33. When Skies Are Grey

6.4K 918 121
                                    

Ayna berjalan mondar-mandir di kamarnya. Gelisah, bermaksud hendak menelpon Ibunya. Dia butuh bicara dengan seseorang dan Ibunya adalah pilihan yang tepat. Ayna tidak mau asal curhat kalau sudah menyangkut masalah keluarga. Karena bagi Ayna tidak setiap orang dapat dipercaya.

"Kenapa sih Ay, kamu mondar-mandir dari tadi, nggak capek apa?" Imbang yang sedari tadi duduk bersandar di kepala ranjang akhirnya angkat suara.

Ayna menghentikan langkahnya, melihat kearah Imbang lalu mendekati suaminya itu. "Aku mau menelpon Ibu, tapi malu, mau ngomongnya." Ucap Ayna ketika telah duduk disamping Imbang.

Imbang menarik Ayna kedalam pelukannya, mengecup pipi istrinya itu. "Mau ngomongin apa emangnya?" Bisiknya di telinga Ayna.

"Aku mau nanya makanan apa yang bagus buat meningkatkan kesuburan."

"Kamu masih mikirin omongan Mela tempo hari?" Imbang menjauhkan tubuhnya dari Ayna memberi jarak hingga dia bisa menatap wajah istrinya itu.

Imbang tidak mau istrinya itu stres dengan selalu mengingat ucapan Mela adiknya yang bawel itu.

"Paling nggak kalau aku nanya sama Ibu, aku jadi tau makanan apa saja yang bagus untuk meningkatkan kesuburan." Ayna kembali merapatkan tubuhnya pada Imbang, menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya itu.

"Kamu mau kita ngecek ke dokter? Biar kamu nggak stres mikirin ini. Ya, siapa tau masalah itu datang dari aku." Ucap Imbang dipuncak kepala Ayna.

Ayna menolehkan kepalanya kearah Imbang, menatap suaminya itu tidak mengerti. "Maksudnya?" Dengan dahi berkerut Ayna bertanya.

"Dalam pernikahan itu, masalah bukan hanya datang dari perempuan kadang laki-laki juga ikut menyumbang masalah. Dan bisa saja aku yang bermasalah. Aku yang tidak bisa memberikan keturunan. Aku yang mandul. Jadi biar kamu nggak stres mikirin ini terus, mending kita check ke dokter. Jadi kita berdua tahu siapa yang bermasalah." Ujar Imbang memberikan solusinya pada Ayna.

***

Andai saja waktu bisa diulang. Andai saja Ayna tidak uring-uringan karena ucapan Mela. Andai saja malam itu Ayna tidak menyetujui usulan Imbang. Mungkin hal ini tidak terjadi pada keluarganya. Iya, tes sialan itu telah merubah segalanya. Membuat Imbang nya berubah.

Benar. Kita bisa menjadi penyemangat untuk orang lain. Tapi ketika apa yang kita koar-koarkan itu terjadi pada diri kita, dan kita penyebab dari masalah itu membuat motivasi yang selama ini kita dendangkan, semangat yang selama ini kita lagukan tidak akan mampu membuat kita sendiri bangkit. Dan itu terjadi pada Imbang.

Boleh saja waktu itu Imbang berkata tidak apa mereka belum dikaruniai anak saat ini. Boleh saja waktu itu Imbang mengucapkan rayuan manis agar Ayna tidak stres karena ucapan Mela. Boleh saja.

Namun itu tidak berlaku bagi dirinya sendiri. Pria itu bisa menghibur Ayna dengan kata-katanya tapi tidak bisa menghibur dirinya sendiri.

Imbang nya mulai berubah sejak hari dimana mereka melakukan tes. Imbangnya menjadi pribadi yang berbeda. Lebih tertutup. Tak ada lagi Imbang yang perhatian pada Ayna. Tak ada lagi Imbang si raja modus dan tak ada lagi Imbang si licik yang suka mencari-cari kesempatan. Tak ada lagi.

Dan hingga saat ini. Dua minggu sejak mereka mengetahui hasil tes itu. Imbang seperti menarik diri darinya. Dulu prianya itu akan curi-curi kesempatan ketika berada di PT. Sekarang hal itu tidak pernah lagi. Imbang memperlakukannya sama seperti karyawan yang lain. Bersikap seolah-olah mereka tidak pernah kenal.

Ayna menghembuskan nafas berat. Menatap nanar Imbang yang tengah memberi pengarahan pada anak buahnya, seorang supervisor produksi. Akhir-akhir ini Imbang memang sering terjun ke produksi karena adanya masalah pada salah satu mesin sehingga memperlambat proses produksi dan membuat target produksi tidak tercapai sehingga mengakibatkan shipping tak sesuai jadwal.

Miracle Untuk UkraynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang