"---melihatnya membunuh Orc dengan belati. Ia sepertinya lihai menggunakannya dan aku sengaja tidak memberikannya pedang karena takut ia sekutu kegelapan.” Jelas Kai menunduk dan mengambil daun berjari lima yang berguguran.
“Karena itulah kau tidak memberitahunya bahwa ia lingkaran hitam?” tanya Shirena dan Kaipun mengangguk mengiyakan.
“Tapi Ratu Ashily mengatakan bahwa ia melihat takdir yang besar ditunjukkan untuknya dan ia akan menemukannya.. aku tidak yakin tapi kurasa Ratu Elphrim akan menunjukkannya.” ucap Kai yakin memegang pedangnya dengan erat.
“Antarkan ia dengan baik.. akan kuberikan mantra sihir pada kuda kalian agar mereka semakin kuat memacu kecepatan menuju hutan Moorim karena kalian masih dalam perjalanan panjang dan aku yakin kalian akan sampai dengan cepat jikalau aku sudah memantrai kuda kalian” ucap Raja Lucan menepuk punggung Kai pelan.
“Istirahatlah” ucap Raja Lucan meninggalkan mereka berdua di lorong itu.
“Apakah ini akan membahayakan Ratu Elphrim?” tanya Shirena kalut melihat Kai yang memandangi sungai dengan tenang.
“Tidak. Tapi aku tidak yakin sepenuhnya” ucap Kai menutup matanya.
***
Saat membuka matanya di tengah malam Prim menggosok-gosok kakinya yang tadinya kesemutan kini telah segar dan pakaiannya yang lusuh sudah berganti menjadi pakaian yang sangat ringan berwarna coklat. Bajunya didalam berlapiskan kain lembut dan diluar kain yang dijahit dengan arah yang aneh membentuk ukiran khas para peri. Prim berjalan menuju sebuah cermin yang berdiri tegap ditengah dinding ia melihat dirinya dalam pakaian yang aneh dan menawan seperti buatan para desaigner ternama.
Rambutnya telah bersih dan terjalin sedikit di masing-masing atas telinga dan menyatu dibelakang. Rambut hitam Prim yang panjang kini terlihat lebih panjang dan lurus.
Ia heran menatap dirinya sendiri didalam cermin sambil tersenyum-senyum.“Pakaian ini lebih indah daripada pakaian desaigner ternama.” ucap Prim puas, merapikan pakaiannya dan kemudian ia terdiam, menatap ke arah cermin.
Ia mendekati cermin dan menatap matanya dari dekat.
“mataku berwarna hitam.” ucap Prim melihat iris matanya yang berwarna hitam.
Sebuah bayangan sepasang mata muncul dari belakang punggungnya. Ia sangat terkejut saat melihat bayangan kepala naga muncul dicermin hingga ia berlari keluar dari kamar itu dengan kaki yang gemetaran.
Prim mengintip ke dalam kamar dari depan pintu, ia mencondongkan kepalanya kearah cermin dan melihat cermin yang tak terlihat apa-apa.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Shirena dari balik punggung Prim yang ketakutan.
“Ada.." Prim menunjuk kearah cermin dengan tegap sesaat kemudian ia melirik cermin yang menunjukkan kejanggalan yang tadi terjadi.
"Lupakan saja.” ucap Prim mengibaskan tangannya santai untuk mengusik pandangan dan berjalan masuk kedalam kamar dengan berani.
“Shirena aku baru menyadari bola mataku berubah menjadi hitam. Sebenarnya warna iris mataku berwarna coklat. Aku heran.” ucap Prim mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk sambil sesekali mencuri pandang menatap cermin saat Shirena melewatinya.
“Aku juga baru melihatnya.” ucap Shirena duduk di tempat tidur Prim dan Primpun ikut duduk.
“Aku lapar. Dimana aku akan menemukan makanan?” tanya Prim mengelus perutnya yang keroncongan dan tiba-tiba saja peri-peri wanita yang tadi memijat dan memegangi dahi Prim masuk membawakan telanan berisikan makanan dan minuman.
Senyum Prim mengembang dan segera ia melipat kakinya, siap untuk menyantap makanan sedap dari Norand.
***
Saat pagi Prim tengah duduk di sebuah kursi panjang di bawah pohon ek yang daunnya berguguran. Mata Prim melihat ikan di sungai yang jernih dan mengalir deras sambil melompat-lompat bahagia.
Raja Lucan datang dan duduk di samping Prim.
“Kau tahu apa itu lingkaran hitam?” tanya Raja Lucan yang mengejutkan Prim.
Prim menggeleng di hadapan Raja Lucan yang terlihat masih sangat muda dan tampan, walau telah memiliki cucu yang memiliki wajah seolah seumuran dengannya.
“Aku juga mau menanyakan hal yang sama.” ucap Prim menunduk.
“Kamipun belum tahu betul apa itu lingkaran hitam yang sebenarnya. Setiap orang yang ada di dunia ini hanya menerka-nerka namun tidak ada yang mengetahui dengan baik, hanya manusia yang mengetahuinya dan pengetahuan itu sudah lama menghilang.” ucap Raja Lucan menunjukkan sedikit ujung jari telunjuknya kepada Prim.
“Pengetahuan yang lama hilang itu akan diketahui oleh Ratu Elphrim setelah bertemu denganmu.” sambung Raja Lucan.
“aku awalnya menentang perasaan antara Ashily dan Edmund.. namun cinta tidak dapat dipaksakan dan Ashily lebih memilih kebahagian yang sementara itu daripada pergi menuju Solanin. Sama seperti dirimu yang awalnya ditentang oleh banyak orang tapi setelah itu kebahagiaan yang sesungguhnya akan muncul walau hanya dalam waktu yang singkat” jelas Raja Lucan menatap langit biru dengan sedikit awan.
“Shirena mengatakan bahwa aku adalah lingkaran kegelapan. Dan wajahnya segera berubah saat mengetahui hal itu. Aku kira aku akan berada dalam masalah besar jikalau aku tidak pulang.” ucap Prim menatap Raja Lucan yang tersenyum manis yang kemudian mengecup dahi Prim ringan.
“Jadilah apa yang paling kau inginkan. Jangan mendengar apa kata mereka yang belum mengetahui dirimu. Karena dirimu yang sebenarnya tumbuh dari hatimu yang paling dalam dikarenakan keinginanmu yang kuat. Tekad Mu.” ucap Raja Lucan menekankan apa yang dikatakannya.
Prim dapat merasakan perasaan kebapakan seorang Raja Lucan yang sangat dalam. Prim seolah merasakan kehadiran seorang ayah yang selama ini ia tinggalkan dibumi dan hadir dalam sosok Raja Lucan yang terkenal akan kebijaksaan dan keberaniannya.
***
Perjalanan kembali dilanjutkan dan Prim dapat merasakan kuda yang dikendarainya bersama Shirena saat ini berada dalam stamina yang bagus dan tanpa di pecut kuda itu telah berlari dengan kencang menuju arah yang diinginkan begitu juga dengan kuda Kai.
Mereka beristirahat di atas sebuah bukit dekat dengan desa kecil yang tengah dalam keadaan damai. Mata Prim melihat semua hal dengan baik agar ia dapat mengingatnya ketika ia kembali kedunianya sendiri nantinya, ia tak ingin melewatkan setiap momen yang ia miliki bahkan ia melewatkan banyak waktu tidurnya yang seharusnya dalam satu hari di dunia ini. Sekarang berada dua hari didunia ia sebelumnya.
“Prim” ucap seorang Pria dari kegelapan, mata Prim kesana kemari mencari asal suara.
Shirena telah lelap tertidur sedangkan mata Kai terbuka lebar dan menatap tajam kearah kegelapan, dimana asal suara berada.
“Iridesa?” ucap Prim melihat kearah yang sama dengan Kai dan muncullah mata hijau dikegelapan.
Seekor macan kumbang muncul dari dalam kegelapan, berjalan menuju dekat api unggun dan duduk dengan tenang di sana.
Kai memegang gagang pedangnya dengan erat waspada terhadap serangan tiba-tiba yang mungkin akan dilakukan oleh Iridesa sang macan kumbang yang haus akan darah.
“Tenanglah Pangeran Kai penerus kerajaan Romulan. Aku hanya ingin berbicara dengan Prim.” ucap Iridesa---
***
To be continue...😊
Let's go to the next chapt.. Chaw😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing to Another World
AdventureTamaT ------------------ Prim, gadis yang tak sengaja masuk ke dalam portal dan tiba di dunia lain yang penuh dengan makhluk fiksi seperti di dalam cerita dongeng. Dunia itu dilanda perang yang berkecamuk antara pihak cahaya dan pihak kegelapan yang...