"Pesawat jam berapa?" Teriak Ayna yang sedang menyeduh teh di pantry.
Imbang yang berada di kamarnya keluar mendengar teriakan Ayna. Menghampiri gadisnya itu di pantry. "Nggak usah kayak tarzan juga kali, Ay." Imbang berkacak pinggang dihadapan Ayna.
Ayna tersenyum tidak enak, "hehehe, maaf, maklum aku kan orang kampung yang biasa hidup di pantai, jadi biasa teriak-teriak."
Imbang menghampiri Ayna, mengambil segelas teh yang sudah diseduh Ayna. "Bukan masalah kamu biasa tinggal dimana. Tapi apartemen ini kecil, aku takut teriakanmu itu menganggu tetangga sebelah."
Ayna memutar bola matanya mendengar ucapan Imbang. Kecil dari arab? Besaran apartemen ini mungkin dari rumahnya. "Hmmm, segini aja kamu bilang kecil. Apalagi rumahku? Kotak korek api kayaknya itu. Dasar! Nggak bersyukur itu namanya jadi orang." Ayna malah mengomeli Imbang.
Imbang terkekeh mendengar omelan Ayna. "Becanda Ay, becanda!" Imbang berjalan menuju meja makan dan diikuti Ayna. "Kamu lagi dapet ya, Ay? Kok sensi gitu?"
"Siapa yang lagi dapet? Nggak kok." Elak Ayna.
"Lagi dapet juga nggak pa-pa kok, Ay. Biar nanti pas kita nikah, nggak ada alasan kamu, buat nolak aku saat malam pertama kita."
"Apaan sih? Siapa juga yang bakal nolak. Rugi kelezz." Ucap Ayna tanpa malu.
Imbang tersenyum mendengar jawaban Ayna. "That's why i love you, Ay. Kamu itu apa adanya. Nggak jaim-jaim jadi cewek." Ucap Imbang mengecup bibir Ayna.
"Ah, modus, bilang aja mau cium-cium makanya bilang that's why-that's why itu." Ucap Ayna tega.
"Kamu kok hobby banget merusak momen sih, Ay." Imbang berdecak sebal.
Gadisnya itu benar-benar perusak suasana, dimana-mana cewek itu paling suka kalau digombali, atau paling tidak akan tersipu-sipu ketika digombali atau mungkin dirayu pacarnya. Tapi tidak dengan Ayna, dia dengan teganya akan merusak momen yang telah dibangun susah payah. Dikiranya ngegombal itu gampang kali. Gombal kan juga butuh keahlian. Kalau gagal kan malu. Kalau di novel-novel akan ada tulisan 'krik krik krik' tanda apa yang kita lakukan itu garing, hingga membuat pasangan kita tidak bereaksi, bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
"Oh, tadi itu lagi ngegombal ya? Ngerayu-ngerayu gitu? Kenapa nggak bilang sih, kasih kode gitu. Biar aku action, shy-shy cat karena udah kamu puji."
"Malas ngomong sama kamu, Ay. Nyebelinnya nggak tanggung-tanggung." Kesal Imbang, lalu meninggalkan meja makan.
Ayna tertawa karena telah berhasil menjahili pacarnya itu. "Hey! Kok kamu ngambek sih, Mbang, lagi PMS ya? Hahaha!" Teriak Ayna, diiringi tawa yang menggema memenuhi ruangan apartemen.
Gadis mana sih yang tidak tersipu kalau digombali pacarnya. Gadis mana sih yang tidak akan merona kalau dirayu pacarnya. Secuek-cueknya Ayna, dia tetep akan merona kalau digoda Imbang, dia akan malu kalau dirayu Imbang. Tapi, Ayna memang jago menutupinya dengan bersikap menyebalkan. Sehingga Imbang sering kesal dibuatnya.
Setelah menghabiskan secangkir teh dan setangkup roti, Ayna menghampiri Imbang yang tengah sibuk berkutat dengan laptop di kamarnya. "Mbang?" Panggil Ayna.
Imbang menoleh sekilas kemudian kembali sibuk dengan laptopnya. "Mbang, kamu ngambek ya?" Ayna duduk bersila disamping Imbang.
"Emang aku cewek?" Jawab Imbang ketus tanpa menoleh kearah Ayna.
"Imbang maaf, aku cuma becanda kok." Ayna mulai merayu Imbang. Biasanya cara ini sedikit ampuh. Rayu-rayu dikit, udah deh mereka baikan lagi.
Imbang menghentikan aktivitasnya, menutup laptop dan menaruhnya disamping kirinya. "Udah ke baca itu, Ay. Kalau aku males ngomong, pasti kamu rayu-rayu. Pasang puppy eyes. Kebiasaan kamu udah bisa ketebak. Jadi nggak mempan." Ucap Imbang tega, lalu berbaring membelakangi Ayna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Untuk Ukrayna
Fiksi UmumTakdir memang tidak bisa ditebak. Lontang-lantung selama dua bulan, dan nyaris kehabisan uang, akhirnya Tuhan mengirimkan Imbang untuk Ayna dengan cara yang luar biasa aneh menurut Ayna. Salahkan Falsa, Si ratu dugem teman satu kos Ayna. Fal, biasa...