29. Wru? 🎭

39 4 0
                                        

Saya tidak bodoh karena terus menunggu orang yang salah, tapi saya tidak bisa membohongi diri sendiri untuk berhenti mengharapkannya.

^^^^^

"Gak, sebelum Aku menghabisi kamu!" ucap Arnold penuh kebencian.

Arnold mulai mengeluarkan pistol dari dalam sakunya dan perlahan memastikan arah pistol tertuju pada kepala Davina.

Davina terus berteriak sambil memegang kepalanya yang semakin terasa sakit. Ia juga heran, ia tidak pernah mengalami pusing yang begitu kuat seperti dalam keadaan hidup dan mati.

Arnold semakin mendekat pada Davina yang masih berjalan mundur hingga langkah Davina berhenti karena terhalang pohon besar dibelakangnya.

Saat Arnold akan menekan pistol ditangan kanannya, tiba - tiba Velio membalikkan tubuh Arnold dan memukulnya.

Velio terus berusaha melawan pria bertubuh kekar seperti Arnold ini, tapi Arnold pergi begitu saja meninggalkan Velio sebelum ia membuka topengnya karena sudah pasti selesai rencananya.

Velio berniat mengejar siapa laki - laki yang berusaha melukai kekasihnya. Tapi,  Velio mengurungkan niatnya melihat Davina yang duduk berlutut sambil memegang kepalanya dan meringis ketakutan.

Velio memeluk Davina yang tidak sadar akan Velio yang memeluknya. Velio terus menenangkan Davina, tapi Vina tetap saja tidak melirik Velio sekalipun dan tetap berteriak tidak jelas.

Velio memutuskan untuk menghubungi Daniel, kakak dari Davina.

Tak lama, Daniel datang dengan sangat khawatir dengan membawa body guard untuk mencari siapa laki - laki yang akan melukai adiknya sesuai yang diceritakan oleh Velio saat ditelefon.

"Sayang, tenang.. Ini kakak dek! Ayo kita pergi dari sini" ucap Daniel lembut.

Davina tidak merespon Daniel. Velio mencoba membujuk Davina pun gagal. Terpaksa Daniel membopong Davina masuk kedalam mobilnya dibantu dengan Velio.

Mereka segera menuju ke Rumah sakit.

*****

Alan memandangi foto yang baru saja dicetaknya, tak lain ialah foto Devana. Ia sangat merindukan Vana. Ia sudah sangat jenuh mencari keberadaan gadis yang dicintainya itu.

Dari dalam mobil, Alan mengambil sesuatu dari dalam tas sekolahnya karena pulang sekolah tadi, Alan langsung bergegas mencari Devana tanpa pulang terlebih dahulu.

Alan mengambil selembar kertas dan bulpoin. Tangannya seakan bergerak dengan sendirinya mewakili isi hatinya saat ini.

Semua ia tumpahkan diselembar kertas tersebut. Setelah selesai, Alan melipat kertas tersebut dan meletakkannya di jog sampingnya dengan setangkai bunga yang baru saja ia beli.

"Gue kangen lo Van, gue Harus kemana lagi buat nemuin lo.. Cepat pulang Van, banyak orang yang menghkawatirkan lo" ucap Alan lirih.

Kemudian, ia melajukan mobilnya pulang ke Rumah.

*****

Di kamar, Arnold sangat kesal dengan kejadian tadi, sedikit saja ia segera menekan pistol tiba - tiba Velio membatalkan niatnya.

Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang