Happy Reading♥Keesokan harinya, Clara menginap di rumahku. Kebetulan sekali anggota keluargaku semuanya pada keluar kota, hanya ada aku, Clara dan juga para pekerja dirumahku.
Aku bisa melihat kesedihan Clara yang begitu besar, kami sudah bersahabat sejak masuk Sma sampai sekarang. Entah beberapa bulan lagi kami akan lulus.
"Cla, Gue kira Geren cowok yang cocok buat gue sukai. Tapi dia berengsek banget, dia gak punya hati." Clara menangis tersedu sedu, membuat aku tak tega.
Aku memeluk erat tubuh sahabatku yang tampak rapuh itu, "Udah Cla, semua bakal baik baik saja." Kataku.
Saat ini kami berdua sedang berada di kamarku yang sepi. Aku sengaja memilih warna dasar peach untuk kamarku karena aku sedikit feminim.
"Gue cinta banget sama Geren tapi dia gak pernah ngangep gue Cha. Gue capek, orang tua gue juga terus terusan ngusir gue dari rumah apalagi nyokap gue." Clara tambah menangis kencang saat ini. Aku yang mendengarnya juga ikut ikutan menangis.
"Gue juga capek Cla kalo dipikir pikir, dijodohin terus terusan sama bokap gue itu gak enak. Gue gak bisa ngerasain apa itu cinta." Aku mulai terisak pelan. Aku sebenarnya tak mau menangis tapi apa daya aku sudah menangis.
"Semua orang punya masalahnya masing masing ya Cha. Tergantung kita ngehadepinnya gimana. Tapi gue yakin semua bakal baik baik aja." Sekarang aku dan Clara malah beradu menangis, aku memang tak bisa menangis dan tak mau juga. Karena saat aku sudah menangis tak akan pernah bisa berhenti menangis, itu membuat dadaku semakin terasa sesak.
"Makasih ya udah mau jadi sahabat gue." Kataku tulus. Clara mengangguk pelan.
"Please kok kita jadi nangis begini, udah kaya di Drama korea." Lanjut Clara ngarang. Aku hanya bisa mengeleng pelan, kadang sahabatku ini sedikit tak waras dan suka sekali melantur yang tidak tidak.
"Mau lanjut kuliah dimana?" Tanyaku menyeka air mataku kasar. Dia terkekeh garing.
"Sastra korea, trus gue bakal ambil Desainer di Korea." Aku mengangguk mengerti. Sahabatku yang satu ini memang K-Pop Addict sekali.
"Sukses ya!" Ucapku menepuk bahunya pelan.
"Cha." Panggil Clara tiba tiba. Aku mengangguk pelan membalas pangilannya.
"Kayaknya ada yang suka sama lo deh." Lanjutnya lagi yang membuat aku menaikan salah satu alisku yang tak terlalu tebal.
"Alvero ya?" Tanyaku percaya diri. Kalau bukan cowok yang kusukai sejak kelas 10 itu, lantas siapa lagi?
Sialnya Clara mengeleng cepat, "Ben."
OH MY GOD!!! Gak mungkin banget Cowok nyebelin itu suka sama aku. Tiap kita berdua bertemu saja pasti saling berdebat tak penting. Dan bodohnya aku yang menjawab dan menjabani semua omong kosong Cowok itu.
"Gak apa apa Cha, Ben baik walaupun dia bukan ketua osis kayak Alvero dia Ketua Basket, anak komunitas, Anak orang kaya, Pintar dan Cool." Jelas Clara yang membuatku tak berminat.
Aku memutar kedua bola mataku kesal."Hanya saja dia harus bersekolah etika. Etikanya jongkok!" Celetukku kesal. Namun Clara malah bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding? (REVISI)
RomanceKetika Cinta, Keluarga dan mimpi berada dalam sebuah pilihan yang sulit Sebenarnya apa itu cinta? Kalau tujuannya hanya membuat jera? -Ocha Aku gasuka debat. Aku sukanya kamu, jadi tolong jangan diperdebatkan. Dan jangan memaksaku untuk berhenti me...