Sepertinya bermain petak umpet menjadi hobby Ayna akhir-akhir ini. Itu terbukti karena sudah seminggu ia berhasil menghindar dari Imbang. Dan sudah seminggu pula Ayna tak membaca pesan atau mengangkat telepon dari pria itu. Sepertinya Ayna masih bisa mengelak lagi, hingga minggu depan. Karena besok adalah senin keduanya masuk malam. Semesta sedang berbaik hati padanya sehingga dengan mudah memberinya jalan. Jadi masih ada kesempatan Ayna untuk memikirkan alasan kenapa ia menghindar dari Imbang, paling tidak hingga seminggu kedepan.
Ayna tengah berada diruangan data entry, bersiap-siap untuk bersembunyi di kolong meja ketika handphone yang ditaruh nya di laci meja bergetar. Ada chat masuk dari teman-temannya di grup DE.
Melly : Hallooo, siapa yang mau ke kantin nitip dong.
Nana : Ku juga mau nitip.
Melly : Aynaaaa, kamu yang di lantai satu. Kamu yang ke kantin ya.
Zahara : Setuju
Melly : Setuju (2)
Nana : Setuju. Setuju. Setuju
Karena tidak ada rencana untuk break 10 di kantin, Ayna segera mengetikkan balasan chat untuk teman-temannya.
Ayna : Sorry, aku nggak ke kantin. Au mau tidur.
Selesai mengetikkan balasan Ayna menaruh handphone nya kembali di laci. Break 10 adalah istilah untuk istirahat 10 menit di tiap jam sepuluh, baik pagi atau malam hari. Dan kali ini, Ayna tidak berminat untuk menghabiskan jatah istirahat nya di kantin. Hanya tidur yang ingin dilakukan Ayna saat ini. Ia sangat mengantuk, tidurnya sangat kurang hari ini.
Tadi pagi begitu pulang dari PT, Ayna langsung ke pelabuhan Sekupang. Dengan menaiki pompong Ayna pulang ke rumah orang tuanya yang berada tak jauh dari Batam. Dan sore harinya, Ayna kembali lagi ke Batam karena ia harus bekerja. Minggu adalah OT besar, rugi kalau dilewatkan.
Ayna mendudukkan tubuhnya di kolong meja, menarik kursi lebih dekat ke arahnya, namun sebelumnya mengatur posisi kursi dalam posisi terendah. Kemudian menjadikan dudukkan kursi sebagai bantal. Ini posisi tidur paling aman. Jarang orang akan tahu keberadaannya di kolong meja. Dijamin tidur diwaktu break yang hanya sepuluh menit.
Suara pintu ruangan yang terbuka membuat mata Ayna yang baru saja terpejam langsung terbuka. Ayna tetap bertahan di tempatnya, berharap seseorang yang sedang melangkahkan kaki ke arahnya cepat pergi. Namun sepertinya doa Ayna belum dikabulkan oleh Tuhan. Karena sepasang kaki saat ini tepat berdiri dihadapannya.
"Ternyata susah sekali ya, Ay untuk ketemu kamu." Imbang berdiri tepat dihadapan Ayna yang masih merebahkan kepalanya di dudukan kursi. Kemudian menarik secara perlahan kursi yang menjadi penghalang dirinya dan Ayna.
Kaget. Ayna segera mengangkat kepalanya. Dengan mata melotot dan mulut terbuka, Ayna menatap Imbang yang tengah berdiri di hadapannya."Ba, Ba-pak kenapa bisa ada di sini?" Ucap Ayna terbata, ia masih tetap berada dibawah meja.
"Tentu saja bisa Ayna. Aku bisa melakukan hal yang lebih dari ini, kalau kamu masih tetap bermain petak umpet denganku." Imbang mengulurkan tangannya untuk membantu Ayna keluar dari persembunyiannya.
Ayna hanya bisa menundukkan kepalanya. Sekuat apapun dia menghindar kalau Imbang mempunyai kemauan pasti lelaki itu mencari cara untuk mereka bertemu.
"Bapak mau apa?" Tanya Ayna ketika mereka telah berhadapan.
"Oh, come on, kamu nanya mau aku apa?" Imbang berkacak pinggang di depan Ayna, kesal karena gadis itu masih menanyakan apa maunya. "Dan berhenti untuk bersikap formal denganku, Ayna!" Bentak Imbang. Ia kesal dengan formalitas gadisnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Untuk Ukrayna
Ficção GeralTakdir memang tidak bisa ditebak. Lontang-lantung selama dua bulan, dan nyaris kehabisan uang, akhirnya Tuhan mengirimkan Imbang untuk Ayna dengan cara yang luar biasa aneh menurut Ayna. Salahkan Falsa, Si ratu dugem teman satu kos Ayna. Fal, biasa...