
Iridesa mengalihkan pandangannya menatap Kai.
“Itu sudah cukup untukku. Kalau begitu kita akan berpisah sampai disini. Aku harap kau melakukan perjalananmu dengan baik. Aku akan membantu kerajaan putih dengan tidak membuat para Orc menyerang dari arah lain. Panggillah aku apabila kau memerlukan bantuan. Dan..” ucap Iridesa memalingkan pandangannya kepada kegelapan dan keluarlah serigala kecil yang membawakan tas Prim yang ia tinggalkan di desa Murrin.
“Hai.” ucap Prim mengelus kepala serigala kecil.
Serigala kecil menyeringai pelan, tertawa senang dan sedikit mendengus saat itu.
Hingga membuat Shirena terbangun dan melihat serigala dan macan kumbang dihadapannya.
“Prim.” suara Shirena bergetar saat memanggil nama Prin dalam keadaan kalut. Ia hendak untuk mengambil pedangnya, bersiap untuk menyerang.
“Aku akan pergi. Ayo Heera kita kembali.” ajak Iridesa hendak melangkah pergi namun Prim memanggilnya kembali.
“Satu-satunya yang tidak kumengerti adalah bahasa kuda. Bagaimana itu terjadi? Bukankah aku memiliki satu bahasa yang dapat di mengerti semua orang dan semua orang mengerti bahasa ku.” tanya Prim mengerutkan keningnya.
Shirena menatap heran percakapan itu dan ia hanya dapat diam. Wajah Shirena lebih kalut lagi setelah mengerti bahwa Prim tengah berbincang dengan sang macan kumbang.
“Mereka terlalu sering di perintah sehingga kurasa mereka malas mengeluarkan bahasa mereka dan memilih diam. Seperti pohon yang tak ingin mengerti yang lain dan ia lebih memilih bungkam.” ucap Iridesa melangkah menjauh ke dalam kegelapan diikuti Heera yang sesekali melihat ke arah Prim dan menghilang dalam kegelapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing to Another World
MaceraTamaT ------------------ Prim, gadis yang tak sengaja masuk ke dalam portal dan tiba di dunia lain yang penuh dengan makhluk fiksi seperti di dalam cerita dongeng. Dunia itu dilanda perang yang berkecamuk antara pihak cahaya dan pihak kegelapan yang...