Love (27) - Berharap?

875 54 9
                                    

Aku pernah mencintaimu dan merasa begitu dicintai oleh kamu sebelum aku sadar semua itu keliru.- Ify-

*****

    Sebelum sampai dirumah sang ayah, Ify memberhentikan taksi yang ia tumpangi. Kemudian ia menuju super market yang ia lihat, Ify membeli beberapa makanan untuk ayahnya setelah di rasa cukup, ia kembali menaiki taksinya. Sepanjang perjalanan ia mencoba tersenyum. Sudah cukup rasanya meratapi semua kesedihannya. Sudah cukup ia menangisi apa yang terjadi, kini saatnya ia belajar menerima semuanya.

   Sesampainya, Ify langsung turun dan langsung meneriaki sang ayah yang sudah menunggunya di halaman rumah. Ify tersenyum tipis kemudian melangkahkan kakinya, ada sedikit perasaan sakit ketika melihat sang ayah kini sedikit lebih kurus dari biasanya. Pasti, ayahnya tinggal sendiri dan tidak ada yang memperhatikannya. Ify langsung menghambur memeluk ayahnya, seerat mungkin. Ada setitik air mata yang jatuh namun dengan cepat Ify menghapusnya.

"Kenapa kamu nolak untuk ayah jemput? Kalo pada akhirnya kamu sendiri naik taksi?." Tanya Ayah. Ify tersenyum mendengarnya

"Gak apa-apa, Yah." Jawab Ify seadanya.

"Yuk masuk. Ayah sudah siapkan makanan untuk kamu." Ajak Ayah

"Oh iya. Ini untuk ayah." Kata Ify seraya memberikan semua barang belanjaan untuk ayahnya.

"Lho, kenapa kamu bawa belanjaan sebanyak ini?." Tanya ayah

"Gak apa-apa, Ayah." Jawab Ify lagi.

   Ayah menghela napas panjang, ini yang ia tidak suka dengan anak gadisnya. Ify selalu bertingkah berlebihan dan hal itu membuat hatinya semakin berdenyut sakit, ia menatap dalam Ify dan tanpa disadarinya air matanya kembali jatuh. Ayah mencoba tersenyum walau berat, Ify tahu itu namun ia bersikap seolah ia tidak tahu jika ayahnya menangis.

    Sama seperti yang ayahnya rasakan. Hati nya pun sakit, namun mau diapakan lagi ayah dan bunda nya lebih memilih berpisah, memilih untuk mengakhiri kisahnya tanpa memikirkan perasaan anaknya. Ify menggelengkan kepalanya kemudian melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah ayahnya.

"Duduk sayang." Kata ayah, Ify mengangguk.

"Kok aku baru tahu, Ayah punya rumah disini." Ucap Ify

"Sebenarnya ini rumah udah lama Fy. Hadiah dari almarhum kakek kamu, tapi memang ayah belum sempat kasih tau kamu dan kakakmu." Jelas Ayah

"Kenapa?." Tanya Ify dengan tatapan yang tak bisa diartikan

"Maksud kamu?." Tanya ayah tak mengerti. Ify menghela napas dan kemudian menggeleng

"Aku boleh tanya sesuatu?." Tanya Ify

"Apa itu? Tapi sebentar ayah buat minum untuk kamu ya."

"Gak usah, Yah." Jawab ify cepat

"Aku mau tanya sama ayah."

"Iya. Apa itu?."

  Ify menarik napas dalam-dalam. Sebenarnya ada banyak pertanyaan di dalam lubuk hatinya. Namun ada satu hal yang harus ia tahu.

"Apa ayah berencana untuk menikah lagi?." Tanya Ify dengan satu tarikan napas.

"Menikah? Mungkin tidak." Jawab ayah cepat

L O V E ❤ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang