Look At Me

30. Sadis 🎭

*Simak baik - baik ! Jangan siders!*

Sabtu, 18.45
Reno dan Juna kini sedang berkumpul di rumah Willi. Seperti biasa, mereka selalu berkumpul setiap malam minggu.

Tapi, mereka merasa ada yang kurang jika tidak ada Alan. Biasanya, Alan yang membuat ulah.

Mereka yakin, mungkin Alan sedang mencari Devana. Bukannya mereka tidak mau membantu, tapi mereka sudah tidak tau lagi harus mencari Devana. Sudah seluruh kota dikelilingi tak satupun orang yang menemukan Devana. Bagi mereka, Devana adalah Cewek termisterius karena bisa saja Vana pergi berlibur karena kabur dengan tugas sekolah 'maybe'.

Reno merabah sakunya ketika mendapat pesan dari Pacarnya.

From : Bella 💘
Beb, lo dimana? Keluar yuk laperr

Segera Reno membalas pesan dari Bella.
To : Bella 💘
Oke, gue jemput 10 menit lagi 😘

Setelah membalas pesan tersebut, Reno pamit kepada kedua sahabatnya dan segera menjemput Bella.

"Malming sama pacar. Lah gua sama sapa? Jun kamuh ama dedek yach" ucap Willi menggeliat ke Juna.

"Hihh ogah, gue udah ada bebeb Ocacayank" ucap Juna jijik.

"Eh Ren, tega sama temen sendiri loh. Bangsat emang! Kita disini lo malah pergi apel. Dasar temen egois" cibir Willi pada Reno.

"Gue aja gak keluar sama bebeb Oca, emang bener tega lo ren" tambah Juna, Reno mengabaikannya.

Meskipun cibiran dari kawan - kawannya terdengar sangat pedas, buat Reno itu adalah makanan sehari - hari terutama sindiran Willi karena jelas saja ia jomblo.

*****

Devana POV

Ini kesempatanku. Ketika semua anak buah bajingan itu lalai, aku segera menelusup keluar melalui jendela yang lumayan tinggi untuk digapai. Untung saja ada kardus-kardus yang bisa aku panjat.

Dan betapa beruntungnya aku menemukan botol kaca yang bisa ku buat memutuskan ikatan ditanganku.

Senja mulai menyapa. Aku tidak peduli walau hari akan berganti malam. Aku tidak akan menyia - nyiakan kesempatan ini.

Setelah aku berhasil keluar dari gedung tua itu. Aku sempat bingung harus kemana agar aku keluar dari hutan belantara ini. Tempat ini sangat asing.

Aku cepat - cepat berlari sebelum penjaga mengetahui.

Hingga hari mulai petang. Meskipun tubuhku sudah tidak kuat untuk berjalan karena kusadari selama beberapa hari ini aku selalu menolak pemberian makanan oleh suster itu.

Tubuhku lemas. Sangat-sangat lemas.

Namun, orang- orang suruhan Arnold itu memanggilku. Aku harus segera lari tapi, tidak bisa aku sudah sangat lemas.

Hingga para penjaga suruhan Arnold menemukanku dan menangkapku.

Aku menyerah.

Author POV

Devana berhasil ditangkap oleh orang - orang suruhan Arnold. Kini Arnold menyusul untuk menangkap Vana kembali dengan senyum liciknya.