6. Jadi Milikku

11.3K 1.1K 40
                                    

"Bibirnya jangan dimaju-majuin gitu dong, Ay." Goda Imbang.

"Apaan sih pak." Ayna bersidekap lalu mengarahkan kepalanya ke jalanan yang ada disampingnya.

"Hahaha, serius Ay. Bibir kamu itu bikin aku pengen nyium." Imbang tertawa melihat Ayna yang cemberut.

"Pak! Marah nih!" Ayna menoleh ke arah Imbang menyandarkan tubuhnya di pintu mobil.

"Kamu marah tambah lucu loh Ay. That's why i love you. You complete me."

"Hahhh!" Ayna menganga mendengar ucapan Imbang.

"Jangan cuma hah, dong Ay. Say something gitu. Barusan saya nyatain cinta loh."

"Aneh aja gitu loh Pak. First meet kita itu biasa aja. Nggak ada yang special. Nggak ada obrolan kita waktu itu, yang saya rasa bisa membuat bapak tertarik sama saya. And second meet kita, yang ada saya malu-maluin. Jalan sama saya bikin wibawa, pamor or something yang biasa bapak jaga bisa anjlok. I'm not special. I'm a weirdo.

"Aneh? Kamu itu spesial dimata saya. Kamu yang nggak jaim itu, bikin saya suka. Dimata saya kamu itu spesial dengan caramu sendiri."

"Wow, saya melambung," ucap Ayna dengan gaya yang dibuat-buat. "Tapi ... bohong." Ayna tertawa melihat Imbang yang melotot karena ia usili. "Udah lah Pak. Nggak usah ngegombal sama saya. Nggak mempan! Walaupun saya masih abg, saya nggak bisa digombali."

"Saya nggak gombal. Saya serius!" Yakin Imbang.

"Saya nggak percaya cinta pada pandangan pertama." Ayna masih mengelak.

"Makanya, kamu terima saya. Biar kamu tau ini cuma sekedar suka atau saya sudah jatuh cinta beneran sama kamu."

"Maunya!" Cibir Ayna.

"Saya serius Ayna. Mau kan jadi pacar saya?"

"Bapak udah tua masih aja pacaran. Seharusnya cari istri pak!"

"Kalau kamu mau, nggak masalah. Kita nikah aja."

"Nggak ah, saya masih muda. Masih banyak yang ingin saya gapai."

"Makanya kita pacaran aja dulu. Kalau kamu udah siap baru kita nikah."

"Kok bapak ngotot sih?"

"Saya sih nggak ngotot. Tapi hati saya. Jadi saya nggak bisa nolak, kalau hati saya udah bertindak."

"Bapak nyebelin banget sih." Ayna mengangkat kakinya dan melipatnya di kursi sehingga ia duduk bersila.

"Cuma sama kamu Ayna. Kalau sama yang lain, saya balik lagi jadi Imbang yang biasa. Kamu membuat sisi yang tersembunyi dari diri saya selama ini keluar. Kamu membuat saya menjadi Imbang yang lain." Imbang menatap Ayna. Mobil yang dikendarainya tengah berhenti karena lampu merah.

"Ya udah deh." Ucap Ayna kemudian.

"Apa?" Imbang pura-pura tidak tahu.

"Bapak maunya apa?" Tanya Ayna balik.

"Makasih. Sini dong. Saya pengen peluk kamu." Imbang tersenyum  mengulurkan tangannya hendak menggapai Ayna.

"Nggak ah. Bapak yang ke sini. Bapak kan laki-laki." Ayna masih bertahan dengan posisinya.

Imbang melepaskan seat belt nya, mendekat kearah Ayna lalu mendekap Ayna erat, "Mulai detik ini kamu milikku." Ucap Imbang diantara pelukkannya.

***

"Tau-tau aja sih Pak, tempat makan sate yang enak." Ayna mengigit tusukan sate terakhirnya.

Miracle Untuk UkraynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang