Empatbelas.

1.4K 83 4
                                    

Hai haluuu.. miss kalian. Ehehehee..

Gift Inspired by : fairygraphic thanks

5 vote
2 comment.

Bisa gak? Ehehe.. aku berlakuin begitu. Seperti lapak sebelah. Ehehe.

Cinta tidak bisa kita cegah begitu juga dengan cemburu. Yang menyakitkan sebenarnya itu sebenarnya saat kita terlalu berharap pada orang yang kita cintai.

-captious_girl9 (Yuanfen)


Aimee POV.

Hari ini adalah pertama kalinya aku masuk kuliah. Hari yang membuatku deg-degan.

Aku mengenakan celana panjang putih, sweeter abu-abu, kemeja kotak-kotak, dan sepatu adidas putih. Rambutku terurai dengan gelombang di bawahnya. Dengan make up natural tentunya.

Aku mengambil tas selempang ku yang berwarna abu-abu.

Aku keluar dari kamarku.

Hari ini aku akan berangkat dengan uncle Radit. Karna, Al kemarin menginap dirumah temannya.

Aku mengingat kejadian saat di perpustakaan.

Flashback ON.

Mataku melotot.

Di hadapanku wajah Al sangat menyeramkam.

Dia memepetkan tubuhku di tembok.

"Lepas Al!" Aku meronta.

"Gue cemburu Mee.. Gue cemburu liat loe deket sama cowok lain. Gue sayang sama loe. Bukan sebagai sepupu. Tapi, sayang sebagai lelaki dan perempuan." Katanya sendu.

"Gak boleh Al. Kita saudara. Kita gak bisa." Aku menggeleng kuat.

"Beri gue kesempatan Mee.. Jadilah pacar gue. Gue mohon.." kata nya.

Aku ingin memberinya kesempatan. Tapi, itu gak mungkin. Aku dan dia hanya sepupu.

Aku menghela nafas "Gue pikirin lagi." Ucapku akhirnya.

"Semoga itu baik." Dia menepuk kepalaku. "Gue anter pulang." Dia menarik tanganku ke mobil.

Aku hanya mengikuti kemauannya.

Apakah salah aku memberinya kesempatan? Apakah salah?

Flashback OFF.

"Aimee... c'mmon.. come here. Sarapan." Aku tersadar dari lamunanku.

Aku menghampiri meja makan. Disana hanya ada aunty Fafa dan uncle Radit. Mau siapa lagi? Penghuni rumah ini hanya 3 orang. Aunty Fafa, Uncle Radit, dan Al. Dan pembantu. Itupun kalau pembantunya datang.

Aku duduk di sebelah aunty Fafa. Dia menyiapkan omelet sayur dan susu coklat.

"Makasih aunty." Kataku sambil tersenyum.

"Your welcome sayang." Dia menepuk kepalaku.

Aku memakan sarapanku sedikit lebih cepat. berhubung aku nebeng uncle Radit, makanya aku harus cepat.

"Sudah sayang?" Tanya uncle Radit.

"Sudah uncle. Berangkat sekarang?" Tanyaku.

"Ayo. Bye sayang." Uncle Radit mencium pipi aunty Fafa.

Waiting For Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang