"Dari tadi aku perhatiin kamu kok sering bengong. Kenapa?" Imbang mulai bertanya.
Saat ini mereka berdua sedang duduk berhadapan diatas ranjang bersiap-bersiap untuk tidur. Sedari tadi ia telah menunggu Ayna untuk bercerita, namun istrinya itu tetap bertahan, mengatupkan mulutnya, menyimpan sendiri masalahnya. Padahal jelas sekali terlihat diwajahnya kalau ada sesuatu yang tengah mengganggu pikirannya. Karena Imbang sudah tahu tabiat Ayna yang suka menyimpan segala sesuatu sendiri. Jadi untuk ketenangan rumah tangganya ia harus memaksa Ayna bicara. Karena belum tenang tidurnya sebelum melihat istrinya itu kembali seperti sedia kala. Menjadi istri yang manis dan bawel. Tidak seperti saat ini yang kalaupun tersenyum tak sampai pada matanya.
"Nggak kenapa-kenapa." bohong Ayna. Ayna tahu pasti Imbang merasa ada sesuatu yang ia sembunyikan. Ingin sebenarnya Ayna menceritakan apa yang ada dipikirannya namun Ayna tidak mau Imbang over reaction nantinya.
"Bohong!" Aku yakin pasti ada apa-apa." bantah Imbang. "Atau jangan-jangan kamu galau karena Nayaka mau dipindah tugaskan." ucap Imbang. Mungkin dengan mengalihkan topik, nantinya Ayna akan terbuka dengan sendirinya. Pikir Imbang.
"Emang Nayaka dipindah tugaskan?" tanya Ayna balik. Ia benar-benar tidak tahu-menahu tentang berita itu. "Lagian nggak penting juga Nayaka itu dihidupku. Mau dia dipindah tugaskan ke Alaska dan dijadikan umpan beruang Grizzly pun aku nggal peduli." jawab Ayna acuh.
"Di pindah ke Singapura dia." beritahu Imbang. Ia melepaskan rangkuman tangannya di wajah Ayna.
"Yaaah, kok deket sih." reflek Ayna menjawab. Ia kecewa mengetahui Nayaka dipindah hanya ke Singapura yang jaraknya hanya sekejap mata dari Batam.
"Emang bagusnya ke mana?" Tanya Imbang, menarik Ayna agar duduk lebih dekat dengannya.
"Ke Alaska. Kayak yang aku bilang tadi." jawab Ayna tega.
"Alaska? Emang Kyoto punya cabang disana?" tanya Imbang.
Ayna menggelenggkan kepalanya, "Nggak tahu." jawabnya kemudian.
Imbang terkekeh mendengar jawaban Ayna. "Kyoto nggak ada di Alaska. Ketahuan banget kalau kamu nggak pernah baca company profile." jawab Imbang, mengacak rambut Ayna gemas.
"Ishh, kusut lagi ntar!" Ayna menepis tangan Imbang yang masih bertengger manis di kepalanya. Mengacak rambutnya dengan sepenuh hati.
"Galak banget sih." Goda Imbang. "Padahal aku sering bikin rambutmu lebih parah dari ini kamu nggak pernah marah." ucapnya sebelum menjauhkan diri dari dari Ayna. Waspada akan cubitan maut si Nyonya.
Ayna menatap Imbang galak. Kesal karena mendengar godaan suaminya itu.
"Walaupun dia comel dan nyebelin, tapi aku no hard feeling lah sama orang seperti tu." Ucap Ayna kemudian merebahkan dirinya di ranjang. Membiarkan Imbang yang menjauh darinya. Takut dicubit pasti!
"Baik banget sih istriku ini." Imbang kembali mendekati Ayna, berbaring disamping istrinya itu. Membawa Ayna dalam pelukannya. "Jadi apa dong yang bikin kamu bengong bin galau dari tadi?" kembali Imbang mengajukan pertanyaan yang tadi sempat ia lontarkan.
"Bilang aja kamu masih kepo sama apa yang ada dipikiranku. Jangan muter-muter, sok cerita-cerita tentang Nayaka." Ayna merapatkan pelukannya pada Imbang, melingkarkan tangannya di pinggang suaminya itu. Memang sepantasnyalah ia bercerita pada pria yang menjadi suaminya ini. Orang yang memang harus ia percayai.
"Iyalah, kamu itu nggak bakal mau cerita kalau aku nggak ngajak muter-muter dulu." Imbang mengecup puncak kepala Ayna sayang. "Ingat ya Ay, aku itu selalu ada buat kamu. Jadi apapun yang menganggu pikiranmu kamu harus cerita padaku. Yang ada disini nih!" Ucap Imbang menyentil kening Ayna pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Untuk Ukrayna
Fiksi UmumTakdir memang tidak bisa ditebak. Lontang-lantung selama dua bulan, dan nyaris kehabisan uang, akhirnya Tuhan mengirimkan Imbang untuk Ayna dengan cara yang luar biasa aneh menurut Ayna. Salahkan Falsa, Si ratu dugem teman satu kos Ayna. Fal, biasa...