"Sial!" Nayaka menendang ban mobilnya kesal. Lalu kembali ke lobi PT untuk berteduh. Padahal tadi ban mobilnya baik-baik saja. Tapi lihatlah sekarang, ban sisi kanannya kempes depan belakang. Bayangkan depan belakang.
"Arggghh," Nayaka mengacak rambutnya kesal. Kenapa ban mobilnya bisa kempes begitu. Dia punya janji mengencani wanita hari ini. Bagaimana dia bisa mendapatkan targetnya kali ini, kalau dikencan pertama saja dia sudah ingkar janji.
Pasti ada yang mengerjainya. Tapi siapa?
***
Beberapa saat yang lalu.
"Ayna, bisa saya minta tolong antarkan berkas ini ke gedung 3?" Ini adalah pertanyaan yang bermuatan perintah dan pastinya harus dipatuhi Ayna.
"Sekarang, Pak?"
"Kalau boleh sih tahun depan, tapi sayang, dokumen ini dibutuhkan untuk shipping besok pagi. Jadi kamu harus mengantarnya sekarang juga."
Didi sialan, harus ya dia bicara seperti itu. Siapa tahu dokumen itu bisa diantar nanti, setelah Ayna menyelesaikan berkas yang sedang diinputnya. "Baiklah, Pak." Ayna mengambil dokumen yang ditaruh Didi diatas mejanya, lalu meninggalkan ruangan data entri menuju storage yang ada di gedung 3.
Karena gedung 3 itu adalah gedung paling ujung dari Kyoto dan akses tercepat hanya lewat parkir depan, maka dari itu Ayna melangkahkan kakinya ke area parkir yang biasanya diisi oleh mobil-mobil para atasan. Tapi terlebih dahulu Ayna harus mengganti production shoes nya dengan sepatu biasa, karena dia melewati area yang bukan untuk produksi termasuk gedung 3 yang hanya digunakan sebagai storage.
Setelah mengganti sepatunya Ayna dengan cepat menuju gedung 3. Menyerahkan dokumen yang dibawanya lalu kembali ke gedung 1 dan menyelesaikan pekerjaannya karena sebentar lagi waktunya untuk pulang.
Namun langkahnya terhenti ketika melihat sebuah mobil yang sangat ia kenal. Mobil Imbang. Namun perhatiannya teralihkan ketika ia melihat mobil berwarna merah milik Nayaka. Ayna tidak tahu jenis mobil apa itu tapi yang ia selalu ingat dari mobil itu adalah platnya, 61 LA, sama seperti pemiliknya yang gila begitulah plat mobilnya. Dan entah setan darimana sebuah ide terlintas dibenak Ayna. Ia melihat sekelilingnya yang sepi, lalu menghampiri mobil Nayaka dan mengempeskan dua bannya. Itu begitu cepat dan Ayna tidak tahu dari mana ia mendapatkan kecepatan itu. Dan setelahnya, Ayna kembali ke gedung 1 dengan senyum merekah di bibirnya. Itu baru satu!
***
"Kelihatannya kamu lagi senang." Imbang menyerahkan segelas susu hangat untuk Ayna.
Ayna menerima gelas pemberian Imbang dengan cemberut. Sudah berulang kali dia mengomeli Imbang karena pacarnya itu, memaksanya meminum susu, tapi tak sekalipun Imbang mendengarkannya. Selalu, setiap harinya, Imbang membuatkan segelas susu dan memastikan Ayna meminumnya. Dan dengan terpaksa pastinya Ayna meminumnya.
"Nggak ada." Ayna menaruh gelas kosongnya di meja didepan sofa yang tengah mereka duduki.
"Serius?" Tanya Imbang.
"Iya."
Imbang mengangguk, "geser dikit." Imbang meminta Ayna menggeser duduknya hingga ia bisa berbaring di sofa. "Pijit dong Ay?" Imbang menaruh kakinya di paha Ayna dan meminta Ayna memijat kakinya.
"Nggak mau." Ayna mencoba mendorong kaki Imbang yang ada di pahanya. Namun tidak bisa.
"Ayolah, Ay. Ini hukumanmu." Ucap Imbang. "Siapa suruh kamu tidak membalas pesanku." Imbang mengingatkan tentang kejadian dua hari yang lalu.
"Itu sudah dua hari yang lalu Imbang! Dan siapa suruh kamu ke areaku berpura-pura audit. Bukan aku yang pasti?"
"Aku tidak peduli, lakukan hukumanmu." Titah Imbang.
![](https://img.wattpad.com/cover/92361952-288-k398818.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Untuk Ukrayna
General FictionTakdir memang tidak bisa ditebak. Lontang-lantung selama dua bulan, dan nyaris kehabisan uang, akhirnya Tuhan mengirimkan Imbang untuk Ayna dengan cara yang luar biasa aneh menurut Ayna. Salahkan Falsa, Si ratu dugem teman satu kos Ayna. Fal, biasa...