Abaikan typo guys 👌
Oca berlari di sepanjang koridor menuju kelas Velio yang berada lantai bawah. Dengan memakai ransel pink nya, jaket ditangan kirinya, handphone di tangan kanan dengan earphone. Rambut acak-acak kan sudah karena habis menaiki Bajaj menuju sekolah.
Jangan salah, di belakangnya juga ada Nadine yang sedang mengejar dan berteriak pada Oca agar berhenti. Dasar Oca memang anak gak waras. Gak tau malu! Keluh Nadine lagi dan lagi. Namun Oca menghiraukannya, Oca tetap berisih keras menuju kelas Velio.
Sesampainya didepan kelas, walaupun bel masuk sudah mepet, Oca menghembus napas lega disusul dengan Nadine yang ngos-ngosan.
"Dasar anak gila'.. Nekat banget sih mau kesini.. Noh liat penampilan lo. Udah nyampek kelas malah main lari aja! Ketauan Kak Juna diputusin tau rasa!" ketus Nadine. Oca menoyornya dan memanggil Velio yang bersama Jose didalam kelas.
"Iya ada apa Ca?" tanya Velio.
"Itu kak, gue dapet info dari nyokap nya si Vina, katanya ruang inap Vina VVIP nomer 14 lantai bawah, biasa.. Gue kan suka berlaga melas biar dikasih tau" ujar Oca. Nadine mengernyitkan sebelah alisnya karena tidak tau.
"Gimana kalau nanti pulang sekolah kita bareng- bareng ke Rumah sakit. Jenguk dia.. Gimana?" sambung Oca.
Velio berfikir sejenak. "Oke, jadi nanti gue atur aja yang ikut, dan makasih udah dikasih tau loh ya!" ucapnya.
Diselah ucapan Velio, Clara keluar dari kelas mendengarkan percakapan mereka.
"Ohh jadi si Kutu itu sekarat di rumah sakit! Bagus dong!" sahut Clara. Nadine menentengkan kedua tangan kepinggangnya.
"Ehh Rayap! Lo gak usah ikut campur. Dah sana masuk ke kelas! Liat muka lo itu bikin perut gue mules tau gak!" bentak Nadine.
"Terserah gue dong! Sapa lo berani ngusir gue! Ehh lo tu--" belum sampai Clara melanjutkan omongannya bel masuk berbunyi.
"Bay!" cibir Nadine didepan muka Clara dan berjalan ke kelasnya. Oca memasang wajah menjengkelkan yang membuat Clara semakin kesal.
Velio menggeleng melihat Clara yang tiada hentinya mengganggu urusannya. Kemudian memasuki ruang kelasnya.
*****
Ditengah teriknya matahari, merasakan panasnya Ibukota membuat Arnold mengurungkan niatnya untuk jalan-jalan. Pantas saja karena ia baru merasakan tinggal di Indonesia, karena tujuannya adalah menemui orang yang selama ini dicintainya. Yang sudah beberapa bulan dirindukannya.
Ketika Arnold akan masuk kembali menuju rumah. Tangannya dicekal dengan seseorang yang tak lain adalah Alan.
Alan menatap Arnold sinis, seakan ingin menerkamnya. Arnold tidak kalah sinisnya pasalnya, mereka sama-sama pemarah.
"Ngapain lo masih disini?" ucap Alan.
"Apa sih kak, ganggu aku aja!" jawab Arnold santai.
"Jangan pernah manggil gue kakak! Dasar anak HARAM !!!" geram Alan.
Arnold yang tadinya santai, kini mulai tersinggung dengan ucapan kakak tirinya.
"Dan kamu jangan pernah panggil aku anak haram!" ketus Arnold. Alan terkekeh janggal.
Alan memandang wajah Arnold sinis, "Gue minta, lo pergi dari sini !" bentak Alan.
"Kalau Aku gak mau?" bantah Arnold membuat Alan kesal dan memukul perutnya.
Arnold tak kalah, ia menendang dada Alan sampai meringis sesak. Mereka berkelahi, namun Herman datang dengan bunyi klakson mobilnya memasuki gerbang halaman rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me
Teen Fiction-Cinta itu bagaikan api. Manfaatkan ia untuk mencapai semua kisah yang akan dituju. Jika kamu tak sanggup, cinta akan membakar dan menghancurkan semua yang kamu miliki- °°°°°°°°°° Gadis kembar yang terlibat dalam Cinta segitiga. Bernama Devana dan D...