Jika untuk menyakiti, jangan melangkah lebih jauh lagi. -Shilla
*****
Hari ini adalah hari dimana pertunangan antara Shilla dan Rio dilangsungkan. Namun didalam hati keduanya tidak ada kebahagiaan, pancaran mata antara Shilla maupun Rio tidak memancarkan aura kebahagiaan. Percuma, ingin membatalkan acara ini sedangkan semua undangan pun telah disebar.
Disini, dikamarnya Shilla menatap datar pantulan dirinya di cermin. Mungkin dulu ia akan bahagia, ia akan menerima dengan sepenuh hati. Namun sekarang tidak. Hatinya tidak bisa menerima ini semua, sudah bukan nama Rio lagi yang terpatri dihatinya melainkan sudah tergantikan oleh nama Alvin. Shilla tahu ini sangat menyakitkan bagi Alvin namun apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur.
Perlahan air matanya mulai mengalir pelan. Rasa sakit menjalar dihatinya, sungguh ia tidak mau melakukan ini semua.
"Shill. Ayo turun, Rio sama keluarga nya udah nunggu." Suara lembut sang mama menyapa nya.
"Ayo sayang. Jangan buat mereka menunggu lama." Dengan langkah gontai Shilla berdiri dan mulai melangkahkan kakinya. Hatinya tidak menerima semua ini.
Sesampai dilantai bawah semua tamu rupanya sudah menunggu. Matanya tak sengaja menatap manik mata Rio, dengan kemarahan yang terbaca dimatanya, ia kecewa. Amat sangat kecewa pada laki-laki itu. Keputusan sepihak dari Rio yang membuat 3 orang sakit hati. Dengan enggan dan separuh hati, Shilla berdiri disamping Rio.
Rio sendiri juga merasakan hati nya tidak menerima keputusannya sendiri, hanya bisa diam seribu kata. Ia mengerti bahwa Shilla sangat kecewa akan keputusannya. Acara pembuka telah dibuka dan selama acara keduanya bungkam tidak ada yang mulai pembicaraan, mereka sibuk akan pikirannya masing-masing. Sibuk untuk menata hati nya dengan baik.
******
Sedangkan tak jauh dari acara berlangsung ada Alvin yang mengamati keduanya. Hatinya perih namun apa boleh buat, siapa dirinya untuk Shilla? Tidak lebih dari sekedar teman. Hanya itu dan tidak lebih. Alvin tersenyum kecil menatap keduanya yang kini sedang bertukar cincin, Alvin memperhatikan wajah Shilla yang lebih mendung dari biasanya. Alvin yakin Shilla melakukan ini semua karna terpaksa, Alvin juga melihat wajah Rio yang menunjukkan wajah datar. Mengapa semua ini menjadi rumit. Alvin menarik napas nya menghilangkan rasa sesak yang mendera dadanya.
Dengan langkah lemas, Alvin menghampiri keduanya. Shilla menatap dirinya dengan entahlah tatapan yang tidak bisa diartikan. Ah sudah beberapa hari ini mereka tidak bertemu, jujur Alvin Rindu. Dirinya cukup tahu diri untuk sekarang, dia bukan siapa-siapa bagi Shilla.
"Selamat Shill. Selamat Rio." Ucap Alvin dengan senyum getirnya.
"Ka Alvin." Ucap Shilla bergetar. Alvin bisa melihat air mata Shilla mulai mengenang di pelupuk matanya.
"Shill jangan nangis. Nanti cantiknya ilang loh." Alvin mencoba untuk terlihat kuat.
"Maaf." Alvin menggeleng, baginya ini bukan salah gadis itu.
"Bukan salah kamu Shill. Mungkin aku nya yang salah, aku yang gak tahu diri disini. Jangan nyalahin diri sendiri." Jelas Alvin.
"Ka Alvin. Aku cinta nya sama kakak bukan lagi Rio. Aku udah nyakitin 2 hati disini." Lirih Shilla.
"Kita mungkin bukan jodoh Shill." Balas Alvin.

KAMU SEDANG MEMBACA
L O V E ❤ (ENDING)
Teen FictionSebuah kisah yang rumit antara dua sejoli yang saling jatuh cinta dan harus berpisah karna sebuah insiden. Akankah kedunya bisa bersatu? . . . #746 in teenfiction (30 - 09 - 2017)