25. Bad and Fine 🎭

40 4 2
                                    

Pahami jangan selidiki 😼
Selamat membaca

*siders bakal jadi jomblo immortal yaww 😅*

Alan menatap Arnold dan Ayahnya heran, mengapa ia diajak Herman pergi untuk menemui tunangan Arnold.

Sebenarnya jelas Alan tidak mau ikut. Tapi, ia juga penasaran dengan kejadian kemarin sewaktu Arnold mengajak Devana untuk bertunangan. Apa mungkin malam ini mereka menemui tunangan yang tak lain adalah Devana. Kalau Devana sudah pasti Alan tidak menerima kenyataan itu.

Maka dari itu, Alan memilih ikut dengan alasan ingin berkenalan juga dengan calon tunangan Arnold. Alan membawa mobil sendiri karena tidak mau semobil dengan Arnold.

Mereka sudah sampai terlebih dahulu disebuah restaurant megah di pusat Ibukota.

"Pa, Alan ke toilet sebentar!" pamit Alan karena ia ingin buang air kecil.

Arnold yang berpenampilan sangat menawan, ia sedari tadi senyum dan sangat puas.

"Kamu sudah siap?" tanya Herman pada anak kesayangannya.

"Siap Pa !! Rencana Papa memang good job " antusias Arnold yang akan menemui orang yang dicintainya.

*****

Devana merasa risih dengan pakaian yang dikenakannya sekarang, karena dress yang bewarna merah muda dihias dengan bunga yang membuat Vana sama sekali tidak nyaman.

Kini, Vana sedang duduk di mobil bagian belakang. Bersama kedua orang tuanya yang berada didepan.

"Aduhh ma.. Ini baju apa ketombe sih !! Gatel banget kayak kutu !" keluh Devana.

"Udah jangan cerewet ! Mama juga gak tau kalau kamu gak suka. Soalnya itu pilihan Zaki, sekalian mama tadi ngajak Dia belanja bulanan" ujar Ellina.

"Bang zaki? Yaelahh ma.. Udah tau Zaki itu otaknya agak molor malah disuruh milih baju buat Vana.. Aaaa mama tau sendiri Vana sama dia itu kayak bumi sama langit ! Beda banget !!" cerocos Devana membuat David sedikit kesal.

"Udahlah sayang! Dipakai aja kenapa, gak usah cerewet !" perintah David.

"Emang Vana mau dibawa kemana kok sampai pakai baju kek gini? Vana mau dijual ke juragan duit?" ucap Devana ngawur, memang kebiasaan anak satu ini.

"Husshh ngaco kalo ngomong! Udah jangan diem !" ucap Ellina menatap kesal.

Devana hanya bisa pasrah, sebenarnya orang tua nya mau ketemu sama siapa? Vana berfikir yang tidak - tidak sampai sudah sampai di sebuah restaurant bintang 5 didaerah pusat Ibukota.

David dan Ellina keluar dari mobil. Saat mereka sudah diluar, David mengintip jendela bagian belakang melihat Devana yang hampir tertidur.

David membuka pintu dan membangunkan Vana, Ellina menghela napas pasrah melihat kelakuan anaknya yang susah diatur.

Devana keluar dari mobil dan menangkap tangan David dan Ellina. Vana terus menunduk sampai mendengar Ayahnya bersalaman dengan temannya.

"Hallo apa kabar?" ucap teman David.

"Baik lah. Baik juga kan.. Oh ya ini kamu sudah besar ya rupanya.. Om pangling deh liat kamu" suara Ayahnya.

Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang