47 : DON'T LET ME DOWN :

1K 30 0
                                    

Happy Reading♥

   "Coba dong, aa adam yang tampan mau minjam ponsel eneng geulis." Kata Adam saat kami semua sudah berada di salah satu Mobil koleksi mas Ben.

"Nggak!" Kataku sewot.

"Sekali putaran." Lanjutnya berhalusinasi.

"Setengah putaran." Sambung Kevin.

"Bersihkan sel kulit mati dan kotoran." Kata Adam lagi.

"Tar putar diwajah, bilas." Sambung Mas Ben.

Aku mengeleng pelan, mereka semua korban Iklan kecuali Farhan yang masih sibuk berkutat dengan Note Book yang berada diatas pangkuannya.

"Multivitamin." Koor mereka bertiga kompak. Aku dan Farhan sama sama mengeleng pelan. Rasanya berada didalam satu mobil bersama ketiga orang gila yang berubah menjadi sangat gila itu membuatku ikut ikutan gila dibuatnya.

"Mas berisik ih!" Protesku sambil meliriknya dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Saat ini, di mobil pajero putih kesayangannya yang di kemudikan oleh dirinya sendiri. Mas Ben sering kali mengodaku disela sela kegiatan menyetirnya.

Sedangkan ketiga pria yang lain sibuk dengan urusannya masing masing. Contohnya Adam yang sibuk nyanyi. Farhan yang sibuk mengurus pekerjaannya dan Kevin yang sibuk menghubungi sahabatku, Karin.

Aku turut senang ketika mendengar Farhan berubah menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya. Pria itu sudah mendirikan perusahaannya yang bergerak di bidang Properti. Lengkaplah sudah keempat pria setengah tampan itu dengan keahliannya masing masing.


"Mas, berapa jam lagi sih nyampe? Udah tiga jam tau." Kataku sambil mengerucutkan bibirku bak paramida. Mas Ben hanya bisa melihatku dengan gemas.

"Sebentar lagi sayang, kamu tunggu aja ya. Kalau mau tidur aja." Katanya dengan lembut sambil terus memandangi jalanan tol yang terlihat ramai sekali.

Aku mengangguk lemah, tak bisa apa apa. Kondisi tubuhku juga sudah lemas karena ingin tidur dan menyentuh kasur.

Kemarin saat Vega datang kerumah untuk memeriksa kondisiku, dengan terang terangan ia mengatakan bahwa ia tertarik dengan Farhan.

Katanya Farhan adalah sosok yang ia tunggu tunggu. Ramah, Cuek, cool dan sebagainya. Aku hanya terkekeh geli saja saat membayangkan ucapannya.

Ia juga bercerita akan hubungannya dengan Rio yang tak membaik. Saat aku bertanya apakah mereka berdua sudah pacaran atau belum, Vega hanya membalasnya dengan gelengan kepala.

Aneh sekali membayangkan salah satu sahabatku ini kebingungan dalam memilih cinta. Entahlah aku hanya bisa membiarkan Vega berjalan sendiri dengan kemauannya.

"Kabar gembira, untuk kita semua. Kini Big Boss. Sudah tidur wahai permisa." Sayup sayup aku masih bisa mendengar suara nyempreng Adam menganggu diriku yang sudah nyaris tertidur. Dengan gerakan super cepat aku langsung membuka kedua mataku dan mengandah kearahnya.

"Maaf big boss." Kata Adam memamerkan deretan gigi putihnya kearahku. Aku memutar kedua bola mataku, kesal.

Seandainya aku punya kantong ajaib Doraemon, aku akan mengambil cairan pembeku untuk kuberikan kepada Adam yang berisiknya mengalahkan kaleng kosong.

"Dam, udah dam. Istriku mau tidur, jangan diganggu." Kata Mas Ben penuh perhatian, aku jadi malu dibuatnya.

Sebelum memutar tubuhku ke tempat semula, aku menyempatkan untuk menjulurkan lidahku kearah Adam, berusaha meledeknya hidup hidup. Tampak dia sudah nggak meresponku lagi.

"Ben, cewek yang waktu itu di supermarket yang ngakunya temenmu si pramugari. Cakep juga. Boleh tuh minta nomernya." Kata Adam yang sungguh bisa kutebak langsung siapa gerangan.

Siapa lagi kalau bukan Camila. Walaupun sudah lama nggak terdengar namanya di telingaku. Aku masih bisa ingat benar sosok wanita penganggu itu.

"Nanti kau minta aja. Dia juga bakal ke Bandung kok." Kata Mas Ben menjelaskan.

Kedua mataku berubah menjadi kilatan cahaya saat mendengar mas Ben mengatakan itu. Disisi lain aku nggak rela dan nggak iklas jika Suamiku itu beremu dengan orang semacam Camila itu lagi.

"Ngapain dia?" Tanyaku dingin. Wajahku langsung berubah datar seratus delapan puluh derajat dan hanya memandang jalanan yang mulai padat itu.

"Kevin nggak ikut ikutan loh ya." Kata Kevin sambil mengangkat kedua tangannya ke atas. Aku bisa melihatnya dengan jelas lewat spion atas mobil.

"Akhirnya Ocha berubah jadi kucing garong lagi." Kata Farhan tiba tiba yang menambah kesan horor Mas Ben dan Adam terhadapku.

"Yeay, nanti malam Ben nggak dapet jatah!" Teriak Kevin antusias.

Plis deh jangan bahas bahas tentang jatah jatahan. Aku malas membahas itu semua.

Kulirik. Wajah Mas Ben berubah menjadi pucat pasi. Ucapan Kevin memang benar. Namun sejak aku tahu berita kehamilanku itu, aku memutuskan untuk tidak berhubungan badan dulu dengannya. Untuk keselamatan anakku.

"Tidur diluar! Nggak dapet jatah. Kasihan deh Mas Ben." Ledek Adam tidak tahu diri.

Tadinya aku ingin tertawa karena perubahan wajahnya yang sangat lucu, namun segera kuurungkan lagi. Aku hanya ingin bersabar saja. Mas Ben tidak salah, yang salah hanyalah penggoda yang mau merusak kehidupan rumah tangga kami.

Kuputuskan untuk beristirahat sejenak. Tak bisa dipungkiri tubuhku sudah kaku karena merindukan kasur, dan merindukan pekerjaanku.

-WEDDING?-
Tiple Up yeay.
Sumpah pasti ada banyak Typo banget deh. Maaf ya nggak nyambung, lagi pusing banget nih hahaha.
If you like this story please Vomment.
Dont be a silent readers.

XOXO,

Ocha
3 April 2018

Wedding? (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang