44 : 44 :

1.1K 38 1
                                    

Happy Reading♥
Ada yang masih bangun?

  Mas Ben selalu punya cara unik buat bikin aku awet muda. Dia lucu, selalu menghiburku walaupun lawakannya gak selalu lucu.

Andai aku bisa memutar waktu, aku ingin sekali mengubah pandanganku terhadap Ben. Dulu aku sempat tidak suka dengan sifatnya yang menurutku semena mena yang konon katanya adalah caranya melakukan pendekatan konyol padaku.

Aneh ya!

"Kamu nggak bulan madu Cha?" Tanya Papa dengan nada yang meledekku. Aku rindu dengan sifat jail papa yang selalu meledekku dulu, sebelum aku duduk di bangku Sma tepatnya.

"Kerjaan masih banyak Pa." Kataku.

Aku lupa, karena kesiangan aku jadi bolos bekerja. Ngalamat ini, gajiku dipotong.

"Cuti hamil aja," Kata Dad Edward sambil mengupas rambutan yang sempat kubeli tadi pagi bersama Mas Ben di tukang sayur depan komplek.

Kami berdua kedepan komplek naik motor. Mas Ben yang bawa, aku yang duduk di jok belakang sambil komplain ini itu.

Lagian Mas Ben itu aneh, istrinya gak bisa bawa motor tapi dibeliin motor. Katanya biar aku punya nyali tinggi plus nyawa dua. Ada ada aja ya.

"Gak bisa segampang itu Dad, lagian kalo cuti Hamil itu satu bulan mendekati hari persalinan." Kataku dengan pengalaman pengalaman Dokter yang di Bekerja denganku memutuskan untuk Cuti Hamil.

Kamu mau tau bagaimana papaku? Beliau hanya mangguk mangguk saja sambil menghabiskan ketoprak miliknya yang juga ku beli bersama Mas Ben.

Cairo, Gio, Axzeria dan Key malah kompak memakan Nasi Goreng sosis telur buatan Mas Ben.

Aku ingat, dulu aku pernah berkata pada sahabat sahabatku kalau aku mengincar calon suami yang pintar memasak, karena pada waktu itu aku sama sekali nggak bisa masak. Ternyata Tuhan mengabulkan permintaan anehku itu.

"Kamu nggak mau makan?" Tanya Mas Ben sambil menenteng kresek hitam belanjaan kami tadi. Aku mengeleng pelan, lagi pula aku juga nggak berminat.

"Ben, Kamu tadi beli ayam nggak?" Tanya Mama sembari menenguk air putih.

"Beli ma, ini mau Ben cuci." Jawab Mas Ben sambil mengangkat sebelah alisnya kepadaku, berusaha menggodaku ternyata.

"Sana kamu bantuin. Masa Suami yang udah cape kerja kamu suruh nyuci ayam lagi." Perintah mama sambil menatapku sengit. Mamaku memang seperti itu.

"Gak papa kali jeng, lagian Ocha juga lagi hamil. Jangan kecapean dulu." Balas Mom Elicia sambil menepuk pundakku pelan. Mom Elicia duduk disebelahku, sedangkan kedua orang tuaku duduk disebrangku.

"Lagian Ocha juga gak bisa masak ayam gitu, nanti malah gosong. Padahal Papa mau minta dibuatkan ayam geprek." Tukas Papa yang fokusannya masih kepada ketopraknya.

"Aku bisanya buat sambel doang pa, papa mau?" Tanyaku. Dia menggeleng.

"Masa Papamu kamu beri makan sambel doang. Aneh." Katanya.

"Yaudah, Aku mau ke dapur sama Mas Ben. Yang masak Ayamnya dia, yang buat sambelnya aku. Ayo mas." Kataku sambil bangkit dari tempatku saat ini, disusul Mas Ben yang tersenyum manis kepadaku.

"Gak usah senyum senyum gitu sih," Bisikku kepadanya. Dia mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa."

Wedding? (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang