37. Semua Rasa Yang Aku Punya Hanya Untukmu

7.1K 1K 113
                                    

"Mau beli apa sih, Ay?" tanya Imbang. Ia sedang mengikuti Ayna yang berjalan tergesa didalam sebuah market yang ada di mall.

"Udah, ikutin aja," jawab Ayna dengan langkah lebar, sehingga ia lebih cepat beberapa langkah dari Imbang.

Malas berdebat, akhirnya Imbang mengikuti langkah Ayna. Sepertinya istrinya itu tengah mencari sesuatu.

"Nah, ini!" seru Ayna dengan semangat. Meraka telah berada di dekat rak dimana ikan-ikan kering berada.

"Apa?" Imbang yang dari tadi berjalan dibelakang Ayna mendekat, melongokkan kepalanya, mencari tahu apa yang membuat istrinya itu berseru girang.

"Ini cumi kering." Ayna mengangkat seekor cumi, memperlihatkannya pada Imbang. "Dari kemaren aku ingin makan cumi." jelas Ayna dengan sumringah.

"Yaelah Ay, kirain kamu mau cari apa. Ternyata cuma cumi kering?" Ucap Imbang dengan tampang tidak percaya.

Dari tadi malam istrinya itu ribut ingin ke pasar tradisional. Tentu saja itu tidak bisa dilakukan karena mereka berdua sama-sama masuk pagi. Ayna nya bahkan tidak ikut overtime agar bisa mewujudkan keingininnya itu. Dan sebagai suami yang sayang istri, tentu saja Imbang tidak membiarkan istrinya itu pergi sendiri. Ya, walaupun Ayna sudah biasa dengan kota Batam, tetap saja Imbang tidak mau. Jadilah tadi ia juga ikut pulang tepat waktu. Dan disinilah mereka sekarang, berada di depan rak dimana cumi kering berada.

"Kenapa? Kamu nggak suka?" Ayna merasa Imbang tidak suka dengan apa yang diperlihatkannya.

"Bukannya nggak suka, tapi aku pikir kamu bela-belain nggak OT karena sesuatu yang lebih dari sekedar cumi kering."

"Apa maksudmu? Aku selalu melakukan apapun yang aku mau. Persetan dengan OT." Ayna tidak suka mendengar kata-kata Imbang yang terdengar meremehkan menurutnya.

"Loh? Kenapa kamu marah Ay? Aku benarkan? Hanya karena cumi kering kamu sampai nggak OT." Imbang heran kenapa tiba-tiba Ayna marah. Menurutnya apa yang ia katakan adalah benar.

"Ah sudahlah." Ayna tidak mau memperpanjang perdebatan dengan Imbang. Dengan cepat ia mengambil bahan-bahan apa saja yang dibutuhkannya untuk memasak cumi kering yang sudah diidam-idamkannya beberapa hari ini.

"Udah itu aja? Nggak sekalian kita belanja bulanan?" tanya Imbang begitu melihat Ayna melangkahkan kakinya menuju kasir.

"Hmmm," Ayna bergumam sebagai jawaban.

"Jawab dong Ay." Imbang tahu istrinya itu masih kesal dengannya.

"Nggak usah ini aja dulu. Stok di rumah masih banyak. Lagipula aku bisa beli sendiri kalau ada yang habis." jawab Ayna.

Imbang melirik Ayna yang berjalan disampingnya. Apa itu tadi maksudnya, akan membeli sendiri kalau habis? Imbang mengembuskan nafas pelan. Tak ingin berdebat, susah kalau menghadapi nyonya yang sedang ngambek. Jadi lebih baik dia diam.

***

Ayna segera menaruh barang belanjaanya di pantry. Memilah apa saja yang akan langsung digunakannya untuk memasak cumi. Cumi cabe ijo, itulah yang akan dimasaknya. Menu kampung yang sangat dirindukan Ayna. Bukankah begitu, kadang kita merindukan makanan-makanan yang sudah jarang kita temui.

"Ay, kamu masih marah sama aku?" Imbang berdiri dibelakang Ayna melingkarkan tangannya di pinggang ramping istrinya.

"Imbang, ihh. Nanti tanganku luka kalau kamu peluk-peluk aku." Ayna tidak menjawab pertanyaan Imbang, ia malah mengomeli suaminya itu yang sedang memeluk pinggangnya, padahal saat ini ia sedang memegang pisau, mengupas kentang.

"Kalau kamu masih marah, aku bakal peluk kamu terus sampai kamu maafin aku." ucap Imbang mengabaikan protesan Ayna, ia menumpukkan dagunya dibahu istrinya itu.

Miracle Untuk UkraynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang