.
Happy Reading✔
Hari ini, adalah hari yang siswa angkatan 12 tunggu tunggu. Perkemahan dua hari satu malam yang tentu membuat para siswa siswi bersorak sorak antusias menjelang ujian yang akan datang -Kecuali denganku.
Mungkin semua orang yang berada didekatku tahu kalau aku sedang patah hati tingkat internasional saat ini. Itu sebabnya aku sedang tidak ingin di ganggu saat ini.
Sudah dua tahun hampir tiga tahun aku menyukai Alvero. Namun ternyata cowok itu memendam perasaan yang lebih untuk Airin sahabatku, dan Airin dari dahulu menyukai Ben, Calon tunanganku yang tak akan pernah ku sukai. Lantas Ben akan memilih siapa?
Argh, aku bisa gila. Sepertinya kisah cintaku tak akan pernah berujung jika seperti ini. Intinya aku sangat menyayanginya melebihi apapun.
"DAH NGOPI LOM!" Tanya Ben yang datang tiba tiba membawakan dua gelas plastik kopi lalu menyodorkan salah satunya kearahku. Aku mengeleng cepat kearahnya.
"Gasuka kopi." Kataku menolak halus.
Dia terkekeh, "Gasuka kopi tapi minumnya Starbucks." Jawabnya tepat sekali.
Aku memang suka kopi semacam Starbucks, J.Co, dan lainnya namun untuk sekarang tampaknya aku sedang menjauhi meminum kopi.
Aku tipikal orang yang susah tidur jika meminum kopi, itu sebabnya aku tak mau diacara perkemahan terakhir ini aku tak bisa tidur dan keesokan harinya aku bakal menjadi pengantuk yang berat.
"Yaudah gue abisin, bilang makasih kek, maaf kek, apa kek apa." Gumamnya kesal sambil mendudukan dirinya di kursi sampingku.
Aku hanya terdiam tak minat, detik berikutnya aku kembali bete karena mengantuk. Namun saat ini kami semua belum sampai di tempat perkemahan yang akan kami tempati. Saat ini aku sedang duduk duduk cantik disebuah bangku bagian tengah, Bus yang kami naiki. Seharusnya aku duduk bersama Airin, namun Airin sudah terlebih dahulu duduk bersama Alvero jadinya mau tak mau aku duduk sendiri.
Disebelahku ada Ben yang selalu ngelontang ngelantung gak jelas, cowok itu sudah menghabiskan Dua gelas Kopi yang semula penuh didalamnya, tak lupa ia memberikanku sebuah cengiran yang membuatku hanya cengo.
"Apasih!" Ketusku. Sedetik kemudian aku bisa melihat Para serdadu serdadu yang selalu bersama Ben siapa lagi kalau bukan Kevin, Adam yang suka membawa gitar, Dan Farhan yang sedikit waras.
Adam dan Farhan adalah anak kelas Xii- 5, Karena letak kelas mereka berdua agak jauh dari kelas kami, itu sebabnya Ben jarang bermain dengannya kecuali saat bel istirahat.
"Hey. Kamu," Tiba tiba Adam mengeluarkan suara falsnya. Aku hanya bisa menutup telinga erat erat, tak ingin mendengar suaranya yang mengelegar, namun reaksi yang diberikan Ben hanyalah menahan tawanya.
Sepertinya perjalanan Perkemahanku tak akan berjalan mulus.
"Ni Anak ngapa yah. Nianak ngapa yah!" Lagi lagi suara nyempreng Adam membuatku ingin turun dari Bus saat ini juga. Oh tidak tidak aku punya cara lain.
Aku mengambil earphone kesayanganku yang berwarna Pink dari dalam slingbag putih yang kubawa. Menghubungkannya pada ponselku lalu memasangkannya kepada dua telingaku. Selesai. Kini aku bisa menikmati acara tidur siangku yang berharga.
-WEDDING?-
Aku bangun dari tidurku saat aku merasakan bahwa posisi tidurku salah. Saat itu pula aku melihat Ben yang berada disampingku sedang membaca sebuah artikel di Ponsel hitam miliknya. Aku juga baru sadar kalau posisi tidurku adalah bersandar pada pundaknya, namun bagian badanku yang lain sudah tak berbentuk lagi. Jelas aku salah tidur."Sudah bangun?" Tanyanya dengan posisi yang sama. Aku hanya bisa menarik tubuhku dari pundaknya cepat.
"Gak bisa liat." Jawabku ketus dengan suara serak seperti habis bangun tidur, dia terkekeh pelan. Sudah tak waras.
"Lain kali kalau mau naik Bus bawa bantal leher." Katanya. Aku memutar bola mataku kesal, dia siapasih mengapa mengatur hidupku terus?
"Kayak lo bawa aja." Kataku sedikit meremehkannya.
"Gue bawa dua. Di tas, mau minjem?" Katanya mematikan ponselnya lalu menaruhnya kedalam kantong celananya.
"Bawa dua? Buat siapa?" Aku heran sekali dengannya.
Dia tak mengubris ucapanku, cowok itu malah menunduk kearah lantai bus lalu mengambil dua buah bantal leher dari dalam ranselnya yang berwarna biru tua. Menyodorkan Sebuah Bantal leher berwarna merah muda kearahku, aku menatapnya tak percaya.
Dia memiliki boneka kepala bergambar kuda poni? Sangat tak bisa dipercaya!
"Gue baru beli kok, tenang gak ada virus udah gue delete semua virusnya." Katanya sambil mengunakan bantal leher lalu menengelamkan kepalanya pada bantal tersebut.
Mulai lagi kan Ben yang versi Gendengnya. Aku tak mau ambil pusing, aku memakai bantal leher pemberian Ben dan ikut ikutan bersandar ketempat dudukku mencari posisi nyaman.Aku melihat pemandangan sebelah kananku, dimana aku bisa melihat mobil mobil yang berlalu lalang, pemandangan pemandangan ibu Kota yang jauh lebih menarik dibandingkan sebelumnya karena aku jadi bisa bersantai.
Sejenak aku melirik kearah Ben yang sepertinya sudah tertidur pulas. Tiba tiba aku teringat tentang Earphone yang tadi sempat kugunakan, dimanakah earphone itu?
Aku mencari kesekelilingku, tak ada. Mungkin terjatuh, tapi tadi aku tidak menemukannya. Pandanganku terfokus pada sling bag putih yang duduk manis ditengah tengah kursiku dan Ben. Disitu rupanya!
Dengan segera aku langsung mengunakan earphone kesayanganku dan kembali menyetel lagu favoritku untuk menemani perjalananku saat ini.
-WEDDING?-
Duh maaf banget ini Upnya sedikit, lagi lagi gak ada ide buat part mereka semasa sma.
Namun berhubung Chap mereka sewaktu Sma hanya sampai Chap 12/ 15 aku bakal ngebut buatnya.
Jadi ada yang udah baca Prolog yang terbaru? Ada yang penasaran? Kalo pada penasaran kenapa mereka, aku jadi senang yay.
Terimakasih 100 Juta Viewers ya semuanya^^
Gak nyangka dari 0 View jadi 100K View.
Semoga rank dan Viewers w? Bakal ningkat terus ya aminnn.
Bytheway besok tanggal satu loh... Cuma ngingetin doang si hahaha
If you like this chapter please vomment
Dont be Silent readers!!!XOXO
Ocha♥
28Feb2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding? (REVISI)
RomantizmKetika Cinta, Keluarga dan mimpi berada dalam sebuah pilihan yang sulit Sebenarnya apa itu cinta? Kalau tujuannya hanya membuat jera? -Ocha Aku gasuka debat. Aku sukanya kamu, jadi tolong jangan diperdebatkan. Dan jangan memaksaku untuk berhenti me...