"Oke, break 10 menit." Pak Budi trainer yang sedang bertugas mengakhiri sesi pertama.
Segera Ayna dan Aini beranjak meninggalkan training room menuju toilet terdekat. Dingin membuat kantong kemihnya minta segera dikosongkan.
Akhirnya Ayna lolos medical dan bekerja di Kyoto Company dengan durasi kontrak selama satu tahun. Dan ini adalah hari ketiga Ayna resmi menjadi karyawan di Kyoto. Tepatnya sebagai seorang operator produksi. Yah, untuk orang dengan ijazah SMA menjadi buruh atau yang lebih kerennya operator adalah sebuah anugerah. Lagipula Ayna punya rencana untuk hidupnya. Ia ingin kuliah sambil kerja. Sehingga nantinya ia memiliki kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
"Ay, lihat deh." Aini berbisik di telinga Ayna.
Mereka baru saja menyelesaikan urusan mereka dan hendak kembali ke ruang training.
"Apa?" Tanya Ayna dengan suara pelan.
"Itu bukannya para Bos ya?" Jawab Aini dengan kode mata.
Ayna mengikuti arahan Aini dan ternyata benar dari arah berlawanan berjalan serombongan petinggi perusahaan dan termasuk Imbang. Darimana Ayna tahu kalau itu adalah rombongan manajemen. Karena di saat training kemaren telah dijelaskan tentang company profile. Dan sebagai karyawan kita harus mengenali atasan kita.
"Pak!" Sapa Ayna beserta Aini, ketika mereka berpapasan dengan para petinggi itu. Dan dibalas dengan anggukan dan jawaban Ya serta seulas senyum dari beberapa orang petinggi kecuali Imbang tentu saja.
"Gilaaa, ramah banget bos-bos di sini. Nggak kayak di tempat aku dulu." Aini berseru.
"Iyakah? Tapi tadi ada kok yang nggak ramah."
"Siapa? Pak Imbang? Dia mah emang gitu." jawab Aini.
"Kamu, kenal?" Tanya Ayna.
"Nggak? Tapi menurut cerita yang aku dengar sih gitu. Yang bawa lamaranku kan orang lama. Jadi dia wanti-wanti kalau ketemu pak Imbang harus hati-hati. Orangnya galak dan disiplinnya tinggi. Mungkin karena lama di Jepang kali ya?" Cerocos Aini. "Oh ya, yang bawa lamaran kamu siapa? Kyoto kan susah masuknya kalau nggak punya orang dalam." tanya Aini.
"Aku ..." Ayna menunjuk dirinya sendiri. "nggak ada," lanjut Ayna.
Benarkan nggak ada yang bawa lamaran Ayna? Dia menitipkannya di CC ketika Kyoto buka lowongan di sana. Dan lagi pula kalaupun ada campur tangan Imbang, Ayna tidak mau memberitahu siapapun. Biar menjadi rahasianya serta teman-temannya malam itu. Dan lagipula Imbang waktu itu telah mengingatkannya untuk bersikap profesional ketika berada di Perusahaan.
"Nanti kalau ada yang nanya siapa orang yang kamu kenal di Kyoto nggak usah dijawab ya." Ucap Imbang waktu itu.
Dan ketika Ayna bertanya kenapa? Imbang hanya mengatakan semua demi kenyamanan Ayna di sana.
"Masa sih?" Aini tidak yakin dengan jawaban Ayna.
"Iya, aku masukin di CC waktu itu. Udah lah nggak usah dibahas. Mending kita masuk, jam istirahatnya sudah habis." Ayna mengalihkan pembicaraan lalu menarik tangan Aini mengajak untuk segera masuk ke training room.
***
Jam 11.45 WIB Ayna dan temen-teman training nya sedang berada di kantin gedung 1 untuk makan siang. Menurut cerita yang Ayna dengar kantin gedung 1 selalu ramai dibanding dua kantin yang lain. Itu karena kantin gedung 1 biasanya dipenuhi oleh staff, maintainance sampai dengan petinggi kecuali Japanese karena mereka lebih memilih makan di restoran jepang atau di luar perusahaan. Namun kadang-kadang ada juga Jepang yang makan siang di kantin. Jadi bagi operator yang berniat untuk menggaet atasan atau sekedar cuci mata mereka sering makan ke kantin gedung 1.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Untuk Ukrayna
General FictionTakdir memang tidak bisa ditebak. Lontang-lantung selama dua bulan, dan nyaris kehabisan uang, akhirnya Tuhan mengirimkan Imbang untuk Ayna dengan cara yang luar biasa aneh menurut Ayna. Salahkan Falsa, Si ratu dugem teman satu kos Ayna. Fal, biasa...