David duduk termenung di ruang kerjanya, fikirannya sudah melayang layang dimana - mana. Mungkin sudah keseribu kalinya ia memikirkan hal ini. Seluruh aset keuangannya akan hangus.
Ellina sudah jenuh melihat tingkah suaminya yang selalu merenung diri beberapa hari ini, ia juga berfikir kalau saja perusahaan David bangkrut maka restaurant miliknya juga akan bangkrut. Karena restaurant Ellina juga bergantung pada perusahaan milik David.
"Kita akan jatuh miskin" ucap Ellina sembari menaruh secangkir teh diatas meja kerja.
"Semua ini tidak akan terjadi kalau Devana mau menuruti kemauan kita" lirih David sambil menyeruput teh didepannya.
Ellina mengelus pundak David dengan maksud menenangkannya.
"Tapi dengan cara apalagi ? Kita sudah menyuruh Devana tapi dia tetap keras kepala" keluh Ellina menjadi.
"Mau tidak mau kita harus memaksa Anak itu !" tegas David lalu berdiri menuju kamar Devana disusul dengan Ellina.
Daniel melihat orang tuanya keluar dari ruang kerja. Yang Daniel lihat mereka tampak mempunyai tujuan yang penting.
Ia memilih mengikuti langkah kedua orang tua nya yang menaiki anak tangga menuju kamar Devana.
David mengetok pintu kamar Devana namun tidak ada respon, David langsung membuka pintu kamar Vana.
Devana termenung dibalkon kamarnya. Entah apa yang ada difikirannya. Ia hanya diam melihati langit-langit yang tidak berbintang.
"Devana" panggil David dan Ellina. Sedangkan Daniel hanya menengok dari pintu.
"Kamu ngapain diluar kamar? Ini sudah malam, angin malam tidak baik!" ujar Ellina.
Devana tetap memandangi langit, sambil berkata "Malam ini, langit sedang satu hati dengan Vana, tidak ada cahaya yang menghiasi.. Semua hampa, kelam, dan sunyi"
Mendengar kata - kata itu membuat David dan Ellina melihat ke atas.
"Hatiku memang tidak sedang manangis, tapi entah ada uap apa yang membuatku ingin menjadi embun namun tidak di pagi hari" lirih Devana sekali lagi.
"Ma.. Pa.. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa perasaan Vana jadi canggung seperti ini? Apa benar ucapan Alda tadi pagi ?" tanya Devana.
"Tidak usah difikirkan, intinya.. Kamu harus tau sayang.. Masalah perjodohanmu" ucap David dengan halus.
Devana langsung mendongakkan kepalanya mendengar perjodohan.
"Papa mohon nak, tolong keluarga ini.. Hanya kamu yang bisa nak, Papa mohon!!" David memohon mohon sambil mengelus tangan anaknya.
"Bagaimana kalau perusahaan Papa bangkrut? Kita akan jatuh miskin. Dan bagaimana dengan biaya pengobatan Davina, Papa perlu pertolonganmu nak !"
"Papa tau, ini semua tidak mudah, Papa sudah cari cara lain, tapi tidak ada.. Jalan satu-satunya ada ditanganmu. Pliss turuti permintaan papa sekali ini saja"
Devana bangkit dari tempat duduknya dengan tatapan nanar, menurutnya semua ini seperti pilihan terakhir dihidupnya.
"Kalian sadar gak sih? Semua ini sama aja kalian menjual Vana, dan kalau sampai kita berhubungan lagi sama keluarga Herman, itu semua akan menyakiti Davina" ucap Devana.
"Dan papa tau, Papa gak bisa nentuin hidup orang hanya karena HARTA .." lanjut Vana.
David dan Ellina tidak tinggal diam, ini sudah terlambat. Mau tidak mau mereka harus menegaskan Vana.
"Kamu bisa berbicara hidup tanpa Harta, tapi kamu tau? Davina tidak punya waktu yang panjang hanya untuk memikirkan masa depan. Kamu juga perlu tau, kalau semua aset keluarga kita habis kita mau bagaimana? Mau makan apa?" ujar David frustrasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me
Dla nastolatków-Cinta itu bagaikan api. Manfaatkan ia untuk mencapai semua kisah yang akan dituju. Jika kamu tak sanggup, cinta akan membakar dan menghancurkan semua yang kamu miliki- °°°°°°°°°° Gadis kembar yang terlibat dalam Cinta segitiga. Bernama Devana dan D...