Fakta tidak ya? Curhat ke lawan jenis lebih asik daripada curhat ke sesama jenis?
^^^^^
Devana sudah tak kuasa menahan rasa sakit hati nya. Perasaan yang hancur karena kenyataan yang sama persis beberapa tahun yang lalu.
Sebagaimana Cinta segitiga dialami oleh dua gadis kembar asal Jerman ini.Devana duduk berpeluk lutut dan menundukkan kepalanya. Dia menangis, entah kenapa gadis yang kuat ini lemah karena pahitnya cinta.
Tunggu, untuk apa dia menangis? Bukankah Devana tidak peduli dengan cinta abal - abal anak jaman sekarang? Jangan salah! Setiap orang punya cinta bukan? Darimanapun sisi jatuh nya.
Hal yang sangat membuatnya kecewa adalah ternyata selama ini Devana dan Davina mencintai orang yang sama. Mengapa ini terjadi kembali setelah Arnold lenyap begitu saja.
Apa ini Takdir? Kalau saja iya, lebih baik Vana saja yang terluka. Devana ingin melihat saudara kembarnya menikmati indahnya cinta dimasa remajanya. Karena sejak kecil Vina hanya menghabiskan masa remajanya di rumah sakit.
Devana duduk di Danau dekat sekolah yang memang sepi dan sunyi. Tempat itu menjadi saksi gelisahnya selama ini.
Begitupun dengan Alan yang sedang berkonflik dengan Ayahnya. Alan tidak terima jika Herman kembali begitu saja, apalagi dengan membawa anak haramnya selama di Jerman.
Alan tak sengaja melihat Devana duduk sendiri. Kenapa Alan selalu saja bertemu dengan Vana disaat seperti ini? Apa Alan pantas menjadi penompang kegelisahan Devana. Alan heran, setiap kali melihat Vana duduk sendiri didekat pohon besar. Ia memilih menghampiri Devana.
Devana merasa ada yang menepuk pundaknya. Ia menoleh dan mendapati wajah Alan yang khawatir.
"Lo kenapa? Jangan sering sendiri disini! Banyak setan !" goda Alan.
Lagi- lagi Alan menggoda Vana yang membuatnya risih. Alan tidak pernah menyerah untuk mendapatkan simpati dari Vana.
"Kenapa? Cerita gih!" paksa Alan sembari menyilahkan rambut Devana yang menutupi wajah cantik nya.
"Bukan urus--"
"Tuh kan, selalu gitu! Gue kan pernah bilang kalau gue bisa bantu masalah lo. Jangan dipendam sendiri! Entar sakitnya juga sendiri loh!" ujar Alan.
"Gak penting !"
"Terus.. Kenapa lo nangis? Cengeng! Ohh.. apa lo kangen gue?" goda Alan sambil menaik- naikkan kedua alisnya.
"Ihhh ketemu sama lo aja muAK tau gak!" cibir Vana.
Mereka saling diam. Devana berhenti bersedih setelah digoda dengan Alan. Entah kenapa Vana terhibur dengan sikap Alan walaupun ia sering mengusir dan membentak Alan. Tapi, Alan tiada bosannya datang dan menggoda.
"Sat!" panggil Vana pada Alan.
"Jangan panggil gue bangsat ! Panggil gue sayang !" bantah Alan. Vana menyengir menahan tawa.
"Serius ini guenya.."
"Malah gue yang selalu serius sama lo" ucap Alan. Devana mencoba bersabar.
"Emang salah ya gue jatuh cinta sama pacar orang lain?" Alan mulai berfikir sembari melihat Devana.
"Emang gue pacaran sama siapa? Gak ada kok" Devana ingin saja menimpuk mulut Alan yang berbicara ngaco.
Devana mungkin sudah terlalu sabar menghadapi laki - laki teraneh baginya. Devana masoh berisih keras untuk mendapatkan pendapat dari Alan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me
Teen Fiction-Cinta itu bagaikan api. Manfaatkan ia untuk mencapai semua kisah yang akan dituju. Jika kamu tak sanggup, cinta akan membakar dan menghancurkan semua yang kamu miliki- °°°°°°°°°° Gadis kembar yang terlibat dalam Cinta segitiga. Bernama Devana dan D...