Panggilan ditujukan kepada saudari Ukrayna, ditunggu kedatangannya di trial room sekarang juga. Terima kasih.
Sial! Ayna mengumpat mendengar suara dari paging sistem. Pasti Nayaka yang punya ulah. Siapa lagi yang melakukan panggilan untuk dirinya kalau bukan pria itu. Jelas-jelas Nayaka tahu bahwa ia diminta pak Didi untuk datang ke ruangan Data entry karena ada berkas yang harus di selesaikan. Dasar Nayaka kurang kerjaan!
Ayna mengangkat telepon yang ada disamping mejanya, berniat menelpon trial room.
"Mbak Dit," panggil Ayna pada Dita rekan kerjanya.
"Ya," Dita sedang memeriksa berkas yang ada di depannya mengangkat kepalanya, menatap Ayna.
"Extension trial room, berapa?" Tanya Ayna.
"Di meja itu kan ada list extension area." Dita menunjuk meja tempat Ayna berada.
"Nggak ada. Adanya extension engineering."
"Masa sih?" Tanya Dita tidak percaya.
"Iya." Ayna menganggukkan kepalanya. "Lihat sini, kalau nggak percaya." Ayna meminta Dita mendekat dan memeriksa sendiri.
Dita menghampiri Ayna dan melihat ternyata benar tidak ada extension untuk trial room. "Ya udah, kamu teleponnya ke engineering aja. Siapa tahu karena ruangannya bersebelahan makanya memakai extension yang sama." Usul Dita.
"Oh, baiklah." Ayna mengikuti saran Dita menelpon engineering room.
Ayna menekan tiga tombol angka yang ada ditelpon. Dan telponnya langsung diangkat pada dering pertama.
"Halo!" Ucap suara pria diseberang.
"Ya, halo. Umm, bisa saya bicara dengan pak Nayaka?" Ayna langsung menanyakan Nayaka.
"Oh, hai Ayna. Akhirnya aku bisa mendengar suara mu juga." Nayaka terdengar ceria.
"Maaf, kenapa Bapak melakukan pengumuman itu. Bapak kan sudah tahu kalau saya ada di data entry."
"Aku kan kangen Ayna. Kenapa Didi menahan mu lama disana. Aku cuma memberi mu izin setengah hari. Namun kamu belum juga kembali kesini."
"Maaf, pak, saya tidak tahu tentang itu. Saya cuma mengikuti perintah atasan saya."
"Tapi Ayna, untuk beberapa waktu ke depan, sampai trial ini berakhir atasan kamu itu adalah saya. Jadi saya perintahkan kamu untuk kembali ke trial sekarang juga." Nayaka kembali ke mode profesionalnya karena mengganti kata aku menjadi saya.
"Okey, saya lapor ke Pak Didi dulu, setelah itu saya kembali ke ruangan trial."
"Saya tunggu, Ayna. Tapi lewat dari sepuluh menit kamu belum berada di ruangan, saya akan paging kembali." Nayaka menutup teleponnya kemudian.
"Dasar bos sialan!" Umpat Ayna pelan. Ia tidak mau Dita mendengarnya mengumpat kemudian melaporkannya ke atasan mereka. Bisa kena warning Ayna. Karena pasal satu selalu berlaku 'Atasan selalu benar'
"Mbak Dit, pak Didi mana?" Tanya Ayna setelah menaruh gagang telpon ke tempatnya.
"Lagi keliling, sebentar lagi juga balik. Kenapa?"
"Saya mau balik trial. Bisa?"
"Kalau berkas yang diberikan pak Didi selesai nggak papa balik aja. Biar nanti saya yang kasih tahu pak Didi."
"Ya, udah saya balik dulu ya, Mbak. Berkasnya di atas meja." ucap Ayna sebelum keluar meninggalkan ruangan data entry.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Untuk Ukrayna
Fiction généraleTakdir memang tidak bisa ditebak. Lontang-lantung selama dua bulan, dan nyaris kehabisan uang, akhirnya Tuhan mengirimkan Imbang untuk Ayna dengan cara yang luar biasa aneh menurut Ayna. Salahkan Falsa, Si ratu dugem teman satu kos Ayna. Fal, biasa...