16 : KEMBALI DICINTAI :

3.4K 135 1
                                    

********
Hal yang paling menyakitkan adalah, sebuah situasi dimana kita merasa kembali dicintai, walau kita tak tahu berakhirnya seperti apa.
-Ocha.
********

Happy Reading♥

Aku tersenyum sambil mematut kaca, melihat penampilanku yang sungguh berbeda dari sebelumnya. Aku telah bermertamorforsis menjadi seorang Wanita yang lumayan trendi.

Bukan berarti lima tahun yang lalu aku tak trendi ya, aku cukup Trendi untuk masa Sma ku.

Berbicara tentang masa Smaku, Sahabatku Clara sudah bangun dari Komanya. Sekarang ia berada di Korea Selatan dan ia sekarang sudah meraih mimpinya untuk menjadi Idol.

Dia belum ingat apapun tentang masa lalunya, dia juga tak ingat apa keinginannya hanya bermodal sebuah buku diary yang dituliskan plannya kedepan.


Berhubung aku baru saja merampungkan operasi pembedahan pada Pasienku, aku saat ini akan pergi lagi ke Taman itu. Aku ingin membuktikan bahwa Feelingku benar benar salah.

Tak mungkin ia akan kembali setelah pergi tanpa kabar selama lima tahun terakhir.

Saat ini jam Tujuh malam dan jam kerjaku sudah selesai. Aku masih berada dirumah sakit dan ingin mengunakan Parfum untuk menghilangkan bau Anyir bekas darah yang mungkin masih bersarang ditubuhku.

Setelah kurasa sudah cukup, aku langsung berlari dan meraih tas serta Blazer putihku yang sudah kupersiapkan diatas meja kerjaku. Aku langsung berjalan menuju pintu keluar ruanganku.

Seakan bergulat dengan ego dan pikiranku, aku masih berpikir kalau Ben tidak akan datang. Kalau ia datang aku tak akan menemuinya.

Aku membencinya!

-WEDDING?-


Aku mengeratkan kedua ujung pada Blazer putih yang kugunakan. Sejenak aku menghirup nafas panjang, untuk memulai sesuatu yang baru harus butuh kesanggupan bukan?

Aku sudah sampai di Taman ini sekitar dua puluh lima menit yang lalu, namun aku masih saja bersantai ria menikmati pemandangan malam yang tak bisa kujumpai dimanapun.

"Saya disini, untuk menempati janji saya." Suara itu kembali terdengar di telingaku, sosok Cowok yang sudah bermertamorfosis menjadi seorang Pria tampan dan Gagah kini berada di depanku. Aku harap ini bukan mimpi, mengingat selama ini aku selalu mengharapkan dia kembali.

Entah berapa box tisu yang sudah ku habiskan, entah berapa liter air mata yang sudah terjatuh membasahi wajahku, aku tetap berharap ia kembali.

Aku egois, itu alasannya.
Aku bukan seorang wanita yang baik.
Aku hanya memuaskan kesenanganku saja.

Dan bodohnya aku berharap pada seseorang yang salah dan mengharapkan kembali pria yang benar benar datang mengunjungi hatiku yang kosong.

Air mataku terjatuh lagi, terjatuh untuk kesekian kalinya. Menyadari, berharap dan menyesal adalah sebuah ungkapan yang mengambarkan hatiku.

Aku tak boleh menangis!

Dengan segera aku langsung menyeka air mataku kasar, namun bayangan Ben semakin lama semakin mendekat. Membuat luka dan tangisanku berubah menjadi kencang.

Oh Tuhan, tolong katakan kepadanya dimanapun ia berada Bahwa aku merindukannya, sangat. Tolong Tuhan, jangan siksa aku dengan mendatangkan bayangannya yang sama sekali tak bisa ku gengam atau bahkan ku kejar.

Aku harus apa?

Ku harap semua cepat berakhir, kerinduanku dan juga perjodohan yang tak pernah bisa berakhir sejak enam tahun yang lalu.

"Kau tak menganggap saya?"

Jadi, sosok didepanku adalah Ben? Sekarang ia berjalan mendekat kearahku, aku sangat takut sekali.

Selangkah demi selangkah aku berjalan mundur dari tempatku saat ini, aku sangat takut.

"Untuk apa kamu kesini?" Aku sedikit menjerit saat mengatakannya, hatiku kembali berdetak dengan sangat cepat sama seperti lima tahun yang lalu.

Ben terdiam ditempatnya, Pria itu hanya memandangku penuh rasa yang tak bisa kujelaskan. Membuat perasaan aneh bercampur aduk memasuki hatiku.

"Saya ingin bertemu denganmu."

DEG!

Jantungku rasanya mau copot, menurut kedokteran ini adalah situasi dimana Jantung tidak Normal beraksi. Bukan hanya jantungku saja yang sedang tidak waras, tapi hatiku juga.

"Saya disini untuk menempati janji saya lima tahun yang lalu." Ulangnya lagi.

"Tolong jangan katakan itu, mungkin sekarang kamu tak enak dengan janji yang tak sengaja kau buat lima tahun yang lalu. Tapi Aku minta Tolong, jangan seperti ini."

Itu membuat aku merasa kembali dicintai olehmu.

Aku menghela nafas frustasi, rasanya aku benar benar kacau saat ini.

Kuputuskan untuk membalik arah tubuhku dan meninggalkan sosok Ben. Aku tak kuat melihat sosoknya lagi, hanya menimbulkan sebuah luka yang sudah aku tutup rapat rapat.

Jrebbb.....

Ben menarik pergelangan tanganku dengan cepat, merangkup wajahku dengan kedua tangan kokohnya lalu mendaratkan sebuah kecupan di bibir ranumku yang tentu membuat aku sangat terkejut dan jantungan.

Wangi Mintnya masih sama, Tingginya juga makin bertambah, dan Kadar keromantisannya semakin banyak. Oh ayolah aku tak bisa berpikir jernih sekarang.

Ben melepaskan rangkuhan tangannya, kedua tangannya ganti mengengam kedua tanganku hangat, dari matanya aku bisa melihat sebuah keseriusan disana.

"Maaf." Hanya sebuah kalimat yang terlontar dari mulutnya. Setelah lima tahun meninggalkanku dengan segala penyesalan yang bertubi tubi, ia dengan mudahnya meminta maaf padaku.

Aku diam, tak membalas ucapannya. Hatiku sudah sakit karenanya.

"Saya Minta maaf. Kalau kamu tidak berbicara, saya akan selalu meminta maaf padamu." Katanya lagi.

Tak terasa sebuah cairan bening jatuh membasahi wajahku, dengan segera aku langsung menyekanya. Aku tak mau terlihat lemah di mata Ben.

Sekarang Tangan kokoh Ben mulai menarik tubuhku kedalam dekapannya, aku menengelamkan kepalaku tepat didalam lekukan lehernya begitupun dengan dirinya. Aku bisa merasakan deru nafasnya yang hangat.

"Jangan menangis."

Hal yang paling menyakitkan adalah sebuah situasi dimana kita merasa kembali dicintai, walau kita tak tahu berakhirnya seperti apa.

Saat ini aku sedang merasakan itu. Terlebih Ben kembali memperlakukan aku seolah aku masih menjadi 'Teristimewa' didalam hatinya.

Seakan gagal berkali kali untuk lepas dari jeratan Ben, aku lagi lagi melepaskan tujuanku yang tak ingin bertemu dengannya lagi.

Entahlah,
Namun biarkan aku saat ini bahagia, bahagia dalam pelukan Ben yang sangat hangat sekali. Aku sungguh merindukannya.

-WEDDING?-
Inti yang bisa diambil adalah, ketika kita memiliki rencana untuk menjauhkan seseorang yang berada didalam hati, gak akan bisa. Sama seperti saat marah dengan kekasih, Ocha ngerasain marah yang luar biasa sama Ben. Namun setelah Pria itu kembali, ia luluh dengan Egonya yang sangat bertentangan dengan hatinya.
If you like this chapter please Vomment.
Dont be a silent readers.

XOXO

Ocha
2 Maret 2018♥

Wedding? (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang