07. Ada maunya 🎭

82 16 6
                                    

Maafkan Typo 👀

14.00
Bel pulang sekolah berbunyi, Waktunya murid SMA Hutama pulang. Berbeda dengan Davina, ia harus berkumpul dengan organisasinya karena ia baru saja mendapat informasi dari teman kelas seorganisasi bahwa pulang sekolah akan diadakan rapat ekstrakulikuler baru.

Davina menemui Devana yang menunggunya diparkiran.

"Van lo duluan aja deh, gue ada rapat dadakan, mungkin gue pulang sore, ntar pulangnya suruh bang Zaki aja yang jemput" ucap Davina.

"Ya deh iya" ucap Devana sembari membuka pintu mobilnya meninggalkan Vina yang berteriak "take care Van".

Kemudian Davina masuk menuju ruang Osis dan melaksanakan rapat.

Sedangkan Devana terlihat jenuh dengan yang ia lakukan setiap hari. Vana berhenti dilampu merah dan mendapati laki-laki dari sisi kanannya seperti pembalap dengan motor dan pakaian seperti itu.

"huhh gue jadi pengen balap motor lagi" dengus Vana yang teringat aksi balap motor beberapa tahun yang lalu.

"Tapi gak mungkin, pasti Mama sama Papa gak ijinin"

Setelah lampu hijau menyala Vana melajukan mobilnya ke restaurant milik Ellina berniat untuk meminta dibelikan motor dan ikut kalangan balapan lagi.

Devana keluar dari mobil dan berjalan membuka knop pintu restaurant.

Ia langsung saja menuju ruangan Ellina yang berada didalam sedikit jauh dari ruang makan.

Tanpa permisi atau apapun Vana langsung masuk keruangan dan duduk disofa depan meja kerja Ellina.

"Kamu kebiasaan masuk nyelonong aja" ucap Ellina kepada anaknya.

"Ma!" sapa Vana, Ellina hanya berdehem sambil mengurus perkerjaannya.

"Vana bosen gini mulu tiap hari, Vana.. Pengen ikutan balap motor lagi. Boleh kan ma? Belikan motor ya!"

Pinta Vana membuat Ellina menajamkan mata dan menutup laptopnya.

"Enggak! Berhenti jadi anak motor lagi! Kamu gak inget kamu udah sial berapa kali? Hah?" ujar Ellina tidak terima.

"Mama biasa aja dungs, santai ma! Iya deh Vana inget tapi kan itu dulu, sekarang Vana udah gede udah bisa jaga diri"

"Jaga diri gimana? Beberapa tahun lalu waktu masih tinggal disini kamu kena razia polisi gara-gara balap liar. Kemarin di Jerman kamu nabrakin motor, gitu bisa jaga diri?"

Devana hanya terdiam melihat Ellina yang membahas kejadian memalukan.

"Udah gak usah ikut kayak gituan lagi. Mending kamu makan noh sekarang dibelakang!"

Vana keluar dari ruangan sembari menutup pintu dengan keras, Ellina hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan putrinya yang melewati batas wajar.

Devana mengomel sambil berjalan untuk pulang. Tapi, langkahnya terhenti ketika ada yang memanggilnya. Suara yang tidak asing baginya.

Devana membalikkan tubuhnya dan mencari orang yang memanggilnya, ia mendapati sosok Alan dan teman-temannya yang duduk tepat disamping jendela.

"Kak Alan? Aduhh kenapa bisa ketemu disini sih!"

Alan menghampiri Devana yang masih diam mematung.

"Van, gabung sama kita yuk!" ajak Alan, Devana hanya menggeleng.

"Gue sibuk, cabut dulu ya bay" Devana langsung pergi meninggalkan Alan dan kawannya.

"Aduhh ajakan gue ditolak. Aku mah apa atuh neng. Sibuk apa cihh" ejek Juna membuat Alan sedikit kesal.

Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang