"Faal, aku takut nih, nanti nggak lolos medical." rengek Ayna.
"Kenapa takut? Emangnya kamu punya riwayat penyakit?" ucap Falsa. Saat ini Ayna sedang duduk menemani Falsa yang sedang mencuci disamping rumah.
"Gak sih, tapi katanya nanti dipegang-pegang gitu kan ya?"
Setelah mengikuti tes tertulis dan tes wawancara beberapa hari yang lalu dan lulus. Akhirnya, hari ini, Ayna ikut medical check up setelah kemaren dia mendapat pemberitahuan melalui sms. Dan Ayna sangat deg-deg an menghadapi medical ini.
"Ya namanya juga dicek kesehatannya ya musti diperiksa gitu. Bukan dipegang, ingat itu!"
"Ya sama ajalah, Fal. Perutku dipegang-pegang. Payudaraku dipegang-pegang. Trus nanti aku musti nungging buat periksa ambeien. Trus katanya ada yang cek virgin gitu. Hiii, aku geli bayanginnya. Apalagi nanti yang periksa dokter cowok. Nggak kebayang deh. Kan aku malu Fal."
Ayna merinding sendiri membayangkan rangkaian pemeriksaan yang harus dilaluinya nanti. Bukan karena ia punya riwayat penyakit tetapi lebih kepada ucapan teman-teman kos nya yang pernah ikut medical check. Ayna kan masih polos belum pernah digrepe-grepe, jadi ia malu. Pacaran saja paling berani cuma pegangan tangan.
"Ya udah, nggak usah dibayangin. Dijalananin aja. Siapa tahu yang check kamu dokternya masih muda kan lumayan digrepe sama yang muda. Kalau bisa kamu gaet sekalian jadi pacar." ucap Falsa asal.
"Ngaco kamu!" Ayna melempari Falsa dengan tutup pengharum pakaian yang ada disampingnya.
"Sial, anak kecil kurang ajar." umpat Falsa ketika lemparan Ayna mengenai kepalanya.
Ayna tertawa bahagia ketika lemparannya berhasil mengenai Falsa. "Maaf,"ucapnya disela-sela tawa yang masih terdengar dari mulutnya.
"Udah mandi sana, nanti telat pula medicalnya. Atau mau aku antar?" Falsa yang saat ini tengah menjemur pakaiannya menawari Ayna.
"Nggak usah, aku naik angkot aja. Lagian kamu nggak kerja?" Ayna heran dengan Falsa ini. Berangkat kerja paling ambil absen sebentar, kemudian pulang lagi. Atau kerjanya cuma 4 jam paling lama. Ketika ditanya pasti jawabnya ngantar data aja atau aku udah target. Enak banget kayaknya kalau jadi marketing di showroom.
Dalam setengah jam Ayna sudah selesai mandi dan berpakaian. Dengan segera Ayna meninggalkan rumah setelah berpamitan dengan Falsa yang sedang menyapu rumah.
Wish me luck, doa Ayna dalam hati.
***
Ayna menaiki tangga menuju klinik yang ada di lantai 2. Sudah ada sekitar 20 orang peserta medical yang tengah duduk menunggu di kursi klinik menunggu giliran.
"Medical untuk Kyoto Company?" tanya Ayna kepada seorang gadis berbaju putih yang duduk disampingnya.
"Iya." jawab gadis tersebut.
Ayna menganggukkan kepala tanda mengerti. "Ayna," ucap Ayna memperkenalkan dirinya.
Ayna memang tidak bisa berdiam diri. Apabila bertemu dengan orang baru dan ia merasa orang tersebut bisa untuk diajak berkenalan maka Ayna akan berusaha untuk membuka percakapan.
"Nuraini. Panggil saja Aini." gadis tersebut menjabat tangan Ayna kembali.
"Waaah, nama kita mirip yaa. Ayna dan Aini." Ayna menunjuk dirinya kemudian gadis yang bernama Aini. "Semoga kita lolos medical ya Ni." harap Ayna.
"Amiin. Semoga kita lolos."Aini mengamini ucapan Ayna.
"Oh ya Ni, kamu udah pernah medical sebelumnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Untuk Ukrayna
Fiction généraleTakdir memang tidak bisa ditebak. Lontang-lantung selama dua bulan, dan nyaris kehabisan uang, akhirnya Tuhan mengirimkan Imbang untuk Ayna dengan cara yang luar biasa aneh menurut Ayna. Salahkan Falsa, Si ratu dugem teman satu kos Ayna. Fal, biasa...