Fiks aku buat chapter ini pas lagi nonton Danur 2 yang seremnya gak maen maen, sampe merinding 1 studio hahaha.
Okelah Happy Reading!
"Mas - Mas - Mas! Mas ngajak penyihir ya buat ikut jalan jalan sama kita? Sebenernya mas ini ngajak Honney Moon atau Familly Gathering sih?!" Omelku saat kami berdua sudah sampai di salah satu hotel yang terletak di salah satu sisi kota Bandung.
Mas Ben mengeleng pelan, sudah persis seperti anak yang habis dianiaya oleh ibunya. Kalau saat ini yang lebih tepatnya, suami Tampan takut istri.
"Trus kamu maunya gimana sayang?" Tanya Mas Ben penuh pengertian.
"Maunya jalan jalan berdua doang mas. Masa Honney moon kamu ajak orang orang sekampung mas." Cerocosku lagi.
Mas Ben tampak frustasi, bisa kulihat dari wajahnya yang sudah tampak lelah.
"Yasudah mau kamu gimana sayang?" Tanyanya penuh kelembutan melebihi kapas.
"Kalo kamu cape, tidur aja. Nanti malam bisa jalan jalan kok." Kataku yang pada akhirnya nggak tega melihat sosok Mas Ben yang sudah menguap beberapa juta kali.
Dia tersenyum teduh, senyumannya melebihi semua lagu enak milik Payung Teduh, kesukaanku. Namun tak tahu kenapa, aku sedang ingin bertengkar dengannya sampai menang.
"Mas, Kepalaku pusing banget kenapa ini?" Tanyaku dengan mata yang mulai berkunang kunang. Tanpa menunggu lama lagi, Mas Ben yang semula berada di atas ranjang dan ingin membawa dirinya kedalam mimpi, mendadak mengendong diriku yang berdiri didepan tv ala bridal keatas ranjang berukuran besar.
"Kamu tidur ya, jangan protes mulu. Mas tidur dulu." Ucapnya.
Setelah berbicara itu, Mas Ben langsung mengunci tubuhku dengan kedua tangan dan kedua kakinya. Sumpah deh, saat ini aku nggak bisa nafas sama sekali.
Dari jarak yang sangat dekat dan sudah sangat sering, aku lagi lagi bisa mencium wangi Mint khas Mas Ben dari jaman kami berdua Sma. Aku memang menyukainya sampai sekarang, namun saat ini rasa mualku mendadak bertambah karena mencium wangi parfumnya yang, Ummm menjadi tak enak.
Untung saja Mas Ben sudah hampir tidur, karena tak mau membuang kesempatan berharga, aku langsung memutuskan pelukannya sepihak dan berjalan dengan langkah gontai kesarah toilet.
Memuntahkan angin dan cairan bening saja. Itu membuang tenaga lho di Trisemester pertama kehamilan ini.
Tiba tiba aku merasakan sebuah tangan mulai mengusap tengkuk pelan. Aku bisa tahu, siapa yang mengusap tengkukku itu. Kalau bukan Mas Ben. Siapa lagi.
"Nggak papa?" tanya Mas Ben penuh kehangatan. Aku mengangguk pelan.
Rasa mual itu timbul lagi terlebih saat mencium bau parfum Mas Ben yang baunya mendadak sangat memabukan.
"Mas, malam ini kamu tidur di kamar Kevin aja ya." Ucapku disusul gelengan cepat darinya.
-WEDDING?-
I just wanna Rolly Rolly Rolly with a dab of ranch
I already got some designer to hold up my pants
I just want some ice on my wrist so I look better when I dance
Have you lookin' at it, put you in a trance
I just wanna Rolly Rolly Rolly with a dab of ranch
I already got some designer to hold up my pants
I just want some ice on my wrist so I look better when I dance
Have you lookin' at it, put you in a trance
Yeah yeah yeah
All I ever wanted was a Rolly Rolly
All I ever wanted was a Rolly Rolly
Cooler than a snow man with the ice all on me
Now your chick all on me, now your chick all on me (she all on me)Mendengarkan lagu tersebut, tubuhku refleks menari nari pelan. Persetan dengan semua pasang mata yang menatapku bingung.
My Rolly don't tick tock, it just glide
Keep staring at it and you might go blind
I be movin' clean, I don't even try."Itu kak. Istri kesayangannya!" sayup sayup aku masih bisa mendengar suara penyihir bertubuh tinggi.
Aku mengandah kearah asal suara, walaupun saat ini penerangan club yang sedang ku kunjungi sangat remang remang, aku masih bisa melihat dengan jelas wajah mereka berdua.
Mas Ben dengan wajah marahnya dan Camila dengan wajah kemenangannya.
"Pulang." perintah mas Ben dengan wajah yang memerahnya.
Saat ini waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam, itu tandanya sudah dua jam aku berada di Klub yang berjarak sedikit dekat dari hotel tempatku singgahi.
Aku hanya mampir untuk menari, bukan untuk mabuk. Bukan aku banget.
"Nggak mau." Kataku yang dihadiahi tatapan mematikan dari Mas Ben.
Suruh siapa dari tadi ia sibuk dengan Camila, malahan tak peduli akan kehadiranku.
"Ayo Pulang." Ucapnya lagi.
"Aku nggak mau Ben." Ucapku keceplosan.
Tak perlu waktu lama, Mas Ben langsung saja membawaku kedalam gendongan ala bridalnya yang sering kali ia lakukan kepadaku.
Aku lagi lagi meronta dilepaskan, namun dengan cepat bibir mas Ben membungkam bibirku.
Aku membatu, dia sialan.
-WEDDING?-
VOMMENTTTTT....OCHA
7 April 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding? (REVISI)
RomanceKetika Cinta, Keluarga dan mimpi berada dalam sebuah pilihan yang sulit Sebenarnya apa itu cinta? Kalau tujuannya hanya membuat jera? -Ocha Aku gasuka debat. Aku sukanya kamu, jadi tolong jangan diperdebatkan. Dan jangan memaksaku untuk berhenti me...