Part 2 - Rusuh
- - - - -Aku membangun tembok besar, untuk melindungi jati diriku. Namun mengapa kamu membongkar semuanya?~
- - - - - - -
Ify mendengus resah, kedatangan laki-laki yang bernama Rio membuatnya tidak nyaman. Ia ingin pergi dari kelas namun disini ia adalah seorang murid baru, belum tahu seluk beluk sekolah ini. Sungguh ia malas mendengar suara Rio yang menurutnya sangat menganggu.
Rio melirik gadis yang sedari tadi hanya diam dan sesekali mendengus karna kedatangannya. Rio tersenyum geli melihatnya, baru kali ini ada seorang gadis yang tidak terpesona akan dirinya. Berulang kali, Rio mencoba mengalihkan pembicaraan namun tetap, Ify tidak mau mendengarkannya.
"Fy gue lagi cerita loh. Kok gak di dengerin sih?". Tanya Rio, Ify reflek tersenyum canggung. Karna merasa bersalah pada Rio."Emm maaf deh. Gue gak fokus." Jawab Ify pelan.
"Ooh lo gak fokus? Butuh aqua?." Ify tersenyum kecil mendengarnya, karna baginya itu sungguh tidak lucu. Rio mencoba bersabar akan sikap Ify yang menurutnya sangat dingin. Melebihi dinginnya cuaca jika hujan(?). Perlahan Ify berdiri dan mulai melangkahkan kakinya, Rio pun mengikuti kemana langkah kaki gadis itu.
"Mau kemana?." Tanya Rio heran, Ify terdiam.
"Ke perpustakaan." Jawab Ify pelan, Rio tersenyum miring.
"Lo tahu perpus disini?." Tanya Rio, Ify menggeleng, Rio tertawa karna merasa menang sekarang.
"Makanya kalo gak tahu itu nanya dong. Ayo gue anter." Ucap Rio menarik lengan gadis itu namun dengan cepat Ify menepisnya.
Dari kejauhan sana, Shilla melihat semua yang di lakukan oleh Rio. Ada rasa nyeri yang menghantam dadanya, ia merasa iri dengan Ify yang langsung bisa menarik perhatin Rio. Sedangkan dirinya yang sudah bertahun-tahun belum juga bisa menarik perhatian laki-laki itu.
Shilla mencintai Rio. Yah, sudah bertahun-tahun Shilla menutupi semua perasaannya karna ia takut jika Rio mengetahui semuanya, Rio akan menjauhi dirinya. Namun ketika melihat bagaimana Rio tampak menarik perhatian Ify, itu yang membuat dirinya merasa iri. Perlahan ia menarik napas kasar, kemudian mulai melangkahkan kakinya mendekati dua sejoli itu.
"Mau kemana?." Tanya Shilla,Rio tersenyum kearah Shilla.
"Ini si tuan putri mau ke perpustakaan tapi gak tahu arahnya. Pas mau gue anter, dia malah diem aja disini." Jawab Rio, Shilla menggelengkan kepalanya.
"Ayo Fy. Gue anter." Kata Shilla menarik lengan Ify, Ify hanya diam. Dan yang membuat Shilla naik pitam adalah Rio yang sengaja mengikuti langkah kakinya.
"Rio! Lo gak dimana selalu jadi pengganggu ya. Ini si Ify gak nyaman sama lo." Kesal Shilla, Ify bingung harus bagaimana karna memang apa yang diucapkan oleh Shilla benar adanya.
"Aduh Shill. Gue juga mau ikut kok, sekalian mau pinjem buku." Kilah Rio, Shilla menatap Rio jengah. Sumpah capek banget sama sikap Rio.
"Lo ya. Bikin orang gak nyaman sekarang lo malah ikut ke perpus. Lo kesambet ya? Biasa kan lo mana mau baca, ke perpus aja gak mau kan kata lo perpus itu tempat yang sangat keramat untuk dikunjungi." Cerocos Shilla tanpa jeda, sedangkan sang empu hanya bisa tersenyum dan memasang wajah tanpa dosa.
"Udah ayo." Kata Rio berjalan mendahului keduanya. Mau tak mau Shilla dan Ify kembali melangkahkan kakinya. Dalam hati, Shilla merasakan nyeri yang teramat. Sifatnya yang kini Shilla tampakkan hanyalah sebuah benteng besar yang melindungi dirinya.
Setelah sampai, Ify mengucapkan kata terimakasih. Karna setelah mengantarkan Ify, Shilla langsung pamit ke kelas. Setelah memasuki ruangan perpustakaan, suasana sangat hening dan suasana inilah yang sangat Ify sukai. Ia sangat menyukai keheningan daripada suara bising.
Ify berjalan kearah rak buku bagian novel. Matanya tak percaya menatap berbagai novel yang best seller tersedia di perpustakaannya. Semua novel yang terpajang adalah novel-novel impiamnya, tangannya mengambil salah satu novel yang menurutnya sangat menarik. Ia menarik kursi yang tak jauh darinya kemudian mulai membaca. Ify tidak perduli bahwa sedari tadi Rio mengikuti langkah kakinya. Yang terpenting sekarang adalah, Ify membaca secara keseluruhan isi novel tersebut.
Dan baru kali ini, Rio tertarik dengan tipe perempuan seperti Ify ini. Bahkan ia sampai rela masuk ke ruangan yang menurutnya sangat keramat. Namun semua demi Ify si murid baru yang sangat pendiam dan dingin dengan keadaan sekitar. Dan demi menarik perhatian Ify, Rio rela mengambil buku yang menurutnya sangat membosankan. Rio sendiri tidak tahu apa yang membuatnya sampai seperti ini. Yang ia tahu, Ify seperti magnet yang selalu menarik dirinya untuk selalu mengikuti Ify.
Sedangkan Shilla, ia terduduk lemas di dalam kelas. Rasa sesak sudah menyerangnya, namun Shilla tidak ingin egois. Ia memang mencintai Rio namun Shilla tidak ingin memaksa Rio untuk mencintainya. Cukup dirinya saja yang tersiksa akan rasa cinta yang ia miliki. Bukankah cinta tak harus memiliki, kan?
- - - -
Jam pelajaran telah usai 10 menit yang lalu, namun untuk Rio dan Shilla jam pelajaran memang telah usai tetapi keduanya masih berada di sekolah seperti biasa. Melakukan hal konyol terlebih dahulu di sekolah. Untuk saat ini mereka bersantai di rooftop sekolah, menikmati angin sepoi-sepoi yang menyapanya.
Seperti biasa, Shilla bersandar di bahu kokoh milih Rio dan kepala Rio bersandar pada kepala Shilla.
"Shill. Kita sahabatan berapa lama?." Tanya Rio."Dari orok." Jawab shilla
"Elah serius. Ee tapi kok lo betah sih temanan sama gue yang rusuh nya kayak apaan tau. Gue kira, gue gak bakal punya temen." Kata Rio sambil terkekeh. Shilla memukul pelan kepala Rio kemudian mengangkat kepala nya dan menatap Rio tengil.
"Lo emang rusuh. Kalo udah rusuh itu ribet segala macem di omongin sama lo, gue pusing kalo lo udah rusuh. Gak tahu cara bikin lo berenti." Ungkap Shilla, Rio terbahak.
"Lo tau lagunya Glen samaYura kan?." Tanya Rio. Shilla mengangguk.
"Jangan...kau pilih dia pilihlah aku yang mampu mencintamu lebih dari dia."
"Gue kalo lagi nyanyi itu, berasa jadi kang tikung tau gak sih lo." Kata Shilla dengan tawa kecilnya. Rio pun ikut tertawa.
"Gue bingung deh. Semenjak ada Ify, kok gue jadi mau ya masuk ruangan keramat." Gumam Rio.
"Lo jatuh cinta ya? Jangan di mainin io, anak baik-baik tuh." Balas Shilla.
"Kaga lah. Gue mau tobat Shill. Capek. Punya cewek banyak." Shilla tertawa kemudian memukul sedikit keras kepala Rio.
"Lama-lama gue bisa amnesia ya lo pukulin kepala gue mulu. Sakit hati adek, bang." Kata Rio dengan suara yang sedikit diimutkan.
"Najis. Gue mukul kepala lo kenapa yang sakit jadi hati lo? Punya temen bego nya gak bisa di kontrol." Gerutu Shilla.
"Ih Shilla ngomongnya? Ya ampun." Balas Rio.
"Orang gila bebas."
"Orang waras mah serba salah." Kata Rio.
"Dasar, orang Rusuh! Ter-Rusuh! Rusuh. Rusuh gila!."
"Ngomong apa, Shill?."
"Orang rusuh bebas!."
Bersambung...
@WulandariDevi4
![](https://img.wattpad.com/cover/103376866-288-k801619.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
L O V E ❤ (ENDING)
Teen FictionSebuah kisah yang rumit antara dua sejoli yang saling jatuh cinta dan harus berpisah karna sebuah insiden. Akankah kedunya bisa bersatu? . . . #746 in teenfiction (30 - 09 - 2017)