Dari sekian banyak penyakit yang ada didunia, satu yang menjadi musuh bebuyutan Ayna yaitu masuk angin, tidak elit memang tapi itulah adanya. Kondisi Ayna yang semula biasa-biasa saja bisa berubah 180 derajat. Karena ulah penyakit ini. Seperti saat sekarang ini, wajah putih Ayna tambah putih laksana mayat hidup karena pusing yang mendera. Tak lupa keringat yang mengucur deras ditubuhnya.
"Ayna, kamu kenapa?" Tanya Dita yang baru saja kembali dari area untuk mengantarkan berkas.Dita melihat Ayna yang tengah duduk didepan komputer tidak melakukan apa-apa. Hanya menundukkan kepala dengan tangan sebagai penopang.
Ayna mengangkat kepalanya yang terasa berat dan wajah pucat kemudian menoleh ke arah Dita. "Sepertinya saya masuk angin, Mbak." Ucap Ayna. "Mbak Dit, bisa minta tolong?" Pinta Ayna kemudian.
"Apa?" Dengan cepat Dita menjawab.
"Bisa antar saya ke klinik. Sepertinya saya tidak sanggup lagi melanjutkan pekerjaan untuk hari ini." Ucap Ayna.
Ini adalah hari Senin. Hari pertama Ayna masuk malam, setelah dua minggu lalu ia masuk pagi karena mengerjakan trial bersama Nayaka. Dan tadi, beberapa waktu kondisi Ayna masih baik-baik saja. Ayna masih bisa mengerjakan tugasnya. Masih bisa tertawa dan bercanda bersama teman-temannya saat break makan. Namun lihatlah sekarang. Kondisinya tiba-tiba drop. Pusing di kepalanya menjadi-jadi. Ditambah keinginan untuk memuntahkan isi perut yang benar-benar menyiksa.
Ayna butuh seseorang untuk menolongnya. Ia tak bisa melakukan apa-apa, kepalanya berat seperti ditimpa berton beban, dan tubuhnya menggigil kedinginan seperti orang yang sedang sakau. Kalau bisa Ayna ingin pulang, istirahat di rumah. Namun bagaimana caranya jam empat pagi angkot belum masuk kawasan PT. Ayna harus nunggu nanti, paling tidak sampai pukul 5 pagi. Dan istirahat di klinik adalah pilihan yang tepat.
"Okey." Jawab Dita, lalu membantu Ayna berjalan keluar ruangan menuju klinik yang untungnya tidak jauh dari ruang data entry.
Dita membantu Ayna berbaring di ranjang klinik. "Aku tinggal ya?" Ucap Dita sebelum meninggalkan Ayna sendiri.
Ayna mengedarkan pandangannya, melihat sekeliling ruangan yang didominasi warna putih. Tidak ada perawat yang berjaga. Jadi hanya Ayna sendiri yang berada di dalam klinik itu.
Pusing di kepala masih saja terasa. Membuat Ayna berusaha untuk memejamkan mata untuk menetralisir rasa pusing nya. Namun baru saja Ayna merasakan nyaman di kepalanya perutnya mual ingin muntah, lagi. Ayna segera berlari menuju kamar mandi yang ada di samping klinik, mengeluarkan semua yang ada di perutnya, hingga yang tersisa hanya cairan bening dan rasa pahit. Entah sudah berapa kali Ayna mondar-mandir toilet sedari tadi. Tubuhnya lelah, tak sanggup lagi.
Ayna berpegangan pada dinding toilet untuk menyangga tubuhnya agar tidak ambruk. Ayna tidak mau pingsan. Apalagi di dalam toilet. Dan seumur hidupnya Ayna tidak pernah pingsan walaupun ia sering mengalaminya pusing seperti ini. Setelah menekan tombol flush Ayna keluar dari bilik toilet, berdiri didepan kaca besar dan menatap pantulan wajah pucat pasi nya. Menghidupkan kran di washtafel, Ayna membasuh muka dan berkumur-kumur membersihkan sisa muntahan di mulutnya. Dengan tertatih Ayna kembali berjalan kedalam Klinik.
Ayna merebahkan tubuhnya kembali di ranjang. Airmata tanpa diminta mengalir di sudut-sudut matanya. Ayna kangen Ibunya, Ayah serta adiknya. Saat-saat seperti ini biasanya keluarganya akan bergantian untuk menjaganya. Membuatkan teh hangat agar perutnya yang telah kosong terisi kembali. Memijit lembut keningnya untuk meredakan rasa pusingnya. Atau membalurkan minyak kayu putih keseluruh tubuhnya untuk memberikan kehangatan.
Ayna kangen mereka. Ayna ingin pulang.
Tanpa sadar Ayna menghubungi Imbang, ia ingin berada di rumah, setidaknya ia merasa sedikit diperhatikan ketika berada di dekat orang-orang yang disayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Untuk Ukrayna
General FictionTakdir memang tidak bisa ditebak. Lontang-lantung selama dua bulan, dan nyaris kehabisan uang, akhirnya Tuhan mengirimkan Imbang untuk Ayna dengan cara yang luar biasa aneh menurut Ayna. Salahkan Falsa, Si ratu dugem teman satu kos Ayna. Fal, biasa...