"aku sudah tulus untuk menungganginya bukan?" ucap Prim tersenyum kecil kearah Kai.
Kaipun mengangguk pelan sambil menatap dalam iris hitam Prim.
"dan aku masih belum tahu perasaan ini kepadamu tulus atau tidaknya. Apa kau tahu itu?" tanya Prim memandang Kai kemudian menutup matanya.
"aku.." ucap Kai.
Tetapi tiba-tiba saja Prim menarik tali pelana hingga Cheeta meringkik berdiri dengan dua kaki belakangnya.
"perasaanku pada Shirena tidaklah berubah. Maafkan aku Prim." ucap Kai.
Prim membuka matanya dan melihat Kai.
"aku tahu itu. Karena itulah aku tak ingin ada keinginan lainnya. Kita masih berteman bukan?" ucap Prim tersenyum pahit.
Kaipun membalasnya dengan senyumannya yang tipis dengan wajah datarnya.
"kita akan berangkat bukan? Apa yang kau tunggu? Aku sudah siap setiap saat untuk pergi." ucap Prim melangkahkan kaki kudanya berlahan untuk keluar dari gudang.
"aku sudah menunggumu sedari tadi." ucap Kai tersenyum memanggil kuda putihnya keluar dari kandang dan tanpa menginjak pelana Kai melompat naik keatas kudanya.
"ayo kita Pergi Neil." ucap Kai dan kudanya pun melangkah apik keluar kandang.
***
Ratu Elphrim berdiri di depan semua pasukannya yang akan berangkat bersama Prim dan Kai. Ia hendak memantrai semua kuda sekaligus yang akan ditunggangi para prajuritnya dengan mulut berkomat-kamit yang tak terdengar oleh siapapun. Ratu Elphrim tersenyum kemudian menyentuh satu-persatu kuda yang ditunggangi pasukan.
Prim yang berbaris di depan belum mendapat giliran kudanya untuk dimantrai ia mencoba memanjang-manjangkan lehernya untuk melihat Ratu Elphrim menyentuh kuda-kuda pasukannya yang cukup banyak namun dengan sabar pasukannya menunggu gilirannya masing-masing.
"untuk apa Ratu melakukan itu? Apa kita akan melakukan transporter dengan sihir Ratu Elphrim" tanya Prim kepada Tursin.
Tursin menghela nafasnya dan menatap Prim dengan malas.
"ia sedang memantrai kuda-kuda pasukannya agar sanggup berlari berhari-hari tanpa istirahat dan selalu segar bugar." jelas Tursin meluruhkan pundaknya.
"aku kira.." ucap Prim menerawang jauh bagaimana nantinya ia akan melakukan transporter pergi ke Kerajaan Putih. Tapi seketika tujuan Prim beralih pada perkataan Tursin yang membuatnya tercengang.
"apa?! Kau serius? Bukankah itu sangat melelahkan. Jauh sekali jarak Kerajaan Putih dengan Hutan Morrim bagaimana aku sanggup tidak buang air dan makan. Dan istirahat selama berhari-hari." ucap Prim memijit keningnya memikirkan perjalanan selama beberapa hari menuju kerajaan Putih tanpa henti.
"para peri tidak akan keberatan, tentunya. Tapi kau masih muda. Kau seharusnya semangat. Bayangkan aku selama seharian menunggangi kuda untuk menjemputmu ke desa. Kau tahu aku ini tua renta." ucap Tursin menghela nafasnya kesal.
"kau sudah merasakannya dan aku sudah melihat keadaanmu saat kau menjemputku. Kini aku sudah dapat membayangkan bagaimana rasanya." ucap Prim menggetarkan tubuhnya ngeri.
"ia juga akan memantraimu." sambung Kai melirik Prim sambil melangkahkan kaki kudanya berdiri di samping Cheeta.
"jika ia memantraiku kenapa ia tidak memantraimu saat menjemputku?" tanya Prim menatap Tursin.
"A-ak-"
"itu karena Tursin seorang penyihir jadi ia dapat memantrai dirinya sendiri dan kudanya." ucap Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing to Another World
AdventureTamaT ------------------ Prim, gadis yang tak sengaja masuk ke dalam portal dan tiba di dunia lain yang penuh dengan makhluk fiksi seperti di dalam cerita dongeng. Dunia itu dilanda perang yang berkecamuk antara pihak cahaya dan pihak kegelapan yang...