Happy Reading♥
Perutku kembali mendemo minta diisi, setelah mencium bau harum dari arah luar kamarku. Oh God, saat ini jam sudah menunjukan pukul Dua belas siang, dan aku sudah tertidur dua jam.
Perlahan aku mulai menurunkan kedua kaki jejangku kelantai. Berjalan dengan langkah gontai kearah Dapur. Tampak Mas Ben dan ketiga serdadunya yang jarang kulihat sedang bergulat di dapur dengan wajah yang amburadul.
"Eh Big Boss disini. Apa kabs mamud!" Teriakan nyaring Kevin mulai menggema keseluruh ruangan, membuat semua temannya menatap kearahku dengan tatapan horor.
"Berisik deh Kev." Kataku dengan suara serak khas bangun tidur.
Cowok yang merupakan sahabat karib suamiku itu tampak terkekeh pelan.
"Dimana Karin?" Tanyaku seakan ingat dengan sosok sahabatku yang katanya sih dekat dengan Kevin ini. Aku sudah lama tidak mendengar kabar ke empat sahabatku -ralat- hanya tiga.
"Dirumah, oh iya Big Boss, jangan lupa dateng ya ke pernikahanku dan Karin." Katanya sambil memberikan sebuah kode sandi morse yang tentu gak bisa kupahami.
Kedua bola mataku refleks membulat sempurna, saat menyadari sesuatu hal. Tak jauh dari berita pernikahan sahabatku itu.
"Kok bisa, bagaimana kalian bisa menikah terburu buru ini?" Tanyaku membabi buta. Dia mulai mengangkat kedua tangannya keudara.
"Sans - sans. Bukannya Karin udah sering Japri sama Big boss tapi gak pernah di balas ya?" Tanya Kevin dengan nada sok serius. Aku terbawa suasana.
"Oh dia Pc. Jangan jangan ke nomer lama?" Aku masih tak yakin dengan sahabatku itu. Bukannya dia sudah tahu kontak baruku ya.
"Iya kayaknya. Ponselmu ganti lagi?" Tanya Kevin bingung. Aku mengangguk pelan.
"Udah ganti sebelum pernikahan itu. Ponselnya kecebur kolam renang." Jelasku dengan nada yang tak kalah seriusnya dengan Kevin.
Kevin membeku. Apalagi aku.
"Ayo anak anak, makan siang sudah selesai." Teriakan nyempreng khas Adam mulai membuat gendang telingaku hampir rusak. Pria gitar yang bermertamorfosa menjadi sosok gitaris terkenal itu tak berubah banyak tak seperti Farhan yang semakin mantap untuk serius berkarir.
"Iam not your child." Kata Kevin sewot.
"Kau tak mau makan? Yasudah aku saja yang makan." Kata Adam sambil membawa sebuah piring kaca dengan wajah yang ingin kukutuk ribuan kali kalau melihatnya.
Aku berjalan kearah sofa peach kesayanganku, mendudukan diriku diatasnya. Kedatangan tiga orang gila dirumah ini membuat pikiranku hancur berkeping keping. Aku tak akan pernah lupa bagaimana keempat sahabat karib ini menghancurkan sekolahku dulu.
"Sayang kamu nggak makan?" Tanya Mas Ben yang baru saja kelihatan batang hidungnya.
Aku tersenyum tipis sambil menatap layar televisi dengan tak berminat. "Nanti aja Mas, Aku mau nonton Doraemon." Kataku mencari keberadaan remote tv.
Saluran yang sedang kutonton sedang menampilkan berita Bola, aku tidak pernah suka Bola. Aku suka kartun, itu sebabnya aku akan menganti Saluran tv ini.
"Aku ambilin ya sayang." Kata Mas Ben sebelum pria itu menghilang seperti jin tomang.
Aku menekan salah satu tombol kecil yang sukses menganti saluran bola ke saluran anak anak yang kebetulan lagi menampilkan kartun Doraemon kesayanganku.
Tiba tiba sesosok makluk hidup duduk tepat disampingku. Kemudian aku langsung merasakan hawa hawa tidak enak dari sampingku itu.
"Makan ya, aku udah nyiapin ini loh cape cape. Temen temen aku nggak ada yang bantu. Aku sedih kalau kamu nggak mau makan." Ucap Mas Ben sambil menatapku lekat. Aku mengeleng dengan cepat.
"Nanti saja mas, aku mau menonton dulu."
"Mas suapin deh?" tawar Mas Ben lagi. Aku tampak menimang nimang ucapannya.
"Ngg- yaudah deh mas." Kataku sambil membuka mulut. Mas Ben tampak menyuapiku dengan sangat telaten. Aku jadi teringat bagaimana mama dulu menyuapiku saat kecil.
"Enak gak?" Tanya Mas Ben sambil menyodorkanku segelas penuh air putih. Aku meminumnya dengan sukarela, kebetulan aku sedang haus sekali.
"Enak banget mas, aku suka."
"Mas baru sadar waktu ngebersihin Dapur, Kamu nggak pernah minum susu ibu hamil ya?" Kata Mas Ben yang sukses membuat aku membeku ditempat.
Ayolah, aku nggak suka susu bubuk seperti itu.
"Iya mas aku nggak pernah beli. Males." Kataku tak berbohong.
Dia menatapku dengan tatapan curiga, "Bukan kamu yang males kan? Tapi kamu yang gak suka susu bubuk?" Tanya Mas Ben lagi.
Aku mengangguk lemas. "Kok mas tau sih? Mas cenayang ya? Atau mata mata aku?" Tanyaku bingung karena dia selalu hampir tahu segalanya tentangku.
"Mas nggak punya kemampuan seperti cenayang. Mas cuma suami kamu yang pengen tahu segala keinginan dan keengak sukaan kamu." Jelas nya yang membuatku mengangguk mengerti sebelum memeluk tubuh kekarnya yang terasa pas didalam pelukanku.
"Mas, aku mencintaimu." Lirihku pelan.
Dia terkekeh pelan, "Mas juga cinta sama kamu."
"Seusai makan siang ini, kita packing ya mas mau ngajak kamu kesuatu tempat. Kamu pasti suka." Kata Mas Ben yang langsung membuat mataku berbinar senang.
"Kemana Mas, kemana?" Tanyaku penasaran. Dia terkekeh pelan.
"Honey Moon. Dua hari di Bandung, Empat hari kita ke Jepang, sisanya kita bakal ke Bali ramai ramai." Jelas Mas Ben yang membuat aku mengangguk senang.
Tunggu dulu.
"Ramai ramai sama siapa Mas?" Tanyaku bingung. Kemudian Mas Ben mulai menunjuk ketiga temannya dengan dagunya.
"Mereka mas? Itu namanya bukan Honey Moon mas, tapi rekreasi, Family gathering!" Tukasku cepat.
Mas Ben tertawa pelan mendengar cepotehanku.
"Maaf maaf. Mas juga nggak mau ngajak mereka berhubung mereka maksa, mas bisa apa." Kata Mas Ben tersenyum ramah.
"Nanti Dokter Vega mau kesini. Memeriksa kandunganmu, kalau kandungan kamu lemah dan tidak bisa diajak terbang. Kita tunda dulu sampai kandungan kamu baik baik saja ya sayang?" Jelas Mas Ben yang membuat aku kembali senang.
Semoga Kamu baik baik saja ya calon anakku.
"Woi, romantis romantisan mulu dasar pasutri baru." Celetuk Adam sambil membawa sekresek penuh susu cair ibu hamil.
"Itu apa Dam?" Tanyaku bingung.
"Ini susu buat kamu lah, masa buat aku. Mas Ben yang beliin tuh." Kata Adam sambil menaruh kresek mini market itu diatas meja depanku.
"Diminum ya, rasa stroberi kok ini." Lirih Mas Ben sambil bersiap menyuapiku lagi.
OH MY GOD!
-WEDDING?-
Akhirnya Double Up juga^^
Sedih banget deh, lapak ini sepi sekali:(
Ngga ada yang komen lagi. Apa membosankan ya cerita ini?
If you like this chapter please vomment.
Don't be a silent readers.XOXO,
Ocha
3 April 2018
Dont be a silent readers.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding? (REVISI)
RomanceKetika Cinta, Keluarga dan mimpi berada dalam sebuah pilihan yang sulit Sebenarnya apa itu cinta? Kalau tujuannya hanya membuat jera? -Ocha Aku gasuka debat. Aku sukanya kamu, jadi tolong jangan diperdebatkan. Dan jangan memaksaku untuk berhenti me...