"Ternyata kamu lebih cantik dari yang Ibu lihat selama ini." Lia, Ibu Imbang mengucapkan pujiannya lagi.
"Ibu benar, tapi tahukah Ibu, kalau Ayna selalu merendahkan dirinya dengan berkata bahwa ia tidak cantik. Dan tidak pantas dengan anakmu ini, Bu." Adu Imbang pada Ibunya.
Lia mengusap tangan Ayna yang ada digenggamnya. "Ibu rasa hanya kamu yang pantas untuk anak Ibu ini. Karena cuma kamu yang dia kenalkan pada Ibu." Ucap Lia tersenyum tulus.
Lia tidak mau menjadi penghalang antara Ayna dan anaknya, Imbang. Karena ia tahu bagaimana rasanya menjadi orang yang kehilangan cinta karena tidak direstui. Dan ia tidak ingin putra satu-satunya mengalami itu.
"Nah, kamu dengarkan Ay. Jadi jangan pernah bicara yang tidak- tidak lagi, okey. Bilangin Bu, biar anak nakal itu nggak mikir ya aneh aneh lagi." Dari kaca spion, Imbang melirik Ayna yang duduk dibangku belakang dengan Ibunya.
Ayna memutar bola matanya mendengar aduan Imbang. "Udah tua, masih aja suka ngadu. Dasar!" Ucap Ayna dengan suara yang memang disengaja sedikit keras.
"Nah, nah, dengar sendiri kan, Bu. Masa sama calon suami kayak gitu. Nggak sopan banget kan?" Lagi, Imbang mengadu pada Ibunya.
Lia hanya bisa tersenyum melihat tingkah anak dan calon menantunya. "Mbang, pacaran sama Ayna bikin kamu jadi kayak Abg, ya?" Lia malah menggoda Imbang.
Imbangnya terlihat lebih hidup sekarang. Tidak seperti beberapa tahun yang lalu. Imbang terlalu sibuk dengan pendidikannya. Ia terus fokus belajar hingga mendapatkan beasiswa dan berakhir mendapatkan karir yang layak diusia yang tergolong masih muda. Hidup telah memaksa Imbang menjadi pribadi yang keras. Anaknya itu ingin membuktikan kepada keluarga mantan suaminya bahwa tanpa mereka dia mampu dan bisa berhasil. Sehingga anaknya itu menjadi sedikit kaku terhadap orang-orang. Namun sifatnya kaku jugalah yang membuat para wanita mengejar-ngejarnya dan membuat Imbang jadi lebih anti lagi terhadap wanita. Anaknya itu tidak menyukai wanita yang terlalu agresif. Beda ketika bersama Ayna, terlihat Imbang lah yang lebih agresif mengejar gadis itu.
"Jadi kayak Abg alay." Ayna ikut-ikutan menggoda.
"Ya, ya, ledek aja terus." Sewot Imbang yang duduk dibalik kemudi. Hari ini pria itu menjadi supir untuk dua orang wanita yang sangat dicintainya.
Ayna dan Lia tertawa bersama mendengar gerutuan Imbang. Senang sekali ketika mendapat sekutu untuk mengerjai Imbang.
***
"Ecieee, yang senang karena masakannya diakui camer."
Imbang masih saja meledek Ayna. Kemarin setelah menjemput Ibu Lia ke bandara, mereka kembali ke apartemen Imbang dan setelahnya Ayna diminta Lia untuk membantunya menyiapkan makan malam untuk mereka bertiga. Mungkin Lia melakukan uji kelayakan untuk Ayna karena dia meminta Ayna membuatkan satu menu tambahan untuk makan malam mereka. Dan untungnya Ayna bisa memasak, yah walaupun tidak sejago chef tapi tidak malu-maluin juga.
"Apaan deh, Mbang, norak tau!" Sungut Ayna bosan. Dari tadi malam Imbang menggodanya terus. Karena Ibu Lia menyukai masakannya.
"Eh, aku aduin Ibu nanti ya, masih manggil nama." Ancam Imbang. Semalam Ayna disidang Ibu Lia karena ketahuan memanggil Imbang hanya dengan menyebutkan nama. Tidak sopan, itu kata Ibu Lia.
"Dasar tukang ngadu." Ayna bersedekap, memalingkan wajahnya dari Imbang, menghadap ke jalanan.
"Gimana tadi?" Tanya Imbang mengalihkan pembicaraan.
"Apa?" Ketus Ayna.
"Dapet SP berapa?"
Tadi Ayna dipanggil ke ruang HRD terkait kasus pengempesan ban mobil Nayaka. Ayna pikir ia telah melakukan dengan benar. Memastikan bahwa tidak ada yang melihat. Namun yang namanya perbuatan jahat, walaupun disimpan sedemikian rupa pasti ada aja cacatnya. Dan ternyata ada yang melihat perbuatan Ayna yaitu sekuriti yang bertugas dan CCTV yang meskipun tidak langsung menangkap jelas kejadian tapi mengindikasikan kalau Ayna lah tersangkanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Untuk Ukrayna
Ficción GeneralTakdir memang tidak bisa ditebak. Lontang-lantung selama dua bulan, dan nyaris kehabisan uang, akhirnya Tuhan mengirimkan Imbang untuk Ayna dengan cara yang luar biasa aneh menurut Ayna. Salahkan Falsa, Si ratu dugem teman satu kos Ayna. Fal, biasa...