Prim mengambil panah Shirena dan masih membunuh orc yang masih ada beberapa lagi menyerangnya.
“Shirena..” ucap Prim melihat Shirena tergeletak tak berdaya diantara mayat-mayat orc yang bergelimpangan.
Saat serangan orc semakin lambat Prim mengarahkan anak panahnya kearah orc besar dan memanah kepalanya dengan sangat tepat. Namun Prim tak cukup menarik tali panah itu dengan baik hingga kepala orc besar itu tak tembus dan hanya tertancap dikeningnya saja.
“ia memang sedikit pintar.. atau mungkin aku yang bodoh?” Prim memukul kepalanya dengan busur pelan dan terus menyerang orc yang berdatangan tanpa melihatnya dengan pedang yang ia ambil dari Kai.
Orc besar itu marah dan hendak melemparkan kapaknya kepada Prim namun Kai menebas rantai kapak itu dan menendang kapak itu kepada orc yang tersisa dan tepat pada saat itu pula Prim memanah kembali orc besar itu dengan kuat hingga mengenai mata orc itu dan tembus hingga kebelakang tempurung kepalanya.
“kau kejam sekali” ucap Shirena lemah.
“biasanya aku hanya bermain dengan boneka dan biasanya aku memanah tepat diubun-ubun aku heran saat disituasi yang sebenarnya seperti ini aku lebih suka menjadikan matanya sebagai target.” ucap Prim tersenyum memegangi tangan Shirena yang lemah.
“maaf.” sambung Prim tersenyum kepada Shirena dan Kaipun berjalan kearah mereka berdua.
“kita harus cepat membawanya kepada Ratu Elphrim” ucap Kai kemudian memanggil kuda mereka dengan piulan melengking yang cukup keras.
Kai memeluk Shirena kemudian mencabut anak panah dari punggung Shirena dengan cepat dan menahan darah yang mulai berceceran ditubuhnya.
Saat kuda datang membawakan sekaligus perlengkapan mereka Prim mengambil perban dari tas nya dan membalutkannya pada tubuh Shirena yang terluka.
“lukanya tidak terlalu dalam tapi ia sangat lemah seperti ada racun pada anak panah itu.” ucap Prim saat membantu mengangkat Shirena ke atas punggung kuda.
“kau akan ikut dengan kita.. kita akan berkuda bertiga.” ucap Kai mengulurkan tangannya agar Prim naik ke atas kuda.
“tidak semakin berat bawaan kuda itu semakin lambat jalannya.” ucap Prim menolak dan memegang tali pelana kuda Shirena.
“Pergilah, Kai. Bawa dia secepat mungkin pada Ratu Elphrim. Aku sendiri akan memantau keadaan warga desa.” ucap Prim menarik tali pelana kuda Shirena.
“Kau harus ikut. Bagaimana jikalau ada Orc yang datang lagi?” ucap Kai mencengkram lengan Prim dengan erat.
“Karena itulah aku harus berada disini untuk menjaga mereka. Shirena membutuhkanmu dan ia semakin lemah. Pergilah.” ucap Prim melepaskan cengkraman Kai dan menggiring kuda Shirena menjauh.
“jaga dirimu baik-baik.” ucap Kai memberikan pedangnya yang satu lagi kepada Prim.
“aku yakin kau membutuhkannya.” sambung Kai sambil menaiki kudanya dan menatap Prim yang berada di balik punggungnya sesaat.
Prim memberikan senyuman tipisnya untuk menenangkan Kai yang mungkin khawatir.
Tak lama Kai menundukkan wajahnya kecewa karena Prim tak ikut pergi dengan mereka. Tapi melihat Shirena yang semakin lemah Kai segera memacu kudanya dengan kecepatan tinggi untuk pergi ke hutan Moorim.
Prim mengambil busur Shirena dan memakainya. Ia membopong tasnya dan memasangkan pedang pada tali pinggang yang sepertinya sudah di buat khusus memang untuk menaruh pedangnya di sana.
Burung kecil mendarat di punggung kuda Shirena sambil memandang Prim.
“Terima kasih burung kecil” ucap Prim membelai kepala burung kecil itu dengan jarinya kemudian mereka bersama-sama masuk ke dalam hutan mencari keberadaan warga desa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing to Another World
AdventureTamaT ------------------ Prim, gadis yang tak sengaja masuk ke dalam portal dan tiba di dunia lain yang penuh dengan makhluk fiksi seperti di dalam cerita dongeng. Dunia itu dilanda perang yang berkecamuk antara pihak cahaya dan pihak kegelapan yang...