3. Naik Kuda

487 56 1
                                    

"Aku akan menyiapkan bekal untuk perjalanan kalian." ucap Rudolf segera pergi menuju dapur.

"Aku?" tanya Prim menunjuk dirinya bingung apa yang akan ia lakukan saat ini, "Apa yang harus kulakukan.. aku bahkan belum kenal betul dengan dunia asing ini." berkata kepada dirinya sendiri.

"Alien! Aku ini alien disini jadi.. aku akan dirahasiakan. Aku akan menjadi tak terlihat. Aku ninja." ucapnya mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuknya.

"Terserah!" putusnya bangun dari duduknya dan pergi keluar mengikuti Kai dan Tursin sambil melompat-lompat dengan girang.

***

"Aku tak tahu caranya naik kuda bagaimana kita mencari solusi kepada Raja Edmund?" tanya Prim mengeluh pada Tursin yang tengah mempersiapkan kudanya sambil menarik-narik gaunnya yang panjang.

"Maka kau harus belajar sekarang juga. Kuda ku takkan sanggup mengangkut dua orang sekaligus apalagi ini adalah perjalanan yang panjang dan melelahkan membawa gadis seperti mu." Jelas Tursin terkekeh melihat Prim yang mengangkat roknya tinggi-tinggi.

"Mungkin saja kau bisa diajari Kai. Kai adalah guru prajurit kuda terbaik. Bahkan kudanya adalah salah satu kuda terbaik. Mungkin kudanya bisa membopong mu bersamaan dengannya." ucap Tursin menunjuk Kai dengan tongkat panjang yang menemaninya kemudian pergi menggiring kudanya ke dekat pohon dan mengikatnya di sana.

"Dia?" tunjuk Prim pada Kai, kemudian terkekeh sambil menendang tanah dengan kesal.

"Benarkah kau bisa mengajari ku caranya berkuda?" tanya Prim dari jauh memandang Kai yang tengah mempersiapkan kudanya.

"Melihatmu sepertinya.. kau sulit untuk belajar." ucap Kai tanpa memandang Prim sambil terus menggosok punggung kuda berwarna putih yang terlihat begitu gagah.

"Aku pandai banyak hal kecuali mengendarai.. mengendarai apapun itu." ucap Prim berjalan mendekati Kai.

Kai memasangkan pelana dan tali kekang pada kudanya. Setelah selesai Kai tampak mengeluarkan seekor kuda lagi yang berukuran lebih kecil berwarna coklat kehitaman dari gudang milik Rudolf.

"Naiklah." tunjuk Kai memegangi tali kekang kuda berwarna coklat itu.

Prim terkekeh pelan sambil menunjuk dirinya yang sedang mencoba berkilah.

Kai pun mengangguk kan kepalanya dan beralih menatap kuda yang berdiri disampingnya sambil menggosok-gosok sedikit punggung kuda itu.

Prim memalingkan wajahnya dari Kai, "Pria ini sangat menyebalkan" umpat Prim.

Kai menggosok kepala kuda itu dengan lembut dan meminta Prim segera menaiki kuda yang dipeganginya.

Prim menarik-narik roknya yang panjang dan menaruh salah satu kakinya pada tempat kaki pelana kuda.

"Kenapa tidak membuat eskalator untuk naik kuda. Aku  yakin pasti akan jauh lebih mudah." Gerutu Prim sambil mencoba melangkahi tubuh kuda untuk duduk diatasnya.

Prim menyombongkan diri karena sekali mencoba ia dapat duduk di atas kuda dengan baik.

Kai hanya memasang wajah tanpa ekspresi menatap kedua bola mata Prim yang tersenyum riang.

"Lihatlah Tuan Kai. Aku sangat cepat bel-"

Tiba-tiba saat Kai melepaskan tali kekang dari kedua tangannya. Kuda yang ditunggangi oleh Prim terlihat goyah kesana dan kemari.

Prim kehilangan keseimbangan dan melesat terjatuh dibawah kuda, dengan kaki yang masih tersangkut pada pelana.

Tursin tertawa tergelak melihat Prim yang terjatuh, ia duduk di dekat Rudolf yang membawakan perlengkapan untuk mereka.

Missing to Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang